Thursday, 20 October 2011

Makalah B.Indonesia "Menyimak Kritis"


MENYIMAK KRITIS
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan. Dari situ, bahasa disebut sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Melalui proses pembelajaran yang dinamis diharapkan akan tercipta suatu bentuk
komunikasi lisan dan proses pembelajaran yang tidak menjenuhkan atau monoton melalui keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah mengenai keterampilan menyimak.
Menyimak merupakan suatu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Meskipun keterampilan bahasa jenis ini baru diakui sebagai komponen utama dalam pembelajaran berbahasa pada tahun 1970-an yang ditandai oleh munculnya teori Total Physical Response, The Natural Approach, dan Silent Period dari James Asher, tetapi dalam proses pembelajaran, keterampilan ini mendominasi  aktivitas peserta didik dibanding dengan keterampilan lainnya. Hal ini dikarenakan menyimak bukan suatu kegiatan satu arah.[1]
Sedangkan menyimak itu sendiri memiliki banyak ragam, seperti menyimak hati-hati, menyimak kritis, menyimak perseptif, dan menyimak kreatif. Dari beberapa ragam menyimak, pembahasan dalam makalah ini akan difokuskan pada pembahasan tentang menyimak kritis.

B.     Rumusan Masalah
Agar pembahasan lebih terarah, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa yang disebut keterampilan menyimak?
2.      Apa yang disebut keterampilan menyimak jenis menyimak kritis?
3.      Apa tujuan menyimak kritis?
4.      Bagaimana tahap-tahap menyimak kritis?
5.      Apa saja faktor yang bisa mendukung seseorang untuk bisa melakukan keterampilan menyimak kritis?
6.      Apa manfaat dari menyimak kritis?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Menyimak

Pengertian menyimak menurut Tarigan adalah:

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang- lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 1987:28).

Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya (Tarigan, 1991:4).

Jadi, menyimak bukanlah hanya mendengarkan sesuatu yang “masuk kuping kiri keluar kuping kanan” atau sebaliknya. Menyimak adalah mendengar untuk memahami apa yang dikatakan orang lain dengan proses serius yang tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan kebiasaan, refleks maupun insting.

B.   Pengertian Menyimak Kritis

Menyimak kritis merupakan jenis menyimak yang tergolong dalam menyimak intensif.
Sedangkan pengertian dari menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami bahan simakan secara mendalam.

Pengertian menyimak kritis menurut Tarigan adalah sebagai berikut:

Menyimak kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat (Tarigan, 1987:42).
Menyimak kritis lebih cenderung meneliti letak kekurangan dan kekeliruan dalam pembicaraan seseorang karena dalam menyimak secara kritis, segala ucapan atau informasi lisan yang disimak bertujuan untuk memperoleh suatu kebenaran.



C.  Tujuan Menyimak Kritis

1.    Membedakan fakta dari khayalan menurut criteria tertentu.
2.    Menentukan validitas ( keabsahan ) dan ketepatan gagasan utama, argument-argumen, dan hipotesis.
3.    Membedakan pertanyaan-pertanyaan yang didukung dengan bukti-bukti yang tepat dari opini dan penilaian, serta mengevaluasinya.
4.    Membedakan pernyataan yang didukung dengan bukti-bukti yang tepat dari bukti-bukti yang tidak relevan dan sekaligus mengevaluasinya.
5.    Memeriksa, membandingkan, dan mengkontraskan gagasan dan menyimpulkan pembicaraan, misalnya mengenai ketepatan dan kesesuaian suatu deskripsi.
6.    Mengevaluasi kesalahan-kesalahan, misalnya:
·      Generalisasi yang tergesa-gesa,
·      Analogi (penyesuaian) yang salah,
·      Gagal dalam menyajikan contoh.
7.    Mengenal dan menentukan pengaruh-pengaruh berbagai alat yang mungkin dipakai oleh penyampai bahan simakan (pembicara) untuk mempengaruhi pendengar, misalnya:
·      Musik,
·      Kata-kata yang tidak penting,
·      Intonasi suara,
·      Permainan isu emosional dan controversial,
·      Propaganda.
8.    Melacak dan mengevaluasi bias dan prasangka buruk dari pembicara atau dari suatu sudut pandang tertentu.
9.    Mengevaluasi kualifikasi pembicara.
10. Merencanakan evaluasi dan mencoba menerapkan suatu situasi yang baru.[2]

D.  Tahap Menyimak Kritis

Tahap Menyimak Kritis
1.            Mendengar
2.            Mengenangkan
3.            Memperhatikan
4.            Membentuk imajinasi
5.            Mencari simpanan masa laludalam gagasan
6.            Membandingkan
7.            Menguji isyarat-isyarat
8.            Mengodekan kembali
9.            Mendapatkan makna
10.         Memasukkan ke dalam pikiran di saat-saat mendengarkan atau menyimak
11.         Menginterpretasikan (menafsirkan) sesuatu yang disimak
12.         Menirukan dalam pikiran
13.         Mengevaluasi kesalahan
14.         Mencari kebenaran

E.   Faktor yang Mendukung Seseorang untuk Menyimak

1.    Unsur Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik atau bervariasi.
2.      Unsur Materi
Unsur yang diberikan haruslah actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang.
3.      Unsur Penyimak
Penyimak yang ideal memilki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Berkonsentrasi, artinya penyimak harus betul-betul memusatkan perhatian kepada materi yang disimak,
b.      Penyimak harus bermotivasi, artinya mempunyai tujuan tertentu sehingga untuk menyimak kuat,
c.       Penyimak harus menyimak secara menyeluruh, artinya penyimak harus menyimak materi secara utuh dan padu,
d.      Penyimak harus menghargai pembicara,
e.       Penyimak yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti,
f.       Penyimak harus sungguh-sungguh,
g.      Penyimak tidak mudah terganggu,
h.      Penyimak harus cepat menyesuaikan diri,
i.        Penyimak harus kenal arah pembicaraan,
j.        Penyimak harus kontak dengan pembicara,
k.      Kontak dengan pembicara,
l.        Merangkum,
m.    Menilai,
n.      Merespon.
4.      Unsur Situasi
a.       Waktu penyimakan mendukung atau mencukupi untuk dilakukannya penyimakan,
b.      Suasana lingkungan mendukung, terutama terhadap kekonsentrasian.

F.     Manfaat Menyimak Kritis
Kegiatan menyimak secara kritis mempunyai beberapa manfaat, seperti:
1.      Terdeteksinya kesalahan atau kekeliruan dalam bahan simakan yang nantinya mendorong untuk menuju ke terbentuknya kebenaran dan keabsahan bahan simakan tersebut.
2.      Mendorong seseorang (dalam hal ini seorang penyimak) untuk berpikir rasional atau kritis menggunakan akal sehat.
3.      Terbuktinya sebuah fakta.


BAB III
PENUTUP
            Kesimpulan
Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
Tujuan menyimak kritis adalah untuk membedakan fakta, menentukan keabsahan, mengevaluasi kesalahan-kesalahan sehingga bisa diciptakan suatu kebenaran.
Tahap menyimak kritis adalah mendengar, mengenangkan, memperhatikan, membentuk imajinasi, mencari simpanan masa laludalam gagasan, membandingkan, menguji isyarat-isyarat, mengodekan kembali, mendapatkan makna, memasukkan ke dalam pikiran di saat-saat mendengarkan atau menyimak, menginterpretasikan (menafsirkan) sesuatu yang disimak, menirukan dalam pikiran, mengevaluasi kesalahan, mencari kebenaran.
Untuk bisa tercapainya keberhasilan kegiatan menyimak, semua unsure, yaitu unsure pembicara, materi, penyimak, dan situasi harus dalam keadaan baik serta mendukung.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA


Iskandarwassid. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2008  


[1] Iskandarwassid, Strategi Pembelajaran Bahasa,hal. 227

[2] Ibid, hal. 238-239

No comments:

Post a Comment