Thursday 30 October 2014

Skripsi PGMI - Pengaruh ASI Dalam Pembentukan Kepribadian Anak


PEMENUHAN ASI MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK
(KAJIAN AYAT AL QUR’AN SURAT AL BAQARAH: 233)

ABSTRAKSI

PEMENUHAN ASI MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK
(KAJIAN AYAT AL QUR’AN SURAT AL BAQARAH: 233)

Penelitian kepustakaan kajian ayat Al Qur’an tentang pemenuhan ASI membentuk kepribadian anak ini memiliki tujuan: (1) Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemenuhan ASI membentuk kepribadian anak.(2) Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemenuhan ASI menurut perspektif Islam sesuai Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233.
Penelitian kajian ayat Al Qur’an ini menggunakan sumber data primer berupa Al Qur’an,
khususnya tafsir surat Al Baqarah ayat 233 sebagai sumber asli atau pokok, dan data sekunder berupa buku-buku atau bahan kepustakaan lain yang relevan dengan tema sebagai literatur penunjang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (library research) secara murni, yaitu penelitian yang mengupayakan penelusuran literatur yang ada dan menelaahnya secara teliti untuk memperoleh sumber-sumber yang berkenaan dengan objek kajian. Sedangkan metode yang dipakai adalah metode analisis isi (content analysis), yaitu suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.
Berdasarkan penelitian kepustakaan kajian ayat Al Qur’an ini, didapatkan hasil bahwa pemenuhan ASI secara baik dan benar sampai anak berusia dua tahun akan memberikan pengaruh baik membentuk kepribadian anak ditinjau dari perspektif Islam, kesehatan, juga psikologi.


[1]Departemen Agama RI, Mushaf Al Qur’an Terjemah, Al Huda (Kelompok Gema Insani), Depok, 2002, hal. 38.


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dewasa ini jarang kita jumpai para ibu yang menyusui anaknya genap selama dua tahun.Kebanyakan dari para ibu sudah menyapih (menghentikan masa penyusuan ASI) anaknya sebelum anaknya genap berumur dua tahun. Mereka lebih memilih memberikan susu sapi atau susu instant lain untuk mencukupi asupan gizi balitanya. Entah karena alasan kesibukan sang ibu atau malah karena sudah ada susulan janin dalam rahim ibu yang membuat tidak ada kemungkinan lagi bagi ibu untuk menyusui balitanya dengan ASInya.
Dengan apa yang telah para ibu pilih untuk memberikan asupan pada balitanya tersebut, apakah para ibu tidak memperhatikan tujuan dan manfaat pemberian ASI terhadap balita?
Padahal anjuran untuk menyusui anak (dengan ASI) selama sekurang-kurangnya dua tahun telah difirmankan oleh Allah swt yang tertera dalam kitab pedoman hidup umat Islam, Al Qur’an, pada surat Al Baqarah ayat 233, sebagai berikut:
ßßNºt$Î!ºuqø9$#urz`÷èÅÊöãƒ£`èdy»s9÷rr&Èû÷,s!öqymÈû÷ün=ÏB%x.(ô`yJÏ9yŠ#ur&br&¨LÉêãƒsptã$|ʧ9$#
Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.[1]

Walaupun dalam firmanNya Allah swt tidak mewajibkan para ibu untuk menyusui anaknya selama dua tahun penuh dan bahkan memperbolehkan menyusukan anaknya kepada orang lain, akan tetapi dalam ayat tersebut juga disebutkan bahwa kesempurnaan menyusui anak (dengan ASI) itu selama dua tahun penuh.
Selain anjuran dalam firman Allah swt tersebut di atas, dalam ilmu kesehatan dan psikologi juga telah dirumuskan bahwa menyusui anak selama dua tahun memiliki manfaat tersendiri dibandingkan dengan menyusui anak selama kurang dari dua tahun.
Dalam ilmu kesehatan, salah satu manfaat pemberian ASI kepada anak sampai dua tahun secara baik dan benar dapat memberikan kekebalan tubuh kepada anak secara alami.[2]
Sedangkan dari aspek psikologi, pemberian ASI dapat membantu anak untuk memulai kehidupan dan mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.[3]
Dari situ kita bisa melihat bahwa ada keterkaitan antara firman Allah swt dengan tinjauan kesehatan dan psikologi tentang anjuran menyusui selama sekurang-kurangnya dua tahun tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penulis terinspirasi untuk meneliti efektivitas masa menyusui selama sekurang-kurangnya dua tahun terhadap pembentukan jati diri anak melalui cara mengaitkan perspektif Islam dari kandungan surat Al Baqarah ayat 233 dengan tinjauan kesehatan dan psikologis yang akan dituangkan dalam skripsi berjudul “Pemenuhan ASI Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak (Kajian Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233)”

B.    Identifikasi Masalah
Untuk mendapatkan jawaban yang jelas, penulis membatasi diri dalam mengkaji judul yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah.Oleh karena itu, diperlukan identifikasi masalah sebagai berikut.
1.     Mengapa pada zaman sekarang para ibu banyak yang tidak menyusui anaknya sampai anaknya genap berusia dua tahun padahal Allah telah berfirman bahwa menyusui anak sampai genap berusia dua tahun itu lebih sempurna?
2.     Apa saja kandungan yang ada di dalam ASI yang sangat bermanfaat dan berpengaruh terhadap kesehatan tubuh bayi?
3.     Bagaimana hubungan antara pemberian ASI terhadap pembentukan kepribadian anak?
4.     Bagaimana kandungan tersirat dari isi ayat 233 Al Qur’an surat Al Baqarah?

C.    Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian terhadap judul di atas, maka penulis berusaha menjelaskan beberapa istilah yang terkandung dalam judul tersebut, sebagai berikut.
1.     Pemenuhan
Pemenuhan berarti proses, cara, dan perbuatan memenuhi.
2.     ASI
ASI merupakan singkatan dari Air Susu Ibu.ASI diciptakan sebagai asupan yang paling sempurna untuk bayi, terutama setelah melahirkan karena ASI mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh bayi yang tidak terdapat di dalam nutrisi lainnya. ASI juga akan memberikan kekebalan (imun) kepada bayi.[4]
3.     Pembentukan
Pembentukan adalah proses, cara, perbuatan membentuk.[5]


4.     Kepribadian
Kepribadian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain.[6]
5.     Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233
Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233 adalah sebuah ayat dalam kitab Al Qur’an juz 2 yang berisi tentang hukum susuan bagi orang tua untuk anaknya.

D.    Perumusan Masalah
Untuk memudahkan penulis dalam menyusun pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1.     Bagaimana pengaruh pemenuhan ASI terhadap pembentukan kepribadian anak?
2.     Bagaimana efektivitas pemenuhan ASI menurut perspektif Islam berdasarkan Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233?

E.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.     Untuk mengetahui bagaimana pengaruhpemenuhan ASI terhadap pembentukan kepribadian anak.
2.     Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemenuhan ASI menurut perspektif Islam berdasarkan Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233.

F.     Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

1.     Secara Teoritis
a.      Diharapkan dapat dijadikan informasi mengenai efektivitas masa menyusui selama sekurang-kurangnya dua tahun terhadap pembentukan jati diri anak.
b.     Penelitian ini bermanfaat menambah ilmu pengetahuan, khususnya tentang adanya keterkaitan antara firman Allah swt dalam kitab suci Al Qur’an dengan ilmu kesehatan dan psikologi.
2.     Secara Praktis
a.      Sebagai khasanah keilmuan dan menambah referensi, baik bagi penulis maupun bagi pembaca, khususnya bagi para ibu, dapat menambah wawasan pengetahuan tentang efektivitas masa menyusui selama sekurang-kurangnya dua tahun terhadap pembentukan jati diri anak, sehingga bagi kaum wanita nantinya dapat termotivasi untuk memilih sesuatu yang lebih baik dan lebih bermanfaat, lebih-lebih sesuatu yang telah dianjurkan oleh Allah swt untuk menyusui bayinya secara sempurna selama sekurang-kurangnya dua tahun.
b.     Sebagai acuan pelaksanaan penelitian sejenis pada waktu yang akan datang.

G.   Metode Penelitian
Dalam penyusunan skripsi nantinya, penulis menggunakan beberapa metode penelitian, baik untuk memperoleh data maupun menganalisis data-data yang telah diperoleh, antara lain:
1.     Jenis Penelitian
Dalam penyusunan skripsi nanti, penulis sepenuhnya menggunakan metode library research atau menggunakan riset kepustakaan.Artinya, penelitian yang mengupayakan penelusuran literatur yang ada dan menelaahnya secara teliti untuk memperoleh sumber-sumber yang berkenaan dengan objek kajian.

2.     Sumber Data
Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder, sebagai berikut:
a.      Sumber data primer, yaitu sumber yang memberikan data secara langsung.[7] Dalam kaitannya dengan hal tersebut, sumber data primer yang digunakan oleh penulis adalah kitab tafsir Al Qur’an.
b.     Sumber data sekunder, yaitu sumber yang sifatnya membantu sumber primer yang ada,[8] yang merupakan data penunjang yang dijadikan alat bantu dalam menganalisis permasalahan yang ada. Dalam kaitannya dengan hal ini, sumber sekunder yang penulis gunakan adalah berbagai buku yang relevan dengan judul, juga data dari internet.
3.     Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, di antaranya:
a.      Buku Kepustakaan (library research)
Pengumpulan data dari buku-buku, baik primer maupun sekunder, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)     Mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dengan judul.
2)     Menganalisis data-data yang ada, yang berkaitan dengan materi.
3)     Mengomparasikan data-data yang telah ada.
4)     Memilih dari semua data-data yang telah dikomparasikan.
5)     Mengombinasi data-data yang ada.
6)     Menyimpulkan data-data yang telah terkombinasi.

b.     Penelusuran melalui data online
Penelusuran melalui data online yang dimaksud di sini adalah penelusuran informasi yang berkaitan dengan materi, yang dilakukan melalui dunia maya, yaitu internet.Penulis menggunakan penulusuran melalui dunia maya sebagai salah satu metode pengumpulan data karena dunia maya (internet) dapat membantu menemukan informasi secara up to date.
4.     Metode Analisis Data
Karena skripsi yang akan penulis susun merupakan sebuah kajian literatur, maka penulis menggunakan analisis:
a.      Kualitatif induktif, yaitu metode yang penulis gunakan untuk mengambil suatu kesimpulan dari analisis berbagai literatur dan sumber yang relevan dengan skripsi, dengan cara membaca, menganalisis, dan menyimpulkan data dari yang bersifat umum kepada kesimpulan yang bersifat khusus.
b.     Analisis isi (content analysis), merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. Metode ini dapat dipakai untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, seperti pada surat kabar, buku, film, kitab, peraturan perundang-undangan, dan lain sebagainya.[9]

H.    Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini merupakan gambaran umum dari urutan pembahasan skripsi.Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi pembahasan skripsi ini, maka penulis membuat urutan sistematika, sebagai berikut.

1.     Bagian Muka
Bagian muka skripsi terdiri dari: halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, dan abstraksi.
2.     Bagian Isi
Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab pertama, pendahuluan, yang memuat: latar belakang masalah, identifikasi masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab kedua, landasan teori, yang dalam skripsi ini memuat:
a.      Air Susu Ibu (ASI), meliputi: pengertian ASI, kandungan zat dalam ASI, cara menyusui yang baik menurut kesehatan dan psikologi, serta manfaat menyusui menurut kesehatan dan psikologi.
b.     Kepribadian anak, meliputi: pengertian kepribadian, macam-macam kepribadian anak, perkembangan kepribadian anak, dan pembentukan kepribadian anak.
Bab ketiga, pembahasan penelitian, yang meliputi:
a.      Teks ayat Al Qur’an surat Al Baqarah: 233 dan terjemahannya
b.     Makna mufrodat dan tarkib ayat Al Qur’an surat Al Baqarah:233
c.      Asbabun nuzul ayat Al Qur’an surat Al Baqarah: 233
d.     Munasabatul ayat Al Qur’an surat Al Baqarah: 233
e.      Pendapat para mufasir tentang ayat Al Qur’an surat Al Baqarah: 233
Bab keempat, analisis data penelitian, meliputi: analisis pengaruh pemenuhan ASI terhadap pembentukan kepribadian anak, dan analisis efektivitas pemenuhan ASI menurut perspekktif Islam berdasarkan ayat Al Qur’an surat Al Baqarah: 233.
Bab kelima, penutup, terdiri dari: kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup.
3.     Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta daftar riwayat hidup penulis.


BAB II
PEMENUHAN ASI DAN KEPRIBADIAN ANAK

A.    Air Susu Ibu (ASI)
1.     Pengertian ASI
Dalam ilmu kesehatan, pemberian ASI kepada bayi biasa disebut dengan laktasi. Akan tetapi, laktasi bukan hanya berarti proses pemberian ASI kepada bayi, laktasi merupakan keseluruhan proses menyusui, mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI ekslusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur dua tahun secara baik dan benar.
Menyusui bayi adalah tindakan yang sangat baik dilakukan oleh para ibu dalam memberikan gizi sekaligus kasih sayang. Bahkan, ilmu kesehatan modern sekalipun telah menegaskan bahwa susu yang paling aman, sehat, mudah, serta baik untuk bayi adalah Air Susu Ibu (ASI). Keberadaan ASI bagi bayi tidak hanya sebagai makanan tetapi juga merupakan obat karena di dalam ASI terkandung zat alamiah untuk kekebalan tubuh bayi, sehingga bisa membekali bayi dalam menghadapi serangan penyakit.[10]
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose, dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar peyudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan stadium laktasi.[11]
2.     Kandungan Zat Dalam ASI
Oleh karena komposisi ASI bergantung pada stadium laktasi, maka komposisi ASI dibedakan menjadi tiga macam:
a.      Kolostrum
Yaitu ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir.Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel.
Khasiat kolostrum adalah sebagai berikut:
1)     Sebagai pembersih selaput usus bayi baru lahir (BBL) sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.
2)     Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.
3)     Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan enam bulan.
b.     ASI masa transisi
Yaitu ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh.
c.      ASI mature
Yaitu ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya.
Untuk lebih jelas perbedaan kadar gizi yang dihasilkan kolostrum, ASI transisi, dan ASI mature dapat dilihat pada tabel I.
Sedangkan dalam literatur lain disebutkan kandungan ASI adalah sebagai berikut[12]:
a.      ASI mengandung protein dan lemak yang paling cocok untuk bayi dalam jumlah yang tepat.
b.     ASI mengandung lebih banyak laktosa (gula susu) daripada susu lainnya dan laktosa merupakan zat yang diperlukan bayi manusia.
c.      ASI mengandung vitamin yang cukup bagi bayi.bayi selama enam bulan pertama tidak memerlukan vitamin tambahan.
d.     ASI mengandung zat besi yang cukup untuk bayi. Tidak terlalu banyak zat besi yang dikandung, tetapi zat besi ini diserap oleh usus bayi dengan baik. Bayi yang disusui tidak akan menderita anemia karena kekurangan zat besi.
e.      ASI mengandung cukup air bagi bayi bahkan pada iklim yang sangat panas.
f.      ASI mengandung garam, kalsium, dan fosfat dalam jumlah yang tepat.
g.     ASI mengandung antibodi (zat kekebalan) imunoglobulin terhadap banyak infeksi. Hal ini akan membantu melindungi bayi terhadap infeksi sampai bayi bisa membuat antibodinya sendiri.
h.     ASI mengandung sel darah putih (leukosit) hidup yang membantu memerangi infeksi.
i.       ASI mengandung zat yang disebut faktor bifidus yang membantu bakteria khusus, yaitu Lactobacillus bifidus, tumbuh dalam usus halus bayi. Lactobacillus bifidus mencegah bakteria berbahaya lainnya tumbuh dan menyebabkan diare.
j.       ASI mengandung laktoferin yang mengikat zat besi. Hal ini mencegah pertumbuhan beberapa bakteria berbahaya yang memerlukan zat besi.
k.     ASI mengandung enzim khusus (lipase) yang mencerna lemak. ASI lebih cepat dan mudah dicerna sehingga bayi yang diberi ASI mungkin ingin lebih cepat makan lagi daripada bayi yang diberi makanan buatan.

Tabel I
Komposisi Kandungan ASI
Kandungan
Kolostrum
ASI Transisi
ASI Mature
Energi (Kg kla)
Laktosa (gr/100ml)
Lemak (gr/100 ml)
Protein (gr/100 ml)
Mineral (gr/100 ml)
Imunoglobulin:
Ig A (mg/100 ml)
Ig G (mg/100 ml
Ig M (mg/100 ml)
Lisosin (mg/100 ml)
Laktoferin
57,0
6,5
2,9
1,195
0,3

335, 9
5,9
17,1
14,2-16,4
420-520
63,0
6,7
3,6
0,965
0,3

-
-
-
-
-
65,0
7,0
3,8
1,324
0,2

119,6
2,9
2,9
24,3-27,5
250-270

Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI:
a.      Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu. Apabila ibu makan secara teratur dan mengandung gizi yang diperlukan, maka akan berpengaruh baik pada proses produksi ASI karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup.Sedangkan makanan yang dibatasi untuk ibu menyusui adalah makanan yang merangsang (seperti cabe, merica, jahe, kopi, alkohol), makanan yang membuat kembung (seperti ubi, singkong, kol, sawi, dan daun bawang), serta bahan makanan yang mengandung gula dan lemak.
b.     Ketenangan jiwa dan pikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri, dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang.
c.      Penggunaan alat kontrasepsi
Pada ibu yang menyusui bayinya menggunakan alat kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena pemakaian alat kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.
d.     Perawatan payudara
Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypopise untuk mengeluarkan hormon progesteron, estrogen, dan oxytocin lebih banyak lagi.
e.      Anatomis buah dada
Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobulus pun akan ikut berkurang. Dengan demikian, produksi ASI juga berkurang karena sel-sel acini yang menghisap zat-zat makanan dari pembuluh darah akan berkurang.
f.      Fisiologi
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin. Ini merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan sekresi air susu.
g.     Faktor istirahat
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya, dan dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang.
h.     Faktor hisapan anak
Bila ibu jarang menyusui anak dengan segera dan berlangsung sebentar maka hisapan anak terhadap ASI akan berkurang dan dengan demikian produksi ASI juga berkurang.
i.       Faktor obat-obatan
Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon akan mempegaruhi hormon prolaktin dan oxytocin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila hormon-hormon ini terganggu, maka dengan sendirinya akan mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI.

3.     Cara Menyusui yang Baik Menurut Kesehatan dan Psikologi
Terdapat beberapa ketentuan cara menyusui yang baik dan benar menurut kesehatan dan psikologi.
Pemberian ASI atau menyusui hendaknya dilakukan seketika setelah bayi dilahirkan, atau sekarang dikenal dengan nama Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Adapun proses menyusui yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
a.      Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa jam pertama.
1)     Membina hubungan atau ikatan antara ibu dan anak saat pemberian ASI.
2)     Memberikan rasa hangat dengan membaringkan dan menempelkan pada kulit ibunya dan menyelimutinya.
Segera susui bayi secara maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini sangat penting apakah bayi akan mendapat cukup ASI atau tidak. Ini didasari oleh peran hormon pembuat ASI, yaituhormon prolaktin. Hormon ini di dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin.Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada pada alveoli, lobus, serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui puting susu.
Apabila bayi tidak mengisap puting susu pada setengah jam pertama setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih. Hal ini memaksa bidan memberikan makanan pengganti ASI dan dengan begitu akan membuat bayi menjadi rewel.
Posisi menyusui yang benar di sini adalah:
1)     Berbaring miring
Ini merupakan posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau nyeri.
2)     Duduk
Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (900) terhadap pangkuannya.Ini mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersila di tempat tidur atau di lantai atau di kursi.
b.     Bayi harus ditempatkan dekat dengan ibunya di kamar yang sama (rawat gabung/roming in).
Tujuan rawat gabung atau roming in adalah:
1)     Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja dan di mana saja serta dapat mengetahui tanda-tanda yang menunjukkan bayi lapar.
2)     Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi secara benar yang dilakukan oleh bidan serta mempunyai bekal keterampilan merawat bayi setelah ibu pulang ke rumahnya.
3)     Dapat melibatkan suami atau keluarga klien secara aktif untuk membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya.



c.      Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Ibu diharapkan menyusui bayi secara tidak dijadwal (on demand) karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, dll) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik karena isapan sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tidak dijadwal (sesuai kebutuhan bayi) akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul.
Bagi ibu menyusui yang bekerja:
1)     Susui bayi sesering mungkin selama ibu cuti bekerja, minimal 2 jam sekali.
2)     Susuilah bayi sebelum berangkat kerja dan segera setelah ibu tiba di rumah, terutama pada malam hari dan selama libur di rumah.
3)     Selama di tempat kerja, ASI harus dikeluarkan lalu dimasukkan ke dalam tempat atau wadah yang bersih dan tertutup kemudian disimpan dalam lemari es atau termos es. ASI ini dibawa pulang, simpan lagi dalam lemari es dan diberikan oleh pengasuh kepada bayi saat ibu bekerja esoknya. Suapkan ASI tersebut dengan sendok kecil.
4)     Ibu harus cukup istirahat dan banyak minum serta makan makanan yang bergizi agar ASI lancar.
Dari hasil penelitian Auerbach, dkk (1984) terhadap 567 ibu pekerja juga menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI mempunyai prestasi kerja yang meningkat.
Penelitian Cohen, dkk di Amerika pada tahun 1995 menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI pada bayinya lebih jarang bolos (25%) dibandingkan ibu yang memberikan susu formula pada bayinya (75%) karena bayi yang diberikan ASI lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula.
d.     Hanya berikan kolostrum dan ASI saja.
e.      Hindari susu botol atau “dot empeng”
Secara psikologis, bayi yang disusui oleh ibunya sejak dini sudah terlatih bahwa untuk mendapatkan sesuatu harus ada usaha yang dilakukan, semakin kuat usaha yang dilaksanakan, maka semakin banyak yang diperoleh. Berbeda dengan bayi yang menggunakan susu botol atau “dot empeng”, dari awal sudah membiasakan bayi dengan menyuapi. Kebiasaan ini akan membentuk pribadi anak menjadi pemalas dan kurang mau berusaha, sehingga sangat merugikan bayi yang akhirnya bayi akan mengalami bingung puting. Hal ini terjadi apabila bayi pada saat menyusui bersikap pasif (menunggu tetesan ASI), sedangkan ASI tidak akan keluar apabila tidak dihisap. Pada akhirnya bayi kecewa dan menyusu dengan berkali-kali melepas isapan atau terputus-putus seperti menyusu pada botol, sedangkan mekanisme menghisap botol atau “dot empeng” berbeda dengan mekanisme menghisap puting susu pada payudara ibu.

4.     Manfaat Menyusui Menurut Kesehatan dan Psikologi
Memberikan ASI pada bayi sangatlah penting dilakukan oleh seorang ibu minimal sampai bayi berusia dua tahun. Adapun manfaat pemberian ASI atau menyusui adalah sebagai berikut:
a.      Bagi Bayi
1)     Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik.
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit.
2)     Mengandung pembentukan antibodi pada bayi, yaitu sebagai berikut:
Apabila ibu mendapat infeksi, maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan akan disalurkan ke bayi dengan bantuan jaringan limposit. Antibodi di payudara ini disebut mammae associated immunocompetent lymphoid tissue (MALT). Kekebalan terhadap penyakit saluran pernapasan yang ditransfer disebut Bronchus associated immunocompetent lymphoid tissue (BALT) dan untuk penyakit saluran pencernaan ditransfer melalui Gut associated immunocompetent lymphoid tissue (GALT).
Dalam tinja bayi yang mendapat ASI terdapat antibodi terhadap bakteri E. Coli dalam konsentrasiyang tinggi sehingga jumlah bakteri E. Coli dalam tinja bayi tersebut juga rendah. Di dalam ASI kecuali antibodi terhadap enterotoksin E. Coli juga pernah dibuktikan adanya antibodi terhadap salmoella typhi, shigela, dan antibodi terhadap virus, seperti rota virus, polio, dan campak.
3)     ASI mengandung komposisi yang tepat.
Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi, terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizinya.


4)     Mengurangi kejadian karies dentis.
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibanding bayi yang mendapat ASI karena kebiasaan menyusui dengan botol atau dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.
5)     Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi serta adanya ikatan emosional yang kuat antara ibu dengan bayi.
Hubungan fisik ibu dengan bayi sangat baik untuk perkembangan bayi. Kontak kulit ibu ke kulit bayi akan mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.
6)     Terhindar dari alergi.
Pada bayi yang baru saja lahir, sistem IgE belum dapat bekerja secara sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. Sedangkan ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur enam bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.
7)     ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi.
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel syaraf otak.
8)     Gerakan menghisap mulut bayi pada payudara membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi.
Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab mal oklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol atau dot.
b.     Bagi Ibu
1)     Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen dan mengakibatkan tidak ada ovulasi.
Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama enam bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (ekslusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.
2)     Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi.Kejadian karsinorma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui.Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara ekslusif.Penelitian membuktikan ibu yang memberikan ASI secara ekslusif memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium25% lebih kecil dibanding daripada yang tidak menyusui secara ekslusif.
3)     Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui ekslusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil.Pada saat hamil, badan bertambah berat, selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan lamak ini sebenarnya hanya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Oleh karena itu, dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Logikanya, jika timbunan lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil.
4)     Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
c.      Bagi Keluarga
1)     Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Selain itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
2)     Aspek psikologi
Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
3)     Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan di mana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain.
d.     Bagi Negara
1)     Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi yang baik, serta kesakitan dan kematian anak menurun.Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah.
Kejadian diare paling tinggi terdapat pada anak di bawah dua tahun dengan penyebab rotavirus.Anak yang tetap diberikan ASI mempunyai volume tinja lebih sedikit, frekuensi diare lebih sedikit, serta lebih cepat sembuh dibanding anak yang tidak mendapat ASI. Manfaat ASI, kecuali karena adanya zat antibodi, juga nutrien yang berasal dari ASI, seperti asam amino, dipeptid, heksose menyebabkan penyerapan natrium dan air lebih banyak, sehingga mengurangi frekuensi diare dan volume tinja. Bayi yang diberi ASI ternyata juga terlindungi dari diare karena kontaminasi makanan yang tercemar bakteri lebih kecil, mendapatkan antibodi terhadap Shigela dan imunitas seluler dari ASI, memacu pertumbuhan flora usus yang berkompetisi terhadap bakteri.Adanya antibodi terhadap Helicobacter jejuni dalam ASI melindungi bayi dari diare oleh mikroorganisme tersebut.Anak yang tidak mendapat ASI mempunyai risiko 2-3 kali lebih besar menderita diare karena Helicobacter jejuni dibanding anak yang mendapat ASI.
2)     Menghemat devisa negara
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Semua ibu menyusui di Indonesia diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.
3)     Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan memperpendek jangka waktuperawatan ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang mendapatkan susu formula.
4)     Peningkatan kualitas generasi penerus
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

B.    Kepribadian Anak
1.     Pengertian Kepribadian
Kepribadian menurut pengertian sehari-hari yang digambarkan singkat oleh masyarakat sering dihubungkan dengan ciri-ciri tertentu yang menonjol pada diri individu, misalnya “kepribadian pemalu” bagi orang yang pemalu, “kepribadian keras” bagi orang yang sering bertindak keras, “kepribadian supel” bagi orang yang supel, bahkan “tidak berkepribadian” bagi orang yang lemah, plin plan, pengecut, dan semacamnya. Pemaknaan kepribadian seperti itu menunjuk kepada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya.Pengertian ini mudah dimengerti dan karenanya juga mudah dipergunakan.Akan tetapi sayangnya pengertian kepribadian yang mudah dan luas dipergunakan ini lemah serta tidak bisa menerangkan arti kepribadian yang sesungguhnya, sebab pengertian kepribadian tersebut hanya menunjuk terbatas kepada ciri-ciri yang dapat diamati saja dan mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-iri ini bisa berubah tergantung kepada situasi keliling.Selain itu, pengertian kepribadian tersebut juga lemah disebabkan oleh sifatnya yang evaluatif (menilai). Bagaimanapun, kepribadian itu pada dasarnya tidak bisa dinilai “baik” atau “buruk”, tetapi netral. Dan para ahli psikologi selalu berusaha menghindarkan penilaian atas kepribadian.[13]
Sedangkan pengertian kepribadian menurut ahli psikologi malah bisa dikatakan belum ada kesepakatan karena jumlah arti dan definisi kepribadian adalah sebanyak ahli psikologi yang mencoba menafsirkannya.Akan tetapi dari banyak pendapat ahli psikologi yang mencoba menafsirkan pengertian kepribadian, dapat disimpulkan dengan menarik garis persamaan mendasar dari sebagian definisi atau batasan yang disusun oleh para teoris kepribadian tersebut, sebagai berikut.[14]
a.      Sebagian besar batasan melukiskan kepribadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh kepribadian. Atau dengan perkataan lain, kepribadian dipandang sebagai “organisasi” yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku.
b.     Sebagian besar batasan menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan idividual. Dengan istilah “kepribadian”, keunikan dari setiap individu ternyatakan. Dan melalui studi tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang membedakannya dengan individu lain diharapkan menjadi jelas atau dapat dipahami. Pendek kata, para teoris kepribadian memandang kepribadian sebagai sesuatu yang unik atau khas pada diri setiap orang.
c.      Sebagian besar batasan menekankan pentingnya melihat kepribadian dari sudut “sejarah hidup”, perkembangan, dan perspektif. Kepribadian, menurut para teoris kepribadian, mempresentasikan proses keterlibatan subjek atau individu atas pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup faktor-faktor genetik atau biologis, pengalaman-pengalaman sosial, dan perubahan lingkungan. Dengan kata lain, corak dan keunikan kepribadian individu itu ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan.
Kepribadian juga dapat diartikan sebagai suatu totalitas psikhophisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak di dalam tingkah lakunya yang unik.[15]
Dalam kajian lain juga disebutkan, kepribadian adalah bagian dari diri manusia yang sangat unik dimana kita memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk merespon segala sesuatu. Kepribadian merupakan dasar dari pembentukan karakter seorang anak.Dengan memahami kepribadian anak berarti kita telah menyingkat waktu kita untuk menebak-nebak, berusaha mengerti dan memahami anak kita, kita bisa jauh lebih mudah untuk memahami seorang anak dengan memperhatikan tipologi kepribadiannya.[16]
John Lock berpendapat bahwa anak diibaratkan kertas putih tak berwarna, orang tualah yang memberi goresan dan lukisan sehingga tergambar sesuatu seperti yang orang tua harapkan. Walaupunpendapat John Lock itu tidak seluruhnya benar akan tetapi setidaknya kita perlu mengantisipasi pengaruh luar pada anak agar tidak merubah goresan yang sudah kita persiapkan itu. Pendapat John Lock agaknya banyak dianut masyarakat dengan alasan adanya kecenderungan anak meniru sikap orang tuanya dalam beberapa hal.Anak harus diajari, anak harus dikendalikan, anak harus diawasi dan anak harus diarahkan.Ringkasnya, anak tidak boleh dibiarkan. Garesan-goresan itu hendaknya sesuai dengan norma, agama, adat yang dinilai baik bagi masyarakat. Goresan-goresan itu diarahkan untuk membentuk watak dan kepribadian yang baik untuk anak. Adapun termasuk didalamnya membentuk kepribadian anak itu adalah mengajarkan atau membentuk anak agar bersifat baik dimasyarakat maupun di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.Dengan kata lain,membentuk kepribadian anak adalah membentuk anak berakhlak yang baik.[17]

2.     Macam-Macam Kepribadian
Karena kepribadian merupakan ciri khas yang membedakan antara individu yang satu dengan individu yang lain, maka bisa menjadi suatu yang pasti apabila banyaknya macam-macam kepribadian manusia sejumlah banyaknya manusia itu sendiri. Akan tetapi dari banyaknya macam kepribadian dari masing-masing individu dapat dikelompokkan sesuai sifat-sifat yang dominan dan faktor pembentuk, baik biologis maupun sosiologis.
a.      Tipe Kepribadian Menurut Ilmu Jiwa Modern
1)     Tipe Biologis
a)     Kepribadian berdasarkan jenis cairan tubuh yang ada yang paling dominan. Tokohnya adalah Hipocrates dan Galerus. Tipe ini dikelompokkan ke dalam 4 golongan, sebagai berikut.
(1)  Koleris
Koleris mewakili tipe kepribadian yang tegas dan kemudian cenderung untuk memimpin.Manusia dengan tipe ini adalah seorang pemimpin yang dilahirkan.Pemimpin yang dilahirkan secara alamiah begitulah koleris. Ciri-cirinya to the point, dia ingin segala sesuatunya cepat dan dilakukan saat itu juga, dia tidak bertele-tele tetapi pada titik ekstrimnya adalah dia bisa menjadi terlalu dominan dan terlalu mengatur, terlalu mengontrol, sehingga orang lain bisa tidak tahan. Dan kemudian dia ingin segala sesuatunya dilakukan dengan sangat cepat kemudian bisa jadi dia lupa beberapa detail-detail tentang hal penting yang harus dilakukan.Itulah tipe kepribadian koleris yang sejati. Orang koleris akan berpakaian dengan praktis, simple, tidak mementingkan model pakaian tetapi lebih mementingkan fungsi dari pakaian itu. Dan orang koleris biasanya duduknya sangat tegak sekali dan ia berjalan dengan sangat tegak dengan kepala terangkat ke atas. Pada kenyataannya tiap kepribadian itu memiliki kadarnya masing-masing, sangatlah kecil sekali kemungkinannya kita menemukan seseorang yang koleris sejati.Artinya, seratus persen koleris sementara di lain-lainnya itu nol semuanya.Seorang anak yang koleris, biasanya memiliki motivasi yang kuat dari dalam, istilahnya “ku tahu yang ku mau”.Jika ingin mengarahkan mereka, tunjukkan keuntungannya terlebih dahulu bagi mereka jika mereka melakukan hal tersebut. Misal: “Jika kamu les bahasa Inggris, maka mudah bagi kamu untuk memahami aturan dari permainan yang sering papa dan kamu lakukan, masih banyak permainan serupa yang bisa kita mainkan”.
(2)  Sanguinis
Sanguinis adalah orang yang cerah, ceria, bisa mendengar suaranya jauh sebelum melihat orangnya, heboh sekali dan jika memakai pakaian biasanya berwarna cerah meriah dengan banyak sekali aksesoris.Sanguinis adalah orang yang senang menjadi pusat perhatian. Jika Anda datang ke pesta dan melihat satu orang dikelilingi yang lain, bercerita, semua terhibur dan tertawa, maka orang yang bercerita itulah seorang sanguinis. Jika Anda melihat orang sanguinis berpakaian cerah warna warni dan banyak aksesoris, dia tidak akan risih dengan itu semua bahkan dia akan suka, karena dengan begitu dia bisa menarik perhatian orang lain. Orang sanguinis akan berjalan dengan gayanya yang ceria dan akan menoleh ke kanan kiri dan melempar banyak senyum kepada orang-orang di sekitarnya. Seorang anak sanguinis merupakan anak yang sangat senang sekali bermain dan berkumpul dengan banyak teman-temannya.Senang dengan aktivitas “outdoor” atau kebersamaan yang menyenangkan.
Tipe koleris dan tipe sanguinis adalah tipe yang ekstrovert, tipe yang terbuka kepada orang. Orang sanguinis begitu sangat terbukanya, sehingga bisa cerita tentang banyak hal kepada orang lain dan kemudian bisa dengan mudah melupakannya. Orang sanguinis dengan begitu mudahnya melupakan janjinya dan juga dengan begitu mudahnya dia akan langsung minta maaf. Orang koleris tidak akan melakukannya, dia akan gengsi untuk minta maaf. Tapi mereka dasarnya adalah orang-orang yang terbuka, orang-orang yang ekstrovert.
(3)  Melankolis
Melankolis adalah seorang yang rapi, biasanya tulisannya rajin, rapi, lengkap, dan detail. Karena itu, jika mereka kuliah catatan mereka biasanya akan dipinjam oleh teman-temannya. Dan kemudian dia akan memiliki gaya dandan yang rapi, tidak ada satu helai pun rambut yang tersisir keluar, semuanya rapi seperti diatur pada tempatnya, dan suka warna-warna yang memiliki perpaduan yang cocok. Jadi, tidak akan sembarangan, artinya dia tidak akan memakai bawahan yang berwarna hijau dan kemudian atasnya berwarna kuning cerah. Dia akan mempertimbangkan segala sesuatunya, itulah orang melankolis. Jika memendam sesuatu bisa dipendam sangat lama, ngambeknya bisa sangat lama sekali, tetapi orang melankolis sangat detail begitu suka dengan data-data dan fakta-fakta.Ia begitu ahli di dalam perencanaan dan ahli di dalam analisa. Ciri-ciri anak melankolis yang sangat tampak adalah anak ini sangat teratur, suka kerapian, dan seringkali dijumpai mereka secara akademis adalah anak yang cerdas dan pandai.Anak melankolis sangat suka “mengontrol” semuanya sendiri. Terkadang menentukan pakaian yang akan dipakainya, makan apa sore ini, dsb. Mereka terkadang suka mengingatkan kita, jika keluar kamar lampu dimatikan, tv atau laptop dimatikan.
(4)  Phlegmatis
Phlegmatis adalah kepribadian yang suka melakukan segala sesuatu berdasarkan urutan yang telah diberikan, jika memang sudah begini ya begini tidak usah dipikirin yang lain lagi, pokoknya ikuti saja.Itulah phlegmatis, tipe pengikut yang setia. Dia bisa tahan duduk berjam-jam melakukan sesuatu berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan di mana itu tidak mungkin bisa dilakukan oleh seorang yang koleris ataupun seorang sanguinis yang tidak akan tahan duduk berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan melakukan satu hal yang sama berulang-ulang kali. Phlegmatis sangat cocok melakukan itu semua, sangat setia dan bisa dipercaya untuk memegang rahasia.Itulah orang phlegmatis, mereka sangat mudah diatur mereka sangat toleran. Jika Anda punya anak phlegmatis, Anda bisa mengatakan “Nak sekarang makan ya”, maka dia akan menjawab “ya”. Kalau Anda sibuk, Anda bisa mengatakan “nak, sekarang Mama lagi sibuk, nanti saja ya makannya”, dia juga akan menjawab “iya”. Anak phlegmatis tidak akan menuntut Anda. Itu akan sangat berbeda dengan anak koleris yang akan menjawab “tidak! Aku maunya makan sekarang”, itulah anak koleris. Anak phlegmatis biasanya cenderung diam dan mengalah.Mereka sering menghindari konflik dan seringkali merelakan peralatan tulisnya untuk dipinjam dan tak jarang terkadang merasa “tidak enak” untuk memintanya.
Jika tipe koleris dan sanguinis bersifat ekstrovert, maka tipe melankolis dan phlegmatis memiliki sifat introvert, yaitu tertutup. Mereka tidak akan membocorkan sebuah rahasia, mereka tidak suka bercerita, apalagi tentang sesuatu yang sedang mereka alami, kecuali kepada orang yang benar-benar mereka percaya.

Di antara empat tipologi kepribadian manusia tersebut, satu hal yang perlu kita ketahui adalah tidak ada satu pun tipologi kepribadian yang lebih baik daripada lainnya. Artinya, kita semua mempunyai kadar dari keempat tipologi kepribadian ini. Di dalam diri kita ada unsur melankolis, ada unsur phlegmatis, ada unsur koleris dan ada unsur sanguinis-nya.Hanya saja di bagian mana kita dominan dan itulah yang membentuk kita, itu yang membedakan kita dari yang lainnya. Variable atau kadar perbedaan dari setiap kepribadian ini membuat kita menjadi begitu unik. Tidak ada satu orang pun yang memiliki komposisi yang sama, semuanya begitu berbeda. Dan satu hal yang paling penting adalah tidak ada yang paling baik, tidak ada yang paling buruk dalam hal ini.Yang ada adalah pada saat kita tidak menyadari berhadapan dengan siapa dan kemudian kita tidak bisa menjalin suatu komunikasi, itu karena kita tidak bisa memahami persepsinya.
b)     Tipe-tipe fisik yang dikemukakan oleh Kretsemer.
(1)  Atletis, dengan ciri-ciri fisik yang kuat dan tegap. Sifatnya tanggap, peka terhadap penyesuaian yang diinginkan.
(2)  Asthenik, dengan ciri-ciri fisik tinggi dan kurus. Tipe ini memiliki sifat kritis terhadap orang lain.
(3)  Piknis, dengan ciri-ciri fisik pendek dan gendut. Tipe ini memiliki sifat tidak suka repot-repot dan populer di kalangan masyarakat.
(4)  Displatis, dengan ciri-ciri fisik abnormal, dan memiliki sifat yang khas sesuai dengan keabnormalannya.
2)     Tipe Sosiologis
Pembagian ini didasarkan pada pandangan hidup dan kualitas sosial seseorang.Adapun tipe-tipe kepribadian yang didasarkan pada faktor sosiologis yang dikemukakan oleh Edward Spranger di antaranya adalah.
a)     Teoritis, yaitu ahli metafisik dan ilmuwan sejati. Perhatiannya diarahkan kepada masalah teori dan nilai-nilai.
b)     Ekonomis, yaitu usahawan yang khas. Perhatiannya tertuju kepada masalah-masalah usaha dan ekonomi.
c)     Estetis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada masalah-masalah keindahan.
d)     Sosial, yaitu orang yang perhatiannya tertuju ke arah kepentingan masyarakat dan pergaulan.
e)     Politis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju ke arah kepentingan kekuasaan dan organisasi.
f)      Religius, yaitu orang yang taat kepada ajaran agama, senang dengan masalah-masalah ketuhanan dan keyakinan agama.[18]

b.     Tipe Kepribadian Menurut Perspektif Islam
Penggolongan tipe kepribadian menurut perspektif Islam tidak berdasarkan kepada faktor biologis dan sosiologis, akan tetapi didasarkan pada faktor transcendentaldalam diri manusia, yaitu nilai-nilai aqidah dan keimanannya.
Dalam Al Qur’an telah dikelompokkan tipe kepribadian manusia berdasarkan aqidahnya, yang oeh Allah swt dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1)     Kepribadian orang-orang beriman
Kepribadian orang beriman diklasifikasikan dalam sembilan perilaku pokok, sebagai berikut.
a)     Sifat yang berkenaan dengan aqidah, yakni beriman kepada Allah, rasul-rasul Allah, kitab-kitab Allah, para malaikat Allah, hari akhir, qada dan qadar, serta hal-hal ghaib yang Allah ciptakan.
b)     Sifat-sifat yang berkenaan dengan ibadah, yakni shalat, zakat, puasa, haji, jihad, bertaqwa kepada Allah, berdzikir kepada Allah, dll.
c)     Sifat-sifat yang berkenaan dengan hubungan sosial, seperti mempergauli orang lain dengan baik, dermawan, dan suka berbuat kebajikan, suka menghindari hal-hal yang tidak memberikan manfaat.
d)     Sifat-sifat yang berkenaan dengan hubungan kekeluargaan, seperti berbuat baik kepada orang tua dan kerabat, pergaulan yang baik antara suami istri serta anak-anak, dll.
e)     Sifat-sifat moral, seperti sabar, jujur, lapang dada, adil, dapat dipercaya, rendah hati, mampu mengendalikan hawa nafsu, dll.
f)      Sifat-sifatemosional sensual, seperti cinta kepada Allah, takut akan adzab Allah, tidak putus asa karena cobaan dari Allah, menahan amarah, tidak memusuhi dan menyakiti orang lain, tidak sombong, dapat menginstropeksi dan memperbaiki diri setelah melakukan kesalahan, dll.
g)     Sifat-sifat intelektual dan kognitif, seperti memikirkan keindahan dan kenikmatan alam semesta serta ciptaan Allah, tidak henti menuntut ilmu, teliti dalam meneliti suatu realitas, dll.
h)     Sifat-sifat yang berkenaan dengan kehidupan praktis dan profesional, seperti tulus dalam bekerja dan menyempurnakan pekerjaan, berusaha dengan giat dalam upaya memperoleh rizki.
i)      Sifat-sifat fisik, seperti kuat, sehat, bersih, dan suci dari najis.[19]
2)     Kepribadian orang-orang kafir
Sifat-sifat kepribadian orang kafir yang diikhtisarkan di dalam Al Qur’an, di antaranya sebagai berikut.
a)     Sifat yang berkenaan dengan aqidah: tidak beriman dengan aqidah tauhid, para rasul, hari kemudian, hari perhitungan.
b)     Sifat-sifat yang berkenaan dengan berbagai ibadah: menyembah dan beribadah kepada selain Allah.
c)     Sifat-sifat yang berkenaan dengan hubungan sosial: dzalim, berbuat keji dan munkar, memusuhi orang-orang beriman, dll.
d)     Sifat-sifat yang berkenaan dengan hubungan kekeluargaan: senang memutus silaturrahmi.
e)     Sifat-sifat moral: mengingkari janji, suka menuruti hawa nafsu, sombong, takabur.
f)      Sifat emosional dan sensual: pikiran yang statis tidak mampu memahami dan berpikir, hatinya tertutup, buta terhadap kepercayaan.

3)     Kepribadian orang-orang munafik
Orang-orang munafik adalah kelompok manusia yang memiliki kepribadian yang lemah, peragu, dan tidak mempunyai sikap yang tegas terhadap masalah keimanan.Sifat-sifat orang munafik yang dikemukakan di dalam Al Qur’an adalah sebagai berikut.
a)     Sifat yang berkenaan dengan aqidah: tidak mempunyai pendirian tentang tauhid. Jika mereka berada di antara orang beriman, maka mereka menyatakan dirinya beriman. Dan apabila mereka berda di kalangan orang musyrik, maka mereka menyatakan dirinya sebagai orang musyrik juga.
b)     Sifat yang berkenaan dengan ibadah: mereka melaksanakan ibadah dengan bermalas-malasan, bukan atas penerimaan penuh dan pemenuhan kewajiban.
c)     Sifat yang berkenaan dengan hubungan sosial: mereka mengajak orang lain kepada kemunkaran, berbicara manis untuk menarik perhatian, suka memberdayakan orang dengan semaunya sendiri, banyak bersumpah untuk mendorong orang lain percaya dan terpengaru oleh mereka.
d)     Sifat moral: tidak percaya diri, mengingkari janji, penakut, pembohong, kikir, tindakannya didasarkan karena pamrih, suka menuruti hawa nafsu, hedonis dan oportunis.
e)     Sifat emosional dan sensual: penakut, takut mati, takut kepada orang beriman juga kepada orang musyrik.
f)      Sifat intelektual dan kognitif: peragu dalam mengambil keputusan dan ketetapan, tidak berpikir secara benar, tertutup hatinya, mempertahankan diri dengan berbagai alasan atas tindakan-tindakan yang telah mereka lakukan.

3.     Perkembangan Kepribadian Anak
a.     Perkembangan kepribadian menurut Teori Psikoanalisa yang dikembangkan oleh Sigmund Freud[20]
1)     Fase Oral
Fase oral merupakan fase perkembangan yang berlangsung pada tahun pertama sampai tahun kedua dari kehidupan individu. Pada fase oral ini, daerah erogen yang paling penting dan peka adalah mulut, yakni berkaitan dengan pemuasan kebutuhan dasar akan makanan atau air. Stimulasi atau perangsangan atas mulut, seperti menghisap, bagi bayi merupakan tingkah laku yang menimbulkan kesenangan atau kepuasan.Dalam teori Freud ini, kesenangan dan seksualitas saling berkaitan.Menurutnya, objek yang paling pertama mendatangkan kesenangan atau kepuasan bagi bayi adalah buah dada ibu.Perkembangan pokok dari seorang bayi selama fase oral ini adalah membentuk sikap ketergantungan dan kepercayaan kepada orang lain.oleh karena bayi belum bisa membedakan antara badannya sendiri dan buah dada ibunya yang menjadi sumber kepuasan, pemuasan rasa lapar dan pengungkapan dari afeksi itu menyatu pada saat menghisap.Penyatuan ini menandai egosentrisme bayi.Fase oral ini berakhir saat bayi disapih oleh ibunya.Dan fase oral ini merupakan hal pokok dari teori psikoanalisa karena setiap bayi mengalami kesulitan pada fase oral ini. Jika pemberian kepuasan melalui hisapan kepada bayi tidak sesuai akan menimbulkan kesulitan yang lebih besar yang dapat mengakibatkan individu kekurangan energi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dan konflik-konfik yang muncul pada fase-fase berikutnya. Freud merasa yakin bahwa individu yang pada fase oralnya memperoleh rangsangan oral atau hisapan yang sangat kekurangan atau berlebihan, maka di masa dewasanya akanmemiliki kepribadian oral passive dengan ciri-ciri karakter seperti penurut, pasif, kurang matang, dan dependen. Dan pada akhir tahun pertama, akan mengalami oral aggressive atau oral sadistic yang mengakibatkan individu memiliki karakter sarkatis, pesimis, dan sinis terhadap segala hal di sekitarnya, juga memiliki kecenderungan mendominasi dan mengeksplotasi orang lain sepanjang upaya memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.
2)     Fase Anal
Fase anal dimulai dari tahun kedua sampai tahun ketiga kehidupan individu.Pada fase ini, fokus energi libidal dialihkan dari mulut ke daerah dubur, serta kesenangan dan kepuasan diperoleh dalam kaitannya dengan tindakan mempermainkan atau menahan kotoran.Jadi, pada masa ini anak mulai dikenalkan kepada aturan-aturan kebersihan oleh orang tuanya melalui toilet training. Menurut Freud, melalui toilet training, anak akan mulai belajar mengendalikan diri. 
3)     Fase Falik
Fase falik berlangsung pada tahun keempat atau kelima, yakni suatu fase ketika energi libido sasarannya dialihkan dari daerah dubur ke daerah alat kelamin.Pada masa ini anak bisa mengembangkan nilai-nilai, sika-sikap, dan tingkah laku yang sesuai dengan jenis kelaminnya. Dan pada akhir dari fase falik inilah dimulainya pembentukan super ego pada diri anak, lalu anak akan memasuki periode laten atau masa tenang yang ditandai dengan aktivitas seksual berkurangdan energi libidinal disalurkan ke dalam aktivitas-aktivitas nonseksual seperti belajar, olah raga, atau berteman yang berlangsung sampai masa pubertas.
4)     Fase Genital
Dengan memasuki masa pubertas yang juga merupakan awal fase genital, individu mengalami kebangkitan atau peningkatan dalam dorongan seksual dan mulai menaruh perhatian terhadap lawan jenis.
Dalam teori psikoanalisa, karakter genital mengikhtisarkan tipe ideal dari kepribadian, yakni terdapat pada orang yang mampu mengembangkan relasi seksual yang matang dan bertanggung jawab, serta mampu memperoleh kepuasan dari percintaan heteroseksual.Untuk mencapai karakter genital ini individu haruslah terbebas dari ketidakpuasan dan hambatan masa kanak-kanak awal.

b.     Teori kebutuhan bertingkat dalam Teori Kepribadian Humanistik yang dikembangkan oleh Abraham Maslow[21]
1)     Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah sekumpulan kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasannya karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup, seperti kebutuhan akan makanan, air, oksigen, aktif, istirahat, keseimbangan temperatur, seks, dan stimulasi sensoris. Kebutuhan fisiologis ini merupakan pendorong dan pemberi pengaruh yang kuat atas tingkah laku manusia, dan manusia akan selalu berusaha memuaskannya sebelum memuaskan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
2)     Kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan akan rasa aman adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya.
Bagi anak-anak, kebutuhan rasa amannya adalah ketergantungan. Menurut Maslow, anak-anak akan memperoleh rasa aman yang cukup apabila mereka berada dalam ikatan dengan keluarganya. Jika ikatan tersebut lemah atau bahkan tidak ada, maka anak akan merasa kurang aman, cemas, dan kurang percaya diri yang akhirnya akan mendorong anak untuk mencari area-area hidup di mana dia bisa memperoleh ketentraman dan kepastian atau rasa aman.
3)     Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki
Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, baik dengan sesama jenis maupun lain jenis, di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat.
Maslow menyanggah pendapat Freud bahwa cinta dan afeksi itu berasal dari naluri seksual yang disublimasikan. Bagi Maslow, cinta dan seks adalah dua hal yang berbeda. Menurutnya, cinta yang matang menunjuk kepada hubungan cinta yang sehat di antara dua orang atau lebih, yang di dalamnya terdapat sikap saling percaya dan saling menghargai.Kebutuhan akan cinta itu mencakup keinginan untuk mencintai dan dicintai yang menurutnya dianggap sebagai prasyarat bagi adanya perasaan yang sehat. Maslow akhirnya menyimpulkan bahwa antara kepuasan cinta dan afeksi di masa kanak-kanak serta kesehatan mental di masa dewasa terdapat hubungan yang signifikan.
4)     Kebutuhan akan rasa harga diri
Kebutuhan akan rasa harga diri ini oleh Maslow dibagi menjadi dua bagian, yaitu penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri dan penghargaan dari orang lain. Bagian pertama merupakan hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian, dan kebebasan. Sedangkan bagian kedua meliputi prestasi, yakni individu membutuhkan adanya penghargaan atas apa yang telah dilakukannya. Rasa harga diri yang sehat adalah hasil usaha individu yang bersangkutan. Dan merupakan bahaya psikologis yang nyata apabila seseorang lebih mengandalkan rasa harga dirinya pada opini orang lain daripada pada kemampuan dan prestasi nyata dirinya sendiri.
5)     Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan untuk aktualisasi atau mengungkapkan diri merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan dari tingkat sebelumnya telah terpenuhi dengan baik. Maslow menandai kebutuhan akan aktualisasi diri ini sebagai hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya serta untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang dimilikinya. Maslow mencatat bahwa pengaktualisasian diri ini tidak hanya berupa penciptaan kreasi atau karya-karya berdasarkan bakat atau kemampuan khusus akan tetapi juga dibutuhkan kondisi ligkungan yang menunjang dan menuntut adanya kesediaan atau keterbukaan individu terhadap gagasan-gagasan dan pengalaman-pengalaman baru.
Bagi anak, apabila anak diasuh dalam suasana aman, hangat, dan bersahabat, maka anak itu akan mampu menjalani proses-proses perkembangannya dengan baik. Di bawah kondisi yang sehat, perkembangan akan terangsang dan individu akan terdorong untuk menjadi yang terbaik sebisa-bisanya, sehingga lebih mudah dalam mengaktualisasikan dirinya.

c.      Perkembangan Kepribadian Menurut Kurt Lewin
Hakekat perkembangan menurut Kurt Lewin adalah perubahan tingkah laku. Pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut.
1)     Perkembangan berarti perubahan di dalam variasi tingkah laku
Semakin bertambah umur seseorang, variasi kegiatannya semakin bertambah pula.
2)     Perkembangan berarti perubahan dalam organisasi dan struktur tingkah laku
Semakin bertambah umur anak, tidak hanya variasi tingkah lakunya yang bertambah, melainkan juga struktur dan organisasi tingkah lakunya bertambah. Semakin lama semakin kompleks. Yang bertambah antara lain adalah sebagai berikut.
a)     Struktur relasi
Anak kecil yang mula-mula baru dapat mengadakan relasi dengan ibunya, semakin lama semakin dapat berelasi dengan orang lain dan semakin lama relasi tersebut semakin banyak.
b)     Hierarki yang semakin kompleks
Anak kecil yang mula-mula hanya dapat menggunakan sesuatu alat permainan, semakin bertambah umurnya, ia akan semakin banyak menggunakan alat permainan itu untuk kebutuhan-kebutuhan yang semakin banyak pula.
c)     Struktur tingkah laku yang menjadi lebih kompleks
Anak kecil yang semula hanya dapat melakukan suatu perbuatan, semakin bertambah umurnya akan semakin banyak pula untuk dapat melakukan perbuatan.
3)     Perkembangan berarti bertambah luasnya arena aktivitas
Semakin bertambah dewasa seseorang, maka arena aktivitasnya semakin bertambah luas.
4)     Perkembangan berarti perubahan dalam taraf realita
Semakin bertambah umur seseorang, maka taraf realitasnya juga semakin meningkat, artinya semakin dapat membedakan antara yang abstrak, khayal, dan sebagainya dengan yang realistis, yang nyata. Hal ini bersangkutan dengan perkembangan fantasi.
5)     Perkembangan berarti semakin terdifferensiasinya tingkah laku
Anak kecil yang semula hanya dapat memegang sesuatu dengan kedua tangannya, semakin lama dapat memegang dengan satu tangan kemudian dengan kelima jarinya, akhirnya cukup hanya dengan dua jarinya saja.
6)     Perkembangan berarti stratifikasi
Semakin bertambah umur, seseorang akan semakin pandai menyembunyikan isi hatinya. Jika anak kecil dapat berdusta semu, maka orang dewasa dapat berdusta dengan sengaja. Ia dapat menyembunyikan perbuatannya, hatinya, pikirannya, dan sebagainya. 
4.     Pembentukan Kepribadian Anak
Membentuk kepribadian anak dimaksudkan agar anak memiliki tingkah laku yang baik, baik terhadap dirinya sendiri, di masyarakat, maupun di hadapan Tuhan. Dengan kata lain, membentuk kepribadian anak adalah membentuk anak berakhlak yang baik. Nabi Muhammad saw juga menjadikan akhlak terpuji sebagai kesempurnaan iman, sebagaimana sabdanya: “orang mukmin yang paling sempurna keimananya adalah yang paling baik akhlaknya”.
Dalam pembahasan tentang pengertian dan perkembangan kepribadian di atas telah banyak disebutkan bahwa pembentuk kepribadian anak atau individu tidak hanya satu hal, akan tetapi meliputi banyak hal. Di antaranya adalah faktor biologis, faktor genetis, pengalaman-pengalaman sosial, juga perubahan lingkungan.
Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam kehidupan anak. Kepribadian orang tua, sikap, dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Hubungan orang tua sesama mereka sangat memengaruhi pertumbuhan jiwa anak. Hubungan yang serasi, penuh pengertian, dan kasih sayang akan membawa pada pembinaan pribadi yang tenang, terbuka, dan mudahdididik, karena ia mendapat kesempatan yang cukup dan baik untuk tumbuh dan berkembang.[22]Jadi, bagi orang tua hendakya dapat membentuk kepribadian anak dengan cara memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh tersebut dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kepribadiannya.
C.    Pemenuhan ASI Membentuk Kepribadian Anak
Bayi yang baru lahir menunjukkan serba tidak berdaya.Namun dibalik ketidakberdayaannya tersebut, pada dirinya terdapat berbagai potensi yang siap berkembang, terutama berhubungan dengan kepribadiannya. Bayi akan berkembang dengan baik dan berbagai potensi yang dimilikinya dapat berubah menjadi kemampuan nyata apabila dirinya mendapatkan stimuli dari lingkungannya, terutama lingkungan sosial.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi bayi. Dari lingkungan inilah bayi belajar membentuk pola hubungan dengan orang lain. Faktor yang sangat diperlukan oleh bayi dalam mengembangkan kemampuan tersebut adalah bounding dan attachment.
Secara harfiah, bounding berarti ikatan. Danattachment berarti sentuhan.
Sedangkan istilah bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai yang nantinya akanmemberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Tujuan bounding attachmentadalah untuk membantu tumbuh kembang fisik, emosi, dan intelektual seorang anak dari awal kehidupan hingga dewasa.[23] Oleh karena itu, perkembangan kepribadian anak juga sangat dipengaruhi oleh hal tersebut.
Tahap-tahap bounding attachment[24]:
1.     Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya
2.     Bounding (keterikatan)
3.     Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan indivudu lain
Cara untuk melakukan bounding attachment ada bermacam-macam, antara lain[25]:
1.     Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2.     Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.Bayi yang merasa aman dan terlindung merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan apabila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
3.     Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
4.     Suara
Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting.Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat.Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
5.     Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.
6.     Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan.Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa.Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki.Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
7.     Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
8.     Inisiasi (kontak) Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas badan ibu.Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling dengan segera.
Ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari inisiasi dini:
a.      Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
b.     Reflek menghisap dilakukan dini
c.      Pembentuk kekebalan aktif dimulai
d.     Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak, yaitu melalui kehangatan tubuh (body warmth), dan waktu pemberian kasih sayang (Stimulasi hormonal)
Bounding attachment tersebut memiliki dampak positif, di antaranya adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap socialnya, bayi merasa aman, dan berani mengadakan eksplorasi. Dengan demikian, salah satu proses bounding attachment yaitu pemberian ASI kepada bayi yang mengandung beberapa proses tingkah laku positif, yaitu kontak mata, kontak kulit, penciuman aroma khas ASI oleh bayi, juga bioritme akan membantu mengeratkan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi dan berpengaruh positif terhadap pembentukan kepribadian bayi.


BAB III
PEMENUHAN ASI TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK (KAJIAN AYAT AL QUR’AN SURAT AL BAQARAH: 233)
A.    Teks Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233 dan Terjemahannya
1.     Redaksi Ayat
ßßßNºt$Î!ºuqø9$#urz`÷èÅÊöãƒ£`èdy»s9÷rr&Èû÷,s!öqymÈû÷ün=ÏB%x.(ô`yJÏ9yŠ#ur&br&¨LÉêãƒsptã$|ʧ9$#        
2.     Terjemah
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.

B.    Makna Mufrodat dan Tarkib Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233
1.     Makna mufrodat dari ayat al Qur’an surat al Baqarah: 233 adalah sebagai berikut:
a.      Nºt$Î!ºuqø9$#          : para ibu
b.     z`÷èÅÊöãƒ            : menyusui
c.      £`èdy»s9÷rr&          : anak-anaknya
d.     û÷,s!öqym              : dua tahun
e.      û÷ün=ÏB%x.              : sempurna
f.      `yJÏ9                 : bagi orang
g.     Š#ur&                 : ingin
h.     LÉêãƒbr&                :menyempurnakan
i.       ptã$|ʧ9$#         :penyusuan
2.     Tarkib ayat Al Qur’an surat Al Baqarah: 233
Tarkib berarti susunan.Dalam pembahasan ini, tarkib dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan masing-masing kata dalam ayat, sehingga dapat dipahami susunannya.
a.      تُºt$Î!ºuqø9$#ur
1)     وdalam kata tersebut merupakan و‘athaf, yaitu menghubungkan ayat ini dengan ayat sebelumnya karena keterangannya masih berkaitan.Athafnya وtersebut merupakan ‘athaf nasaq, yaitu isim yang mengikuti pada matbu’ (sesuatu yang diikuti) dalam hal i’rob dengan perantara salah satu huruf ‘athaf. Makna atau faidah dari و tersebut adalah kumpulannya ma’thuf(tabi’ atau yang mengikuti) dan ma’thuf ‘alaih(matbu’ atau yang diikuti) di dalam hukum secara mutlak, dalam arti hukum itu dilakukan oleh ma’thuf dulu atau ma’thuf ‘alaih dulu atau bersamaan, yang penting antara ma’thuf dengan ma’thuf ‘alaih sama di dalam hukum.[26]
2)     الْوَالِدَاتُ berkedudukan sebagai mubtada’, ditandai dengan dlumah karena merupakan isim jama’ muannas salim.Mubtada’ adalah kalimat isim yang terbaca rafa’ yang sepi dari ‘amil lafdzi, kecuali dari ‘amil lafdziyang berupa zaidah (tambahan). ‘Amil lafdzi adalah ‘amil yang bisa dilihat dan dibaca, seperti ‘amil كَانَdan saudaranya,اِنَّ dan saudaranya,ظَنَّ dan saudaranya, kalimat fi’il selainnya, huruf jer, dll.[27]
Isim jama’ muannas salim adalah kalimat yang dijama’kan dengan tambahan ا dan ت di akhir dan menunjukkan arti perempuan banyak.[28]

b.     يُرْضِعْنَ
1)     Berkedudukan sebagai khabarghoiru mufrod karena terdiri dari fi’il fa’il (jumlah fi’liyah).Fi’ilnya merupakan fi’il mudlori’ yang berupa dhomir tersimpan (mustatir) yang kembali kepada mubtada’.
Khabar adalah kalimat isim yang terbaca rafa’, menjadi musnad(hukum yang disandarkan pada mubtada’). Arti lain dari khabar yaitu bagian penyempurna mubtada’.
Fi’il adalah kata kerja.Sedangkan fa’il adalah pelaku.
2)     ن pada akhir kata berharakat fatchah karena merupakan nun niswah, yaitu nun yang menunjukkan arti perempuan.
c.      اَوْلدَهُنَّ
Lafal ini berkedudukan sebagai maf’ul bih, yaitu isim yang terbaca nashob (dengan ditandai harokat fatchah karena bertempat sebagai isim mufrod), yang terkena atau menjadi sasaran fi’il (pekerjaan). Dengan kata lain, maf’ul bih merupakan objek. 

d.     حَوْلَيْنِ
Kata ini berkedudukan sebagai zhorof.zhorofnya adalah zhorof zaman (maf’ul fih). Zhorof zaman adalah isim zaman(waktu) yang terbaca nasob dengan mengira-ngirakan atau menyimpan makna huruf في (artinya “di dalam”).[29]

e.      كَامِلَيْنِ
Kata ini berkedudukan sebagai na’at (kata sifat), na’atnya yaitu na’at haqiqi. Na’at adalah lafal yang mengikuti pada lafal yang diikutinya, baik dalam hal rafa’, nasob, jar, ma’rifat, maupun nakirohnya. Na’at haqiqi adalah na’at yang menjelaskan salah satu sifat dari beberapa sifatnya matbu’/mausuf.[30]Dalam hal ini, kata û÷ün=ÏB%x.mengikuti kata sebelumnya, û÷,s!öqym.
f.      لِمَنْ
1)     لِ-nya merupakan huruf jar.
2)     مَنْ-nya merupakan isim mausul.Isim mausul adalah isim yang menunjukkan arti tertentu (jelas) dengan perantara jumlah atau sibhul jumlah setelahnya dan jumlah tersebut dinamakan “shilahnya mausul”.
g.     أَرَادَ
Lafal ini merupakan shilah.Shilah yaitu jumlah yang jatuh setelah isim mausul (مَنْ).Pada lafal ini, shilahnya merupakan jumlah fi’liyah (jumlah yang terdiri dari fi’il dan fa’il/naibul fa’il).[31]
Lafal ini merupakan fi’il madhi yang berupa dhomir tersimpan (mustatir) yang kembali kepada isim mausul (مَنْ).
h.     أَنْ يُتِمَّ
Lafal ini berkedudukan sebagai maf’ul bih.Maf’ul bih –nya merupakan maf’ul bih muawwal, yaitu kalimat yang ditakwili atau dikira-kirakan dengan bentuk mashdar, misalnya kemasukan sala satu hurufأَنْ، أَنَّ، كَي، مَا، لَوْ.
Mashdar adalah lafal yang menunjukkan pada makna hadats saja tanpa disertai dengan zaman.Hadats adalah suatu makna yang melekat pada perkara lain, bisa berupa pekerjaan atau yang lain.[32]
Lafal ini juga merupakan fi’il mudhori’ yang berupa dhomir tersimpan (mustatir) yang kembali kepada isim mausul (مَنْ).
i.       الرَّضَاعَةَ
Lafal ini berkedudukan sebagai maf’ul bih dan dibaca nashob dengan tanda fatchah karena bertempat sebagai isim mufrod.

C.    Asbabun Nuzul Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233
Menurut bahasa, “asbab al nuzul” berarti sebab turunnya ayat-ayat Al Qur’an. Al Qur’an diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril tidak hanya satu kali saja, akan tetapi secara berangsur-angsur dalam masa kurang lebih 23 tahun. Al Qur’an diturunkan untuk memperbaiki akidah, ibadah, akhlak, dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran.
Sedangkan asbab al nuzul, sebagaimana dikutip oleh al Shalih, berarti sesuatu yang dengan sebabnya turun suatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban terhadap sebab itu atau menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab tersebut.[33]
Di dalam kitab Asbabun Nuzul (latar belakang historis turunnya ayat-ayat Al Qur’an), tidak terdapat asbabun nuzul dari ayat 233 surat Al Baqarah. Akan tetapi turunnya ayat 233 surat Al Baqarah ini masih berhubungan dengan ayat sebelumnya yang membahas tentang wanita yang ditalak. Sedangkan ayat sebelumnya, ayat 232 surat Al Baqarah, memiliki asbabun nuzul sebagai berikut.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Ma’qil bin Yasar mengawinkan saudaranya kepada seorang laki-laki Muslim. Beberapa lama kemudian dicerainya dengan satu talak.Setelah habis masa iddahnya, mereka berdua ingin rujuk kembali. Maka datanglah laki-laki tadi bersama sahabat Umar bin Khattab untuk meminangnya. Ma’qil berkata “Hai orang celaka!Aku memuliakan kamu dan aku mengawinkan kamu dengan saudaraku tapi malah kamu ceraikan dia. Demi Allah dia tidak akan kukembalikan kepadamu.”Setelah Ma’qil berkata seperti itu, maka turunlah ayat 232 tersebut yang melarang wali untuk menghalangi mereka rujuk kembali.Ketika Ma’qil mendengar ayat tersebut, lalu dia berkata “Aku dengar, dan kutaati Rabb-ku.Aku kawinkan lagi kamu dengannya dan aku muliakan kamu.”[34]
Jadi, surat 232 menjelaskan tentang diperbolehkannya rujuk kembali bagi suami istri yang telah bercerai dengan talak satu. Sedangkan ayat 233 merupakan sebuah akibat dan syarat dari ayat sebelumnya, bahwa saat suami istri bercerai ataupun rujuk kembali, terdapatbeberapa kewajiban yang harus mereka lakukan, salah satunya adalah bagi ibu yang harus menyusui anaknya dan bagi ayah yang harus menafkahi istri serta anak-anaknya.

D.    Munasabatul Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233
Secara etimologi, munasabah berarti saling menyerupai dan saling mendekati.[35] Selain itu, munasabah juga memiliki arti persesuaian, hubungan, atau toleransi, yaitu hubungan persesuaian antara ayat atau surat yang satu dengan ayat atau surat sebelum atau sesudahnya.[36] Adapun secara terminologi, munasabah adalah keserupaan dan kedekatan di antara berbagai ayat, surat, dan kalimat yang mengakibatkan adanya hubungan.[37] Dalam kajian yang lain juga disebutkan bahwa munasabah adalah korelasi antar ayat-ayat dan atau surat-surat di dalam Al Qur’an, baik korelasi itu berupa ikatan antara yang umum dengan yang khusus, antara yang abstrak dengan yang konkrit, antara sebab dengan akibat, antara yang rasional dengan yang irasional, atau bahkan antara dua hal yang kontradiktif.[38]
Munasabah ayat 233 surat Al Baqarah adalah sebagai berikut.
Ayat ini masih membicarakan tentang keluarga.Jika dalamayat sebelumnya telah membicarakan tentang suami istri dan hukum-hukum bagi wanita yang ditalak, pada ayat ini membicarakan tentang anak yang lahir dari hubungan suami istri tersebut.Wanita-wanita yang ditalak yang tersebut dalam ayat sebelumnya, dalam ayat ini dimaksudkan bahwa wanita-wanita tersebut memiliki bayi. Maka dalam ayat ini diterangkan pula hukum-hukum Allah yang berhubungan dengan penyusuan anak dan cara yang harus ditempuh oleh kedua ibu bapak dalam pemeliharaan bayi mereka, terutama setelah istri ditalak.Namun tidak hanya ditujukan kepada wanita yang memiliki anak dalam status ditalak saja, ayat ini juga memerintahkan dengan sangat kukuh kepada para ibu (bukan hanya yang telah ditalak) agar menyusukan anak-anaknya. Bukti bahwa ayat ini ditujukan untuk semua ibu, baik yang telah ditalak atau tidak, yaitu bahwa ayat ini menggunakan kata  الوالداتyang berarti para ibu, bukan menggunakan kata امّهات yang berarti para ibu kandung. Jadi, baik ibu kandung maupun bukan diperintahkan untuk menyusui dengan air susu ibu karena air susu ibu adalah makanan terbaik untuk bayi hingga usia dua tahun, walaupun yang menyusui itu bukan ibu kandungnya.

E.    Pendapat Para Mufasir Tentang Isi Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233
1.     Tafsir Al Qur’anul Majid An Nuur oleh Prof. DR.Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy
Secara lahiriah ayat ini menyatakan bahwa wajib bagi ibu, baik yang telah ditalak ataupun yang tidak ditalak untuk menyusui bayinya sampai sempurna dua tahun.Tetapi waktu penyusuan dua tahun itu boleh dikurangi jika ayah atau ibu memandang hal itu lebih maslahat atau lebih baik.Itu tergantung pada pertimbangan ayah dan ibu. Tidak ada halangan untuk mencari pengganti air susu ibu jika memang dengan pemberian air susu ibu malah akan mendatangkan madharat. Sebab, wajib di sini berdasarkan maslahat, bukan ibadah (ta’abud).Menyusui anak adalah hak ibu, oleh karena itu ayah tidak boleh menghalangi ibu untuk menyusui anaknya walaupun telah ditalak. Akan tetapi Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy mengungkapkan bahwa ada segolongan ulama yang berpendapat bahwa menyusui bukanlah kewajiban bagi ibu, kecuali anak tidak mau menyusu kepada orang lain atau ayah tidak sanggup membiayai orang lain untuk menyusui anaknya atau tidak sanggup membeli makanan lain pengganti air susu ibu atau tidak mendapatkan orang lain yang bersedia menyusui anaknya. Para ulama berpendapat tentang hal ini berdasarkan atas ayat 7 surat At Thalaaq, sebagai berikut.
÷÷,ÏÿYãÏ9rèŒ7pyèy`ÏiB¾ÏmÏFyèy(`tBuruÏè%Ïmøn=tã¼çmè%øÍ÷,ÏÿYãù=sù!$£JÏBçm9s?#uäª!$#4Ÿwß#Ïk=s3リ!$#$²¡øÿtRžwÎ)!$tB$yg8s?#uä4ã@yèôfuŠyª!$#y÷èt/9Žô£ãã#ZŽô£çÇÐÈ
Artinya: Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.

Paham di antara hak para ibu adalah menyusui anaknya juga dipetik dari ayat 15 dalam surat Al Ahqaaf, sebagai berikut.
$uZøŠ¢¹ururz`»|¡SM}$#Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/$·Z»|¡ômÎ)(çm÷Fn=uHxq¼çmBé&$\döä.çm÷Gyè|Êurur$\döä.(¼çmè=÷Hxqur¼çmè=»|ÁÏùurtbqèW»n=rO#·öky­4#Ó¨Lym#sŒÎ)x÷n=t/¼çn£ä©r&x÷n=t/urz`ŠÏèt/ör&ZpuZytA$s%Éb>uûÓÍ_ôãÎ÷rr&÷br&tä3ô©r&y7tFyJ÷èÏRûÓÉL©9$#|MôJyè÷Rr&¥n?tã4n?tãur£t$Î!ºur÷br&urŸ@uHùår&$[sÎ=»|¹çm9|Êös?ôxÎ=ô¹r&urÍ<ÎûûÓÉL­ƒÍhèŒ(ÎoTÎ)àMö6è?y7øs9Î)ÎoTÎ)urz`ÏBtûüÏHÍ>ó¡ßJø9$#ÇÊÎÈ

Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri".
Kata “yang sempurna” sesudah pernyataan ”dua tahun” berfungsi untuk menguatkan jangka waktu penyusuan tersebut. Hikmah membatasi waktu penyusuan selama dua tahun adalah untuk memelihara kepentingan bayi karena air susu ibu itulah makanan yang sangat sesuai bagi anak. Selain itu, anak juga membutuhkan perhatian yang sempurna yang tidak dapat diperoleh kecuali dari ibu dalam masa penyusuan tersebut. Memberi air susu ibu selama dua tahun itulah yang mengharamkan pernikahan karena sekurang-kurangnya tempo mengandung adalah enam bulan (hal ini diriwayatkan oleh Ali Ibnu Abbas). Waktu enam bulan tersebut diperoleh dari 30 bulan (masa mengandung dan menyapih yang telah tersebut dalam ayat 15 surat Al Ahqaaf di atas) dikurangi masa menyusui selama dua tahun (24 bulan).[39]

2.     Tafsir Al Mishbah oleh M. Quraish Shihab
Al Qur’an sejak dini telah menggariskan bahwa air susu ibu, baik ibu kandung maupun bukan, adalah makanan terbaik untuk bayi hingga usia dua tahun. Namun demikian, tentunya air susu ibu kandung lebih baik dari lainnya. Dengan menyusu pada ibu kandung, anak akan merasa lebih tentram, sebab menurut penelitian ilmuan, ketika itu bayi mendengar suara detak jantung ibu yang telah dikenalnya secara khusus sejak berada di dalam kandungan. Detak jantung itu berbeda antara seorang wanita satu dengan wanita lainnya.
Dua tahun adalah batas maksimal dari kesempurnaan penyusuan. Penyusuan selama dua tahun tersebut meski diperintahkan akan tetapi bukanlah suatu kewajiban. Jika ibu bapak sepakat untuk megurangi masa penyusuan karena adanya sesuatu hal maka tidaklah mengapa.Hal tersebut juga berdasar pada QS. Al Ahqaaf: 15 yang menyatakan bahwa masa kehamilan dan penyusuan adalah 30 bulan. Jika janin dikandung selama sembilan bulan, maka masa penyusuannya selama 21 bulan.Jika janin dikandung selama enam bulan, maka masa penyusuannya selama 24 bulan (dua tahhhun).[40]

3.     Tafsir Fi Zhilalil Qur’an oleh Sayyid Quthb
Allah mewajibkan ibu untuk menyusui anak selama dua tahun penuh karena Allah mengetahui bahwa masa ini merupakan waktu yang paling ideal ditinjau dari segi kesehatan maupun jiwa anak, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.
Pembahasan-pembahasan tentang kesehatan dan jiwa sekarang telah menetapkan bahwa masa dua tahun itu merupakan kebutuhan yang vital bagi pertumbuhan anak, baik mengenai kesehatan fisik maupun mentalnya.Akan tetapi nikmat Allah kepada kaum muslimin tidak menunggu hasil penelitian para ahli.Maka, potensi insani yang tersimpan pada diri anak itu tidak boleh dibiarkan karena si kecil masih lemah dan membutuhkan kasih sayang serta pemeliharaan yang baik.[41]
Sementara ibu menyusui bayinya, seorang ayah harus menafkahi istri secara patut dan baik agar istri dapat menyusui dan memelihara anak dengan baik pula.Masing-masing dari ayah maupun ibu harus menunaikan kewajibannya sesuai batas kemampuannya dan tidak diperkenankan untuk saling menuntut di luar kemampuan.

4.     Tafsir Al Maragi oleh Ahmad Mustafa Al Maragi
Diwajibkan kepada kaum ibu, baik yang masih berstatus sebagai istri maupun yang dalam keadaan ditalak untuk menyusui anak-anak mereka selama dua tahun penuh dan tidak lebih dari itu.Tetapi diperbolehkan kurang dari masa itu jika kedua orang tua memandang adanya kemaslahatan. Adapun sebab kewajiban menyusui anak bagi ibu adalah karena air susu ibu merupakan susu terbaik, sebagaimana yang telah diakui oleh para dokter. Bayi yang masih di dalam kandungan ditumbuhkan dengan darah ibunya. Setelah lahir, darah tersebut berubah menjadi susu yang merupakan makanan utama bagi bayi karena ia sudah terpisah dari kandungan ibunya. Hanya air susu ibu yang paling cocok dan paling sesuai dengan perkembangannya. Apabila seorang bayi dalam penyusuannya diserahkan kepada wanita lain karena ibu kandungnya berhalangan atau dalam keadaan darurat, maka perempuan yang menggantikan tersebut harus diselidiki terlebih dahulu dalam hal kesehatan dan akhlaknya. Hal tersebut dikarenakan air susu ibu terbuat dari darah kemudian dihisap oleh bayi dan tumbuh dalam badan bayi menjadi daging dan tulang. Dengan demikian, maka bayi tersebut telah mendapatkan pengaruh dari perempuan yang menyusuinya, baik dalam hal kesehatan maupun karakternya.Terkadang pengaruh kejiwaan dan kecerdasan akal lebih besar daripada pengaruh yang bersifat jasmaniyah meskipun pengaruh suara juga dapat membekas dalam tubuh bayi.Jika memang demikian, maka pengaruh kecerdasan akal, perasaan, dan watak perempuan tersebut jelas lebih besar dan lebih kuat.Para ahli di negara maju telah memahami kenyataan ini. Oleh karena itu, tersebutlah bahwa kaisar Rusia telah memerintahkan istrinya untuk menyusui sendiri anak-anaknya dan melarang mereka disusukan oleh orang lain.[42]
Sedangkan hikmah ditetapkannya masa menyusui selama dua tahun  adalah agar kepentingan bayi benar-benar diperhatikan. Air susu ibu adalah makanan utama bayi pada umur tersebut. Dan ia sangat memerlukan perawatan yang seksama dan lebih baik dilakukan oleh ibunya sendiri.

F.     Pemenuhan ASI Membentuk Kepribadian Anak Menurut Al Qur’an Surat Al Baqarah Ayat 233
Dalam pembahasan sebelumnya mengenai ayat 233 surat Al Baqarah telah dipaparkan bahwa hanya air susu ibu yang paling cocok dan paling sesuai dengan perkembangannya. Apabila seorang bayi dalam penyusuannya diserahkan kepada wanita lain karena ibu kandungnya berhalangan atau dalam keadaan darurat, maka perempuan yang menggantikan tersebut harus diselidiki terlebih dahulu dalam hal kesehatan dan akhlaknya. Hal tersebut dikarenakan air susu ibu terbuat dari darah kemudian dihisap oleh bayi dan tumbuh dalam badan bayi menjadi daging dan tulang. Dengan demikian, maka bayi tersebut telah mendapatkan pengaruh dari perempuan yang menyusuinya, baik dalam hal kesehatan maupun karakternya.Terkadang pengaruh kejiwaan dan kecerdasan akal lebih besar daripada pengaruh yang bersifat jasmaniyah meskipun pengaruh suara juga dapat membekas dalam tubuh bayi.Jika memang demikian, maka pengaruh kecerdasan akal, perasaan, dan watak perempuan tersebut jelas lebih besar dan lebih kuat.


BAB IV
ANALISIS PEMENUHAN ASI TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK MENURUT AYAT AL QUR’AN SURAT AL BAQARAH: 233

A.    Pengaruh Pemenuhan ASI Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak
Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, ASI merupakan asupan yang paling utama dan sesuai, baik ditinjau dari segi kandungannya, cara penyajiannya, maupun dari pengaruhnya untuk perkembangan bayi. ASI mengandung kandungan gizi, seperti protein, lemak, laktosa, vitamin, zat besi, air, garam, kalsium, fosfat dengan takaran yang pas dan tepat untuk asupan bayi guna pertumbuhannya.Mengandung zat antibodi atau kekebalan tubuh juga sel darah putih (leukosit) untuk melindungi dan menjaga kesehatan bayi.Mengandung enzim khusus, yaitu lipase yang bermanfaat untuk mempermudah pencernaan lemak sehingga bayi akan lebih sering ingin makan dibandingkan dengan jika diberi asupan selain ASI.
Kadungan ASI memang paling baik dan sesuai takaran bagi bayi, akan tetapi tidak semua ibu bisa memenuhinya apabila seorang ibu tidak menjaga dirinya sendiri, baik dalam hal fisik maupun nonfisik. Terdapat beberapa hal bagi ibu yang dapat mempengaruhi produksi ASI, dan seorang ibu harus memperhatikan hal tersebut agar bayi bisa mendapatkan asupan dengan baik.Beberapa faktor tersebut adalah makanan, ketengan jiwa, penggunaan alat kontrasepsi, perawatan payudara, faktor istirahat, pemberian hisapan pada anak, serta faktor penggunaan obat-obatan. Seorang ibu harus menjaga pola makannya, menjaga ketenangan jiwa dan pikirannya, memperhatikan ketepatan penggunaan alat kontrasepsi, mau merawat payudara dan merangsangnya agar ASI lebih mudah keluar, ibu harus istirahat dengan cukup, harus memberikan hisapan secepatnya saat anak menginginkannya, dan memperhatikan penggunaan obat-obatan terutama obat-obatan yang mengandung hormon.
Selain beberapa faktor tersebut di atas, cara dan posisi menyusui juga harus diperhatikan oleh ibu. Jangan sampai anak merasa tidak nyaman bahkan merasa kesulitan saat menghisap ASI dari payudara ibu dikarenakan posisi ibu yang tidak benar atau ibu dalam kondisi jiwa yang tidak baik.Hal ini dikarenakan kondisi jiwa dan pikiran ibu sangat berpengaruh terhadap anak.
Manfaat menyusui bagi tumbuh kembang bayi sangat banyak. Ditinjau dari kesehatan, bayi yang diberi ASI, terutama ASI eksklusif,akan lebih sehat dan kekebalan tubuhnya lebih kuat daripada bayi yang diberi asupan selain ASI, misalnya susu formula. Sedangkan secara psikologis, bayi yang disusui oleh ibunya sejak dini sudah terlatih bahwa untuk mendapatkan sesuatu harus ada usaha yang dilakukan, khusunya pada saat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) karena bayi harus menemukan sendiri puting susu ibu. Semakin kuat usaha yang dilaksanakan, maka semakin banyak yang diperoleh. Berbeda dengan bayi yang menggunakan susu botol atau “dot empeng”, dari awal sudah membiasakan bayi dengan menyuapi. Kebiasaan ini akan membentuk pribadi anak menjadi pemalas dan kurang mau berusaha. Hal ini merupakan salah satu pembentukan kepribadian terhadap anak.
Sedangkan pemenuhan pemberian ASI sampai bayi berumur dua tahun memiliki manfaat tersendiri bagi bayi.Seperti yang dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam teori Psikoanalisanya, bahwa fase perkembangan kepribadian anak yang pertama adalah fase oral, di mana kepuasan anak akan diperoleh melalui mulutnya, yaitu dengan menyusu. Dan perangsang yang paling baik di sini adalah puting susu ibu, bukan dot atau empeng. Fase oral ini berlangsung sampai tahun kedua. Apabila pada fase ini pemberian rangsangan dan kepuasan terhadap anak mengalami kekurangan, maka anak akan mendapat dampak buruk pada perkembangan kepribadiannya. Anak akan cenderung pasif, terlalu penurut, pesimis, dan sinis karena pada fase oralnya kurang terpuaskan.
Selain itu, menurut teori Kepribadian Humanistik yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, pada masa kanak-kanak, anak harus mendapatkan rasa aman, cinta, dan kasih sayang yang cukup.Dan kebutuhan rasa aman, cinta, dan kasih sayang itu dapat diperoleh dengan cukup pada saat anak disusui oleh ibu. Pada saat kegiatan penyusuan tersebut berlangsung, anak akan merasa nyaman, aman, dan hangat di pangkuan ibu. Apabila kebutuhan pada masa kanak-kanak tersebut tidak dapat terpenuhi, maka pada usia dewasa anak cenderung akan merasa kurang aman, cemas, dan kurang percaya diri yang akhirnya akan mendorong anak untuk mencari area-area hidup di mana dia bisa memperoleh ketentraman dan kepastian atau rasa aman.
Jika pada masa kanak-kanak kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki bagi anak kurang dipenuhi dan afeksinya kurang terpuaskan, maka pada masa dewasa anak akan kurang mendapatkan perasaan yang sehat, karena kebutuhan akan cinta itu mencakup keinginan untuk mencintai dan dicintai yang menurut Maslow dianggap sebagai prasyarat bagi adanya perasaan yang sehat.
Sedangkan ditinjau dari aspek ilmu kesehatan, ASI juga telah terbukti dengan semua kandungan yang ada di dalamnya, merupakan asupan yang paling baik serta memiliki takaran dan ukuran yang paling tepat bagi bayi dibandingkan dengan asupan lainnya (bukan ASI). Kandungan yang terdapat di dalamnya tidak hanya bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangannya saja, tetapi juga bermanfaat sebagai penjaga kesehatan dan daya tahan tubuh bayi dari serangan penyakit karena mengandung zat antibodi yang tidak dimiliki oleh susu formula atau asupan lain. Pengaruh ASI terhadap kesehatan bayi ini tentunya juga akan mempengaruhi kepribadian bayi, mengingat terdapat adanya tipe-tipe kepribadian yang didasarkan pada faktor biologis dan fisik.
Dari pembahasan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pemenuhan ASI sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak.

B.    Efektivitas Pemenuhan ASI Menurut Perspektif Islam Berdasarkan Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233
Sebelumnya telah diuraikan dalam kajian pustaka pada bab III tentang beberapa penafsiran ayat 233 surat Al Baqarah mengenai hukum penyusuan bagi seorang ibu kepada anaknya beserta sebab dan akibatnya.
Dari beberapa penafsiran yang dikemukakan oleh beberapa ahli tafsir tersebut sebenarnya memiliki persamaan pokok penafsiran.Persamaan itu di antaranya adalah sebagai berikut.
1.     Kewajiban bagi ibu, baik ibu kandung maupun bukan ibu kandung, untuk menyusui anaknya menggunakan Air Susu Ibu (ASI).
2.     Dua tahun adalah batas maksimal kesempurnaan penyusuan.
3.     Air susu ibu (ASI) adalah makanan yang utama dan paling sesuai bagi bayi.
4.     Apabila terdapat suatu kemaslahatan, penyusuan boleh dialihkan kepada ibu lain (bukan ibu kandung) atau susu dan asupan lain, tetapi harus berdasarkan atas pertimbangan mufakat kedua belah ibu bapak.
Di samping persamaan pendapat tersebut, masing-masing mufasir memiliki pendapat sendiri-sendiri. Akan tetapi pendapat-pendapat tersebut memiliki pokok kajian yang sama.
Di dalam QS. Al Baqarah ayat 233, kata “yang sempurna” sesudah pernyataan ”dua tahun” berfungsi untuk menguatkan jangka waktu penyusuan. Hikmah membatasi waktu penyusuan selama dua tahun adalah untuk memelihara kepentingan bayi karena air susu ibu itulah makanan yang sangat sesuai bagi bayi. Selain itu, anak juga membutuhkan perhatian yang sempurna yang tidak dapat diperoleh kecuali dari ibu dalam masa penyusuan tersebut. Dengan menyusu pada ibu kandung, anak akan merasa lebih tentram, sebab menurut penelitian ilmuan, ketika menyusu bayi mendengar suara detak jantung ibu yang telah dikenalnya secara khusus sejak berada di dalam kandungan. Detak jantung itu berbeda antara seorang wanita satu dengan wanita lainnya. Di samping itu, potensi insani yang tersimpan pada diri anak tidak boleh dibiarkan karena si kecil masih lemah dan membutuhkan kasih sayang serta pemeliharaan yang baik, melalui proses penyusuan.
Selain keterangan di atas, telah terbukti juga bahwa hubungan ibu dengan bayi yang disusuinya sangat kuat.Bayi yang masih di dalam kandungan ditumbuhkan dengan darah ibunya. Setelah lahir, darah tersebut berubah menjadi susu yang merupakan makanan utama bagi bayi karena ia sudah terpisah dari kandungan ibunya. Hanya air susu ibu yang paling cocok dan paling sesuai dengan perkembangannya. Apabila seorang bayi dalam penyusuannya diserahkan kepada wanita lain karena ibu kandungnya berhalangan atau dalam keadaan darurat, maka perempuan yang menggantikan tersebut harus diselidiki terlebih dahulu dalam hal kesehatan dan akhlaknya. Hal tersebut dikarenakan air susu ibu terbuat dari darah kemudian dihisap oleh bayi dan tumbuh dalam badan bayi menjadi daging dan tulang. Dengan demikian, maka bayi tersebut telah mendapatkan pengaruh dari perempuan yang menyusuinya, baik dalam hal kesehatan maupun karakternya.Terkadang pengaruh kejiwaan dan kecerdasan akal lebih besar daripada pengaruh yang bersifat jasmaniyah meskipun pengaruh suara juga dapat membekas dalam tubuh bayi.Jika memang demikian, maka pengaruh kecerdasan akal, perasaan, dan watak ibu yang menyusui tersebut jelas lebih besar dan lebih kuat.


BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, akhirnya penulis menarik kesimpulan, sebagai berikut.
1.     Pemenuhan Air Susu Ibu (ASI) memiliki pengaruh yang baik, baik bagi anak, orang tua, keluarga, bahkan negara. Khususnya bagi anak, pemenuhan asupan ASI selama dua tahun tersebut dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian anak. Hal ini dikarenakan, pada masa oral yang berlangsung pada satu sampai dua tahun pertama, anak membutuhkan rangsangan dan kepuasan melalui mulutnya, yang hal tersebut dapat dipenuhi dengan cara menyusu kepada ibunya. Jika kebutuhan rangsangan dan kepuasan tersebut kurang atau bahkan tidak dapat terpenuhi pada masanya, maka anak akan mengalami kecenderungan berkepribadian pasif, pesimis, terlalu penurut, dan sinis pada masa dewasanya. Selain itu, anak yang tercukupi pemenuhan ASInya akan mendapatkan cinta, kasih sayang, dan kenyamanan yang cukup terutama dari ibunya, sehingga pada masa dewasa, anak akan memiliki perasaan yang sehat yang dapat mendukung kebaikan kepribadiannya. Sedangkan ditinjau dari kesehatan, karena telah terbukti bahwa ASI memiliki kandungan zat yang paling baik dan sesuai bagi tumbuh kembang bayi, maka bayi akan lebih sehat dan kebal secara jasmani dibandingkan dengan bayi yang mendapat asupan selain ASI. Kesehatan jasmani ini juga dapat mempengaruhi kepribadiannya, mengingat adanya tipe-tipe kepribadian yang berdasarkan faktor biologis dan fisik.
2.     Menurut perspektif Islam berdasarkan Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 233, pemenuhan ASI yang sempurna dianjurkan sampai bayi berusia dua tahun karena Allah telah menciptakan ASI sebagai asupan terbaik dan paling tepat bagi bayi dan Allah mengetahui bahwa masa dua tahun ini merupakan waktu yang paling ideal untuk memenuhi kebutuhan vital bagi pertumbuhan anak, baik ditinjau dari segi kesehatan fisik maupun jiwa dan mental anak. Selain itu, penetapan masa tersebut juga bertujuan agar kepentingan bayi benar-benar diperhatikan karena ia sangat memerlukan perawatan yang seksama dan lebih baik dilakukan oleh ibunya sendiri. Akan tetapi, apabila ibu kandungnya mengalami maslahat sehingga tidak dimungkinkan dapat menyusui bayinya, maka atas hasil pertimbangan mufakat bapak ibu, penyusuan boleh dialihkan kepada ibu lain (bukan ibu kandung). Tetapi dalam pengalihan penyusuan kepada ibu lain ini harus memperhatikan latar belakang dan kepribadian ibu lain tersebut karena hal itu sangat berpengaruh terhadap bayi yang disusuinya.

B.    Saran-saran
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis ingin memberikan beberapa saran kepada beberapa pihak, sebagai berikut.
1.     Bagi para ibu, setelah mengetahui kandungan dan manfaat menyusui, diharapkan dapat menyusui bayinya dengan cara yang baik dan sesuai kebutuhan bayi agar kebutuhan bayi terpenuhi serta memberikan pengaruh baik pada kepribadian di masa dewasanya.
2.     Bagi para ayah, hendaknya memperhatikan, mendukung, menafkahi, dan melayani istrinya dengan baik sesuai kebutuhannya, terutama saat istrinya menyusui, agar istri dapat menyusui serta merawat anaknya dengan baik.
3.     Bagi para anak, hendaknya selalu berbakti kepada orang tua, terutama ibu yang telah merawat kita sejak kita berada di dalam kandungan sampai dewasa, serta telah memberi kita Air Susu Ibu (ASI) sebagai asupan kita saat kita masih bayi, sehingga kita mendapatkan kesehatan jasmani, rohani, dan mental dalam nikmat kehidupan yang Allah berikan sampai sekarang.
4.     Bagi para penyuluh, pembina, dan petugas kesehatan, hendaknya selalu memotivasi dan membimbing para ibu untuk dapat menyusui serta merawat bayinya dengan tata cara yang baik dan benar agar dapat menciptakan generasi bangsa yang sehat jasmani dan rohani, atau fisik dan mental.

C.    Kata Penutup
Puji syukur ke hadirat Allah swt, yang dengan petunjuk dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pemenuhan ASI Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak (Kajian Al Qur’an Surat Al Baqarah Ayat 233)” ini.
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan yang penulis miliki bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga menjadikan skripsi ini masih jauh darikesempurnaan.Oleh karena itu, penulis mengharap adanya koreksi dan saran yang bersifat membangun dari semua pihakyang membaca.
Akhirnya, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai penambah khasanah keilmuan terutama dalam bidang  kesehatan, agama, psikologi, dan pendidikan.Dan semoga Allah swt selalu memberikan berkah kepada umat manusia yang selalu mau belajar.Amiin yaa Rabbal’aalamiin.




[1] Departemen Agama RI, Mushaf Al Qur’an Terjemah, Al Huda (Kelompok Gema Insani), Depok, 2002, hal. 38.
[2] Eny Retna Ambarwati, dkk., Asuhan Kebidanan “Nifas”, Mitra Cendikia Press, Yogyakarta, 2009, hal. 6.
[3]Ibid, hal. 19.
[4] Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Tafsirnya, Departemen Agama RI, Jakarta, 2009, hal. 344.
[5]Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Pertama), Perum Balai Pustaka, Jakarta, 1988, hal. 104.
[6]Ibid, hal. 701.
[7] Drs. H. M. Suyuthi Ali, M.Ag.,Metodologi Penelitian Agama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal. 64.
[8] M. Deden Ridwan, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam; Tinjauan Antara Disiplin Ilmu, Nuansa, Bandung, 2001, hal. 246.
[9]Drs. Amirul Hadi, dkk, Metodologi Penelitian Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 1998, hal. 175.
[10] Dr. Zaidan Abdul Baqi, Sukses Keluarga Mendidik Balita, Pena Pundi Aksara, Jakarta, 2005, hal. 141.
[11] Weni Kristiyansari, S.Kep, ASI, Menyusui, dan Sadari, Nuha Medika, Yogyakarta, 2009, hal. 9.
[12]Dr. Sukwan Handali, Menolong Ibu Menyusui (oleh F Savage King), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991, hal. 23-24.
[13]E. Koswara, Teori-teori Kepribadian, Eresco, Bandung, 1991, hal. 10.
[14]Ibid, hal. 12.
[15]Drs. Agus Sujanto, dkk, Psikologi Kepribadian, Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hal. 12.
[18] Jalaludin Rahmat, Psikologi Agama, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hal. 155.
[19] M. Utsman Najadi, Al Qur’an dan Ilmu Jiwa, Pustaka, Bandung, 2000, hal. 158-159.
[20]E. Koswara, Loc cit, hal. 49-54.
[21]E. Koswara, Loc cit, hal. 119-127.
[22] Drs. Bambang Syamsul Arifin, M.Si, Psikologi Agama, Pustaka Setia, Bandung, 2008, hal. 60.
[23]http://ijammeru.blogspot.com/2011/04/bounding-attachment.html
[25]http://jonri-askep.blogspot.com/2012/03/bounding-attachment.html

[26]Abu An’im, Sang Pangeran Nahwu Al Ajurumiyyah, Mu’jizat Group, Kediri, 2009, hal. 242-243.
[27] Abu An’im, Ibid, hal. 181.
[28] Abu An’im, Ibid, hal. 79.
[29] Abu An’im, Ibid, hal. 283.
[30] Abu An’im, Ibid, hal. 214.
[31] Abu An’im, Ibid, hal. 231.
[32] M. Sholihuddin Shofwan, Pengantar Al Qowa’id Ash Shorfiyyah Juz Awwal, Darul Hikmah, Jombang, 2000, hal. 6.
[33] Ahmad Syadaly, Ulumul Qur’an I, Pustaka Setia, Bandung, 2000, hal. 90.
[34] K.H.Q. Shaleh, dkk, Asbabun Nuzul Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-ayat Al Qur’an, CV Penerbit Diponegoro, Bandung, 2000, hal. 81-82.
[35] Ramli Abdul Wahid, Ulumul Qur’an I, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal. 91.
[36] Abdul Djalal, Ulumul Qur’an I, Dunia Ilmu, Surabaya, 2001, hal. 154.
[37]Ramli Abdul Wahid, Op Cit, hal. 91.
[38] Dr. Usman, M.Ag, Ulumul Qur’an, Teras, Yogyakarta, 2009, hal. 163.
[39] Prof. DR. Teungku Muhammad Hasbi ash Shiddieqy, Tafsir Al Qur’anul Majid An Nuur Jilid 1, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2000, hal. 402-403.
[40] M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah Volume 1, Lentera Hati, Jakarta, 2007, hal. 503-504.
[41]Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 1, Gema Insani, Jakarta, 2008, hal. 301-302.
[42] Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al Maragi, Toha Putra, Semarang, 1992, hal. 318-320.

No comments:

Post a Comment