Thursday 20 October 2011

Makalah Supervisi Pendidikan

PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM PENGELOLAAN SEKOLAH


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejarah telah mencatat bahwa bangsa Indonesia telah merdeka lebih dari enam puluh tahun. Cita-cita kemerdekaan yang digagas oleh para pendiri bangsa (founding fathers) menjadi tanggung jawab kita untuk melanjutkan tonggak-tonggak perjuangan pergerakan nasional tersebut[1], termasuk dalam bidang pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu alasan Negara
didirikan, dan hal tersebut telah tertera dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Tetapi pada kenyataannya, jika kita menilik pendidikan yang telah berjalan di Indonesia, sungguh masih banyak sekali kekurangan sehingga kita harus melakukan perombakan berbagai system pendidikan, mulai dari cara pandang yang dipakai (paradigma), dari model atau metode pembelajaran, penekanan tujuan pendidikan, dan masih banyak hal lainnya. Lebih- lebih, pendidikan di Indonesia selama ini masih dibayang-bayangi oleh kepentingan untuk mempertahankan status quo sebagaimana yang terjadi pada masa orde baru. Itulah mengapa pendidikan kita belum bisa menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, tetapi malah menciptakan manusia- manusia yang selalu tunduk dan tidak kritis terhadap system kekuasaan yang menindas.[2]
Dari hal tersebut, proses berjalannya suatu pendidikan pun tidak akan lepas dari dukungan supervisi atau pengawasan yang akan mengontrol jalannya proses pendidikan terebut.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis memberikan sedikit pengetahuan tentang supervisi pendidikan.
B.     Rumusan Masalah
1. Apa supervisi pendidikan itu?
2. Apa prinsip dan karakteristik dari supervisi pendidikan?
3. Apa tujuan, fungsi, dan peranan dari supervisi pendidikan?
4. Apa saja tehnik supervisi pendidikan?
5. Apa kendala dari supervisi?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan. Pembinaan yang dimaksud adalah berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu pembelajaran pada khususnya.
Ciri- ciri supervisi:
1.      Research: meneliti bagaimana situasi sekolah yang sebenarnya. Dalam proses penelitian ilmiah, ditentukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Merumuskan problema yang akan diteliti.
b.      Mengumpulkan data tentang problema itu.
c.       Mengolah data.
d.      Penyimpulan hasil penelitian.
2.      Evaluation, yaitu penilaian.
Hasil penelitian itu dinilai bersama, secara kooperatif di antara supervisor dan yang disupervisi, yaitu:
a.       Bersama-sama mencari aspek-aspek positif (kebaikan- keaikan, kemajuan- kemajuan) yang telah dicapai.
b.      Bersama-sama meninjau aspek-aspek negative (kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan, atau hambatan-hambatan) yang masih ada.
c.       Bersama-sama menganalisa sebab-sebab masih adanya kekurangan-kekurangan atau hambatan-hambatan yang dialami.
3.      Improvement, yaitu mengadakan perbaikan.
Baik supervisor maupun yang disupervisi:
a.       Bersama-sama mengikhtiarkan cara-cara untuk mengatasi kekurangan-kekurangan atau hambatan-hambatan yang dialami.
b.      Bersam-sama mencari jalan mempertahankan yang sudah baik, bahkan mengingatkannya agar lebih baik.
4.      Assistance, yaitu memberikan bantuan dan bimbingan (guidance) dan penyuluhan (counseling). Atas kesadaran tugas dan tanggung jawabnya, supervisor:
a.       Menyediakan waktu dan tenaganya untuk membantu mengadakan perbaikan-perbaikan.
b.      Mengikhtiarkan sumber-sumber, baik sumber-sumber material maupun personil serta menunjukkan jalan ke arah perbaikan.
c.       Memberikan bimbingan (guidance) dan penyuluhan (counseling) ke arah perbaikan situasi.
5.      Cooperation, yaitu kerja sama, gotong royong secara kekeluargaan antara supervisor dan supervise (orang yang disupervisi) dan di antara para yang disupervisi ke arah perbaikan situasi.
Dari ciri-ciri tersebut, Luk-luk Nur Mufidah menyimpulkan bahwa supervisi pendidikan adalah semua usaha yang sifatnya membantu guru atau melayani guru agar ia dapat memperbaiki, mengembangkan, dan bahkan meningkatkan pengajarannya, serta dapat pula menyediakan kondisi belajar murid yang efektif dan efisien demi pertumbuhan jabatannya untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan.[3]
Terdapat beberapa alasan mengapa supervisi diperlukan, antara lain:
1)      Hakekat manusia: potensi manusiawi guru yang memiliki kekuatan dan kelemahan.
2)      Sisi terbuka dan tertutup diri guru.
3)      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4)      Keterikatan guru dengan pekerjaannya.
5)      Tuntutan pengembangan professional.
6)      Pengembangan staf, kualitas SDM, dan pembinaan professional.
7)      Teori-teori perilaku organisasi.

B. Prinsip dan Karakteristik Supervisi Pendidikan
1. Prinsip Supervisi Pendidikan
Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi di mana guru merasa aman dan merasa diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu, supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data dan fakta yang objektif. Dengan demikian, maka prinsip supervisi yang dilaksanakan adalah (Sahertian: 2000: 19):
a.       Prinsip Ilmiah (scientific)
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a)      Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
b)      Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, wawancara, dan lain sebagainya.
c)      Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana, dan kontinu.
b.      Prinsip Demokratis
Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan tetapi berdasarkan rasa kesejawatan.
c.       Prinsip Kerja Sama
Mengembangkan usaha bersama menurut istilah supervisi adalah “sharing of idea, sharing of experience”, memberi support, mendorong, menstimulasi guru, sehingga merasa tumbuh bersama.
d.      Prinsip Konstruktif dan Kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreatifitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.
2. Karakteristik Supervisi Pendidikan
[4]Supervisi yang dikembangkan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Adanya supervisor yang memberikan bantuan kepada guru untuk memperoleh keterampilan menganalisa proses pembelajaran secara rasional berdasarkan hasil pengamatan.
b. Mempunyai fokus kegiatan, seperti:
a.) Perbaikan cara mengajar dan bukan mengubah kepribadian guru.
b.) Analisis yang konstruktif dan pemberian penguatan pada keberhasilan guru dalam mengajar, bukan mencela dan menghukum perilaku mengajar yang kurang baik.
c.) Penunjukan hasil pengamatan, bukan penilaian yang tidak didukung oleh fakta nyata.
c. Terlihat adanya proses yang berkesinambungan atas dasar pengalaman sebelumnya dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis hasil pembelajaran.
d. Supervisi dilakukan dengan pola pikir bahwa:
a.) Guru memiliki kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan masalah yang dihadapi, menganalisa cara mengajar, dan melakukan tindakan perbaikan yang telah direncanakan.
b.) Supervisor mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk menganalisa dan mengevaluasi kegiatan supervisinya dengan cara yang sama ketika menganalisa dan mengevaluasi cara mengajar guru.

C. Tujuan, Fungsi, dan Peranan Supervisi Pendidikan
1. Tujuan Supervisi Pendidikan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum supervisi pendidikan adalah untuk memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf lain agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kualitas belajar siswa juga.
b. Tujuan Khusus
a.) Membantu guru untuk lebih memahami tujuan sebenarnya dari pendidikan dan peranan sekolah untuk mencapai tujuan itu.
b.) Membantu guru-guru untuk dapat lebih menyadari dan memahami kebutuhan-kebutuhan serta kesulitan-kesulitan murid untuk menolong mereka mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.
c.) Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk melengkapi dan mempersiapkan murid-muridnya menjadi masyarakat yang efektif.
d.) Membantu guru mengadakan diagnosa kritis atas aktivatas-aktivitasnya, serta kesulitan-kesulitan mengajar dan belajar murid-muridnya, dan menolong mereka merencanakan perbaikan.
e.) Membantu guru-guru untuk dapat menilai aktivitas-aktivitasnya dalam rangka tujuan perkembangan anak didik.
f.) Memperbesar kesadaran guru-guru terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif serta memperbesar kesediaan untuk saling tolong menolong.
g.) Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang profesi keahliannya.
h.) Membantu guru-guru untuk dapat lebih memanfaatkan pengalamaan-pengalaman sendiri.
i.) Membantu untuk lebih memopulerkan sekolah kepada masyarakat agar bertambah simpati dan kesediaan masyarakat untuk menyokong sekolah.
j.) Melindungi guru-guru dan tenaga pendidikan terhadap tuntutan-tuntutan yang tak wajar dan kritik tak sehat dari masyarakat.
2. Fungsi Supervisi Pendidikan
a. Mengoordinasi semua usaha sekolah.
b. Melengkapi kepemimpinan sekolah.
c. Memperluas pengalaman guru-guru.
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
e. Memberi fasilitas dan penilaian.
f. Menganalisis situasi belajar mengajar.
g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.
h. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
3. Peranan Supervisi Pendidikan
Menurut Kimball Wiles (1955), peranan supervisi ialah membantu (assisting), memberi support (supporting), mengikutsertakan (sharing), bukan mengarahkan terus menerus karena dengan mengarahkan terus menerus, maka tidak akan memberi kesempatan guru-guru untuk belajar berdiri sendiri dalam arti professional dan tidak demokratis.[5]
Sedangkan menurut Ben Harris (1975), tugas pokok dari supervisor adalah:
a. Pengembangan kurikulum
b. Pengorganisasian pengajaran
c. Penyediaan staff
d. Menyediakan fasilitas
e. Penyediaan material
f. Pengaturan pendidikan in service
g. Orientasi anggota staff
h. Berhubungan dengan pelayanan siswa tertentu
i. Pengembangan public relation
j. Evaluasi Pengajaran

D. Tehnik Supervisi Pendidikan
1. Tehnik Kelompok
a. Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting)
b. Mengadakan diskusi kelompok
c. Mengadakan penataran-penataran
d. Mengadakan seminar
2. Tehnik Individual
a. Mengadakan kunjungan kelas
b. Mengadakan observasi kelas
c. Mengadakan wawancara perseorangan

E. Kendala Supervisi
1. Sistem pembinaan yang kurang memadai karena pembinaan lebih menekankan aspek administrasi dan melalaikan aspek professional, kurangnya tatap muka antara pembina dan guru, serta kurangnya bekal tambahan pengetahuan dari para pembina.
2. Sikap mental yang kurang menunjang, seperti hubungan professional yang kaku dan kurang akrab antara “atasan dan bawahan”, sehingga kurang adanya sifat  keterbukaan.
3. Kurang terkoordinasinya kegiatan pembinaan berbagai pihak yang berwenang di lapangan, baik secara vertical maupun horizontal, sehingga kadang-kadang membingungkan para guru.
 
BAB III
KESIMPULAN

Supervisi pendidikan adalah semua usaha yang sifatnya membantu guru atau melayani guru agar ia dapat memperbaiki, mengembangkan, dan bahkan meningkatkan pengajarannya, serta dapat pula menyediakan kondisi belajar murid yang efektif dan efisien demi pertumbuhan jabatannya untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan.
Prinsip supervisi (Sahertian: 2000: 19):
a.       Prinsip Ilmiah (scientific)
b.      Prinsip Demokratis
c.       Prinsip Kerja Sama
d.      Prinsip Konstruktif dan Kreatif
Karakteristik Supervisi Pendidikan:
a. Adanya supervisor yang memberikan bantuan kepada guru untuk memperoleh keterampilan menganalisa proses pembelajaran secara rasional berdasarkan hasil pengamatan.
b. Mempunyai fokus kegiatan.
c. Terlihat adanya proses yang berkesinambungan atas dasar pengalaman sebelumnya dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis hasil pembelajaran.
d. Supervisi dilakukan dengan pola pikir bahwa:
a.) Guru memiliki kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan masalah yang dihadapi, menganalisa cara mengajar, dan melakukan tindakan perbaikan yang telah direncanakan.
b.) Supervisor mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk menganalisa dan mengevaluasi kegiatan supervisinya dengan cara yang sama ketika menganalisa dan mengevaluasi cara mengajar guru.
Tujuan supervisi pendidikan adalah untuk memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf lain agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kualitas belajar siswa juga.
Peranan supervisi ialah membantu (assisting), memberi support (supporting), mengikutsertakan (sharing), bukan mengarahkan terus menerus karena dengan mengarahkan terus menerus, maka tidak akan memberi kesempatan guru-guru untuk belajar berdiri sendiri dalam arti professional dan tidak demokratis.
Tehnik Supervisi Pendidikan:
1. Tehnik Kelompok
a. Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting)
b. Mengadakan diskusi kelompok
c. Mengadakan penataran-penataran
d. Mengadakan seminar
2. Tehnik Individual
a. Mengadakan kunjungan kelas
b. Mengadakan observasi kelas
c. Mengadakan wawancara perseorangan
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Nur Mufidah, Luk-luk. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Teras. 2009.
Rembangy, Musthofa. Pendidikan Transformatif. Yogyakarta: Teras. 2010.


[1] Musthofa Rembangy, Pendidikan Transformatif, hlm. 3.
[2] Ibid, hlm. iv.
[3] Luk-luk Nur Mufidah, Supervisi Pendidikan, hlm. 10.
[4] Ibid, hlm. 12-13.
[5] Ibid, hlm. 26.

No comments:

Post a Comment