PEMENUHAN ASI MEMBENTUK
KEPRIBADIAN ANAK
(KAJIAN AYAT AL QUR’AN SURAT AL BAQARAH: 233)
ABSTRAKSI
PEMENUHAN ASI MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK
(KAJIAN AYAT AL QUR’AN SURAT AL BAQARAH: 233)
Penelitian
kepustakaan kajian ayat Al Qur’an tentang pemenuhan ASI membentuk kepribadian
anak ini memiliki tujuan: (1) Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemenuhan
ASI membentuk kepribadian anak.(2) Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemenuhan
ASI menurut perspektif Islam sesuai Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233.
Penelitian kajian ayat Al Qur’an ini menggunakan sumber data primer
berupa Al Qur’an,
khususnya tafsir surat Al Baqarah ayat 233 sebagai sumber asli atau pokok, dan data sekunder berupa buku-buku atau bahan kepustakaan lain yang relevan dengan tema sebagai literatur penunjang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (library research) secara murni, yaitu penelitian yang mengupayakan penelusuran literatur yang ada dan menelaahnya secara teliti untuk memperoleh sumber-sumber yang berkenaan dengan objek kajian. Sedangkan metode yang dipakai adalah metode analisis isi (content analysis), yaitu suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.
khususnya tafsir surat Al Baqarah ayat 233 sebagai sumber asli atau pokok, dan data sekunder berupa buku-buku atau bahan kepustakaan lain yang relevan dengan tema sebagai literatur penunjang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (library research) secara murni, yaitu penelitian yang mengupayakan penelusuran literatur yang ada dan menelaahnya secara teliti untuk memperoleh sumber-sumber yang berkenaan dengan objek kajian. Sedangkan metode yang dipakai adalah metode analisis isi (content analysis), yaitu suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.
Berdasarkan penelitian kepustakaan kajian
ayat Al Qur’an ini, didapatkan hasil bahwa pemenuhan ASI secara baik dan benar
sampai anak berusia dua tahun akan memberikan pengaruh baik membentuk
kepribadian anak ditinjau dari perspektif Islam, kesehatan, juga psikologi.
[1]Departemen Agama RI, Mushaf Al Qur’an Terjemah,
Al Huda (Kelompok Gema Insani), Depok, 2002, hal. 38.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dewasa ini jarang kita jumpai para ibu yang menyusui anaknya genap
selama dua tahun.Kebanyakan dari para ibu sudah menyapih (menghentikan masa
penyusuan ASI) anaknya sebelum anaknya genap berumur dua tahun. Mereka lebih
memilih memberikan susu sapi atau susu instant lain untuk mencukupi
asupan gizi balitanya. Entah karena alasan kesibukan sang ibu atau malah karena
sudah ada susulan janin dalam rahim ibu yang membuat tidak ada kemungkinan lagi
bagi ibu untuk menyusui balitanya dengan ASInya.
Dengan apa yang telah para ibu pilih untuk memberikan asupan pada
balitanya tersebut, apakah para ibu tidak memperhatikan tujuan dan manfaat
pemberian ASI terhadap balita?
Padahal
anjuran untuk menyusui anak (dengan ASI) selama sekurang-kurangnya dua tahun
telah difirmankan oleh Allah swt yang tertera dalam kitab pedoman hidup umat
Islam, Al Qur’an, pada surat Al Baqarah ayat 233, sebagai berikut:
ßßNºt$Î!ºuqø9$#urz`÷èÅÊöã£`èdy»s9÷rr&Èû÷,s!öqymÈû÷ün=ÏB%x.(ô`yJÏ9y#ur&br&¨LÉêãsptã$|ʧ9$#
Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.[1]
Walaupun dalam firmanNya Allah swt tidak mewajibkan para ibu untuk
menyusui anaknya selama dua tahun penuh dan bahkan memperbolehkan menyusukan
anaknya kepada orang lain, akan tetapi dalam ayat tersebut juga disebutkan
bahwa kesempurnaan menyusui anak (dengan ASI) itu selama dua tahun penuh.
Selain anjuran dalam firman Allah swt tersebut di atas, dalam ilmu
kesehatan dan psikologi juga telah dirumuskan bahwa menyusui anak selama dua
tahun memiliki manfaat tersendiri dibandingkan dengan menyusui anak selama
kurang dari dua tahun.
Dalam ilmu kesehatan, salah satu manfaat pemberian ASI kepada anak
sampai dua tahun secara baik dan benar dapat memberikan kekebalan tubuh kepada
anak secara alami.[2]
Sedangkan dari aspek psikologi, pemberian ASI dapat membantu anak
untuk memulai kehidupan dan mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial
yang lebih baik.[3]
Dari situ kita bisa melihat bahwa ada keterkaitan antara firman
Allah swt dengan tinjauan kesehatan dan psikologi tentang anjuran menyusui
selama sekurang-kurangnya dua tahun tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penulis terinspirasi untuk meneliti
efektivitas masa menyusui selama sekurang-kurangnya dua tahun terhadap
pembentukan jati diri anak melalui cara mengaitkan perspektif Islam dari
kandungan surat Al Baqarah ayat 233 dengan tinjauan kesehatan dan psikologis
yang akan dituangkan dalam skripsi berjudul “Pemenuhan ASI Terhadap Pembentukan
Kepribadian Anak (Kajian Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233)”
B.
Identifikasi Masalah
Untuk mendapatkan jawaban yang jelas, penulis membatasi diri dalam
mengkaji judul yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah.Oleh karena
itu, diperlukan identifikasi masalah sebagai berikut.
1.
Mengapa pada zaman sekarang para ibu banyak yang tidak menyusui
anaknya sampai anaknya genap berusia dua tahun padahal Allah telah berfirman
bahwa menyusui anak sampai genap berusia dua tahun itu lebih sempurna?
2.
Apa saja kandungan yang ada di dalam ASI yang sangat bermanfaat dan
berpengaruh terhadap kesehatan tubuh bayi?
3.
Bagaimana hubungan antara pemberian ASI terhadap pembentukan
kepribadian anak?
4.
Bagaimana kandungan tersirat dari isi ayat 233 Al Qur’an surat Al
Baqarah?
C.
Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian terhadap judul di atas,
maka penulis berusaha menjelaskan beberapa istilah yang terkandung dalam judul
tersebut, sebagai berikut.
1. Pemenuhan
Pemenuhan
berarti proses, cara, dan perbuatan memenuhi.
2.
ASI
ASI merupakan
singkatan dari Air Susu Ibu.ASI diciptakan sebagai asupan yang paling sempurna
untuk bayi, terutama setelah melahirkan karena ASI mengandung zat-zat yang
dibutuhkan oleh bayi yang tidak terdapat di dalam nutrisi lainnya. ASI juga
akan memberikan kekebalan (imun) kepada bayi.[4]
3.
Pembentukan
Pembentukan
adalah proses, cara, perbuatan membentuk.[5]
4.
Kepribadian
Kepribadian
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sifat hakiki yang tercermin pada
sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa
lain.[6]
5.
Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233
Al Qur’an Surat
Al Baqarah ayat 233 adalah sebuah ayat dalam kitab Al Qur’an juz 2 yang berisi
tentang hukum susuan bagi orang tua untuk anaknya.
D.
Perumusan Masalah
Untuk memudahkan penulis dalam menyusun pembahasan dalam skripsi
ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana
pengaruh pemenuhan ASI terhadap pembentukan kepribadian anak?
2. Bagaimana
efektivitas pemenuhan ASI menurut perspektif Islam berdasarkan Al Qur’an Surat
Al Baqarah ayat 233?
E.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruhpemenuhan ASI terhadap
pembentukan kepribadian anak.
2.
Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemenuhan ASI menurut
perspektif Islam berdasarkan Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233.
F.
Manfaat Penelitian
Sesuai
dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
1.
Secara
Teoritis
a.
Diharapkan
dapat dijadikan informasi mengenai efektivitas masa menyusui selama
sekurang-kurangnya dua tahun terhadap pembentukan jati diri anak.
b.
Penelitian
ini bermanfaat menambah ilmu pengetahuan, khususnya tentang adanya keterkaitan
antara firman Allah swt dalam kitab suci Al Qur’an dengan ilmu kesehatan dan
psikologi.
2.
Secara
Praktis
a.
Sebagai
khasanah keilmuan dan menambah referensi, baik bagi penulis maupun bagi
pembaca, khususnya bagi para ibu, dapat menambah wawasan pengetahuan tentang
efektivitas masa menyusui selama sekurang-kurangnya dua tahun terhadap
pembentukan jati diri anak, sehingga bagi kaum wanita nantinya dapat
termotivasi untuk memilih sesuatu yang lebih baik dan lebih bermanfaat,
lebih-lebih sesuatu yang telah dianjurkan oleh Allah swt untuk menyusui bayinya
secara sempurna selama sekurang-kurangnya dua tahun.
b.
Sebagai
acuan pelaksanaan penelitian sejenis pada waktu yang akan datang.
G.
Metode Penelitian
Dalam penyusunan skripsi nantinya, penulis menggunakan beberapa
metode penelitian, baik untuk memperoleh data maupun menganalisis data-data
yang telah diperoleh, antara lain:
1.
Jenis Penelitian
Dalam
penyusunan skripsi nanti, penulis sepenuhnya menggunakan metode library
research atau menggunakan riset kepustakaan.Artinya, penelitian yang
mengupayakan penelusuran literatur yang ada dan menelaahnya secara teliti untuk
memperoleh sumber-sumber yang berkenaan dengan objek kajian.
2.
Sumber Data
Dalam penulisan
skripsi, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder, sebagai berikut:
a.
Sumber data primer, yaitu sumber yang memberikan data secara
langsung.[7]
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, sumber data primer yang digunakan oleh
penulis adalah kitab tafsir Al Qur’an.
b.
Sumber data sekunder, yaitu sumber yang sifatnya membantu sumber
primer yang ada,[8]
yang merupakan data penunjang yang dijadikan alat bantu dalam menganalisis
permasalahan yang ada. Dalam kaitannya dengan hal ini, sumber sekunder yang
penulis gunakan adalah berbagai buku yang relevan dengan judul, juga data dari internet.
3.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan
skripsi, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, di antaranya:
a.
Buku Kepustakaan (library research)
Pengumpulan
data dari buku-buku, baik primer maupun sekunder, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1)
Mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dengan judul.
2)
Menganalisis data-data yang ada, yang berkaitan dengan materi.
3)
Mengomparasikan
data-data yang telah ada.
4)
Memilih
dari semua data-data yang telah dikomparasikan.
5)
Mengombinasi
data-data yang ada.
6)
Menyimpulkan
data-data yang telah terkombinasi.
b.
Penelusuran melalui data online
Penelusuran
melalui data online yang dimaksud di sini adalah penelusuran informasi
yang berkaitan dengan materi, yang dilakukan melalui dunia maya, yaitu internet.Penulis
menggunakan penulusuran melalui dunia maya sebagai salah satu metode
pengumpulan data karena dunia maya (internet) dapat membantu menemukan
informasi secara up to date.
4.
Metode Analisis Data
Karena skripsi yang
akan penulis susun merupakan sebuah kajian literatur, maka penulis menggunakan
analisis:
a. Kualitatif
induktif, yaitu metode yang penulis gunakan untuk mengambil suatu kesimpulan
dari analisis berbagai literatur dan sumber yang relevan dengan skripsi, dengan
cara membaca, menganalisis, dan menyimpulkan data dari yang bersifat umum
kepada kesimpulan yang bersifat khusus.
b. Analisis isi (content
analysis), merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan
dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis
perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. Metode ini
dapat dipakai untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, seperti pada surat
kabar, buku, film, kitab, peraturan perundang-undangan, dan lain sebagainya.[9]
H.
Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini merupakan gambaran umum dari urutan
pembahasan skripsi.Untuk lebih memudahkan pembaca dalam memahami isi pembahasan
skripsi ini, maka penulis membuat urutan sistematika, sebagai berikut.
1.
Bagian Muka
Bagian muka
skripsi terdiri dari: halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman
pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman
daftar isi, dan abstraksi.
2.
Bagian Isi
Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab pertama, pendahuluan, yang memuat: latar belakang masalah, identifikasi
masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab kedua, landasan teori, yang dalam skripsi ini memuat:
a. Air Susu Ibu
(ASI), meliputi: pengertian ASI, kandungan zat dalam ASI, cara menyusui yang
baik menurut kesehatan dan psikologi, serta manfaat menyusui menurut kesehatan
dan psikologi.
b. Kepribadian anak,
meliputi: pengertian kepribadian, macam-macam kepribadian anak, perkembangan
kepribadian anak, dan pembentukan kepribadian anak.
Bab ketiga,
pembahasan penelitian, yang meliputi:
a. Teks ayat Al
Qur’an surat Al Baqarah: 233 dan terjemahannya
b. Makna mufrodat
dan tarkib ayat Al Qur’an surat Al Baqarah:233
c. Asbabun nuzul
ayat Al Qur’an surat Al Baqarah: 233
d. Munasabatul
ayat Al Qur’an surat Al Baqarah: 233
e. Pendapat para
mufasir tentang ayat Al Qur’an surat Al Baqarah: 233
Bab keempat,
analisis data penelitian, meliputi: analisis pengaruh pemenuhan ASI terhadap
pembentukan kepribadian anak, dan analisis efektivitas pemenuhan ASI menurut
perspekktif Islam berdasarkan ayat Al Qur’an surat Al Baqarah: 233.
Bab kelima,
penutup, terdiri dari: kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup.
3.
Bagian Akhir
Bagian akhir
skripsi terdiri dari: daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta daftar riwayat
hidup penulis.
BAB II
PEMENUHAN ASI DAN KEPRIBADIAN ANAK
A.
Air Susu Ibu (ASI)
1.
Pengertian ASI
Dalam
ilmu kesehatan, pemberian ASI kepada bayi biasa disebut dengan laktasi. Akan
tetapi, laktasi bukan hanya berarti proses pemberian ASI kepada bayi, laktasi
merupakan keseluruhan proses menyusui, mulai dari ASI diproduksi sampai proses
bayi menghisap dan menelan ASI. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan
pemberian ASI ekslusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur dua
tahun secara baik dan benar.
Menyusui
bayi adalah tindakan yang sangat baik dilakukan oleh para ibu dalam memberikan
gizi sekaligus kasih sayang. Bahkan, ilmu kesehatan modern sekalipun telah
menegaskan bahwa susu yang paling aman, sehat, mudah, serta baik untuk bayi
adalah Air Susu Ibu (ASI). Keberadaan ASI bagi bayi tidak hanya sebagai makanan
tetapi juga merupakan obat karena di dalam ASI terkandung zat alamiah untuk
kekebalan tubuh bayi, sehingga bisa membekali bayi dalam menghadapi serangan
penyakit.[10]
ASI
adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose, dan garam organik
yang disekresi oleh kedua belah kelenjar peyudara ibu, sebagai makanan utama
bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan
stadium laktasi.[11]
2.
Kandungan Zat Dalam ASI
Oleh
karena komposisi ASI bergantung pada stadium laktasi, maka komposisi ASI
dibedakan menjadi tiga macam:
a.
Kolostrum
Yaitu
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi
lahir.Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan,
bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel.
Khasiat
kolostrum adalah sebagai berikut:
1)
Sebagai pembersih selaput usus bayi baru lahir (BBL) sehingga
saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.
2)
Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin
sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.
3)
Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari
berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan enam bulan.
b.
ASI masa transisi
Yaitu
ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh.
c.
ASI mature
Yaitu
ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya.
Untuk lebih jelas perbedaan kadar gizi yang dihasilkan kolostrum,
ASI transisi, dan ASI mature dapat dilihat pada tabel I.
Sedangkan dalam literatur lain disebutkan kandungan ASI adalah
sebagai berikut[12]:
a.
ASI mengandung protein dan lemak yang paling cocok untuk
bayi dalam jumlah yang tepat.
b.
ASI mengandung lebih banyak laktosa (gula susu) daripada
susu lainnya dan laktosa merupakan zat yang diperlukan bayi manusia.
c.
ASI mengandung vitamin yang cukup bagi bayi.bayi selama enam
bulan pertama tidak memerlukan vitamin tambahan.
d.
ASI mengandung zat besi yang cukup untuk bayi. Tidak terlalu
banyak zat besi yang dikandung, tetapi zat besi ini diserap oleh usus bayi
dengan baik. Bayi yang disusui tidak akan menderita anemia karena kekurangan
zat besi.
e.
ASI mengandung cukup air bagi bayi bahkan pada iklim yang
sangat panas.
f.
ASI mengandung garam, kalsium, dan fosfat dalam jumlah yang
tepat.
g.
ASI mengandung antibodi (zat kekebalan) imunoglobulin
terhadap banyak infeksi. Hal ini akan membantu melindungi bayi terhadap infeksi
sampai bayi bisa membuat antibodinya sendiri.
h.
ASI mengandung sel darah putih (leukosit) hidup yang
membantu memerangi infeksi.
i.
ASI mengandung zat yang disebut faktor bifidus yang membantu
bakteria khusus, yaitu Lactobacillus bifidus, tumbuh dalam usus halus
bayi. Lactobacillus bifidus mencegah bakteria berbahaya lainnya tumbuh
dan menyebabkan diare.
j.
ASI mengandung laktoferin yang mengikat zat besi. Hal ini
mencegah pertumbuhan beberapa bakteria berbahaya yang memerlukan zat besi.
k.
ASI mengandung enzim khusus (lipase) yang mencerna lemak.
ASI lebih cepat dan mudah dicerna sehingga bayi yang diberi ASI mungkin ingin
lebih cepat makan lagi daripada bayi yang diberi makanan buatan.
Tabel
I
Komposisi
Kandungan ASI
Kandungan
|
Kolostrum
|
ASI Transisi
|
ASI Mature
|
Energi
(Kg kla)
Laktosa
(gr/100ml)
Lemak
(gr/100 ml)
Protein
(gr/100 ml)
Mineral
(gr/100 ml)
Imunoglobulin:
Ig
A (mg/100 ml)
Ig
G (mg/100 ml
Ig
M (mg/100 ml)
Lisosin
(mg/100 ml)
Laktoferin
|
57,0
6,5
2,9
1,195
0,3
335,
9
5,9
17,1
14,2-16,4
420-520
|
63,0
6,7
3,6
0,965
0,3
-
-
-
-
-
|
65,0
7,0
3,8
1,324
0,2
119,6
2,9
2,9
24,3-27,5
250-270
|
Hal-hal
yang mempengaruhi produksi ASI:
a.
Makanan
Produksi
ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu. Apabila ibu makan secara
teratur dan mengandung gizi yang diperlukan, maka akan berpengaruh baik pada
proses produksi ASI karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan
sempurna tanpa makanan yang cukup.Sedangkan makanan yang dibatasi untuk ibu
menyusui adalah makanan yang merangsang (seperti cabe, merica, jahe, kopi,
alkohol), makanan yang membuat kembung (seperti ubi, singkong, kol, sawi, dan
daun bawang), serta bahan makanan yang mengandung gula dan lemak.
b.
Ketenangan jiwa dan pikiran
Produksi
ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan
tertekan, sedih, kurang percaya diri, dan berbagai bentuk ketegangan emosional
akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. Untuk
memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang.
c.
Penggunaan alat kontrasepsi
Pada
ibu yang menyusui bayinya menggunakan alat kontrasepsi hendaknya diperhatikan
karena pemakaian alat kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi
ASI.
d.
Perawatan payudara
Dengan
merangsang buah dada akan mempengaruhi hypopise untuk mengeluarkan hormon
progesteron, estrogen, dan oxytocin lebih banyak lagi.
e.
Anatomis buah dada
Bila
jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobulus pun akan ikut berkurang. Dengan
demikian, produksi ASI juga berkurang karena sel-sel acini yang menghisap
zat-zat makanan dari pembuluh darah akan berkurang.
f.
Fisiologi
Terbentuknya
ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin. Ini merupakan hormon laktogenik yang
menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan sekresi air susu.
g.
Faktor istirahat
Bila
kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya, dan
dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang.
h.
Faktor hisapan anak
Bila
ibu jarang menyusui anak dengan segera dan berlangsung sebentar maka hisapan
anak terhadap ASI akan berkurang dan dengan demikian produksi ASI juga
berkurang.
i.
Faktor obat-obatan
Diperkirakan
obat-obatan yang mengandung hormon akan mempegaruhi hormon prolaktin dan
oxytocin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila
hormon-hormon ini terganggu, maka dengan sendirinya akan mempengaruhi
pembentukan dan pengeluaran ASI.
3.
Cara Menyusui yang Baik Menurut Kesehatan dan Psikologi
Terdapat
beberapa ketentuan cara menyusui yang baik dan benar menurut kesehatan dan
psikologi.
Pemberian
ASI atau menyusui hendaknya dilakukan seketika setelah bayi dilahirkan, atau
sekarang dikenal dengan nama Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Adapun proses
menyusui yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
a.
Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama
beberapa jam pertama.
1)
Membina hubungan atau ikatan antara ibu dan anak saat pemberian
ASI.
2)
Memberikan rasa hangat dengan membaringkan dan menempelkan pada
kulit ibunya dan menyelimutinya.
Segera susui bayi secara maksimal setengah jam pertama setelah
persalinan. Hal ini sangat penting apakah bayi akan mendapat cukup ASI atau
tidak. Ini didasari oleh peran hormon pembuat ASI, yaituhormon prolaktin.
Hormon ini di dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam
persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan
bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon
oksitosin.Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI
yang ada pada alveoli, lobus, serta duktus yang berisi ASI yang
dikeluarkan melalui puting susu.
Apabila bayi tidak mengisap puting susu pada setengah jam pertama
setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin
sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih. Hal ini memaksa
bidan memberikan makanan pengganti ASI dan dengan begitu akan membuat bayi
menjadi rewel.
Posisi menyusui yang benar di sini adalah:
1)
Berbaring miring
Ini
merupakan posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila
ibu merasa lelah atau nyeri.
2)
Duduk
Penting
untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak
lurus (900) terhadap pangkuannya.Ini mungkin dapat dilakukan dengan
duduk bersila di tempat tidur atau di lantai atau di kursi.
b.
Bayi harus ditempatkan dekat dengan ibunya di kamar yang sama
(rawat gabung/roming in).
Tujuan
rawat gabung atau roming in adalah:
1)
Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja dan di mana
saja serta dapat mengetahui tanda-tanda yang menunjukkan bayi lapar.
2)
Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi secara benar
yang dilakukan oleh bidan serta mempunyai bekal keterampilan merawat bayi
setelah ibu pulang ke rumahnya.
3)
Dapat melibatkan suami atau keluarga klien secara aktif untuk
membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya.
c.
Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Ibu
diharapkan menyusui bayi secara tidak dijadwal (on demand) karena bayi
akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi
menangis bukan karena sebab lain (kencing, dll) atau ibu sudah merasa perlu
menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7
menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Menyusui
yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik karena isapan sangat berpengaruh
pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tidak dijadwal
(sesuai kebutuhan bayi) akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul.
Bagi
ibu menyusui yang bekerja:
1)
Susui bayi sesering mungkin selama ibu cuti bekerja, minimal 2 jam
sekali.
2)
Susuilah bayi sebelum berangkat kerja dan segera setelah ibu tiba
di rumah, terutama pada malam hari dan selama libur di rumah.
3)
Selama di tempat kerja, ASI harus dikeluarkan lalu dimasukkan ke
dalam tempat atau wadah yang bersih dan tertutup kemudian disimpan dalam lemari
es atau termos es. ASI ini dibawa pulang, simpan lagi dalam lemari es dan
diberikan oleh pengasuh kepada bayi saat ibu bekerja esoknya. Suapkan ASI
tersebut dengan sendok kecil.
4)
Ibu harus cukup istirahat dan banyak minum serta makan makanan yang
bergizi agar ASI lancar.
Dari hasil penelitian Auerbach, dkk (1984) terhadap 567 ibu pekerja
juga menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI mempunyai prestasi kerja yang
meningkat.
Penelitian Cohen, dkk di Amerika pada tahun 1995 menunjukkan bahwa
ibu yang memberikan ASI pada bayinya lebih jarang bolos (25%) dibandingkan ibu
yang memberikan susu formula pada bayinya (75%) karena bayi yang diberikan ASI
lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula.
d.
Hanya berikan kolostrum dan ASI saja.
e.
Hindari susu botol atau “dot empeng”
Secara
psikologis, bayi yang disusui oleh ibunya sejak dini sudah terlatih bahwa untuk
mendapatkan sesuatu harus ada usaha yang dilakukan, semakin kuat usaha yang
dilaksanakan, maka semakin banyak yang diperoleh. Berbeda dengan bayi yang
menggunakan susu botol atau “dot empeng”, dari awal sudah membiasakan bayi
dengan menyuapi. Kebiasaan ini akan membentuk pribadi anak menjadi pemalas dan
kurang mau berusaha, sehingga sangat merugikan bayi yang akhirnya bayi akan
mengalami bingung puting. Hal ini terjadi apabila bayi pada saat menyusui
bersikap pasif (menunggu tetesan ASI), sedangkan ASI tidak akan keluar apabila
tidak dihisap. Pada akhirnya bayi kecewa dan menyusu dengan berkali-kali
melepas isapan atau terputus-putus seperti menyusu pada botol, sedangkan
mekanisme menghisap botol atau “dot empeng” berbeda dengan mekanisme menghisap
puting susu pada payudara ibu.
4.
Manfaat Menyusui Menurut Kesehatan dan Psikologi
Memberikan
ASI pada bayi sangatlah penting dilakukan oleh seorang ibu minimal sampai bayi
berusia dua tahun. Adapun manfaat pemberian ASI atau menyusui adalah sebagai berikut:
a.
Bagi Bayi
1)
Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik.
Bayi
yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir,
pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan
obesitas.Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan
bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan
berat badan bayi hanya sedikit.
2)
Mengandung pembentukan antibodi pada bayi, yaitu sebagai berikut:
Apabila
ibu mendapat infeksi, maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan akan
disalurkan ke bayi dengan bantuan jaringan limposit. Antibodi di payudara ini
disebut mammae associated immunocompetent lymphoid tissue (MALT).
Kekebalan terhadap penyakit saluran pernapasan yang ditransfer disebut Bronchus
associated immunocompetent lymphoid tissue (BALT) dan untuk penyakit
saluran pencernaan ditransfer melalui Gut associated immunocompetent
lymphoid tissue (GALT).
Dalam
tinja bayi yang mendapat ASI terdapat antibodi terhadap bakteri E. Coli dalam
konsentrasiyang tinggi sehingga jumlah bakteri E. Coli dalam tinja bayi
tersebut juga rendah. Di dalam ASI kecuali antibodi terhadap enterotoksin E.
Coli juga pernah dibuktikan adanya antibodi terhadap salmoella typhi,
shigela, dan antibodi terhadap virus, seperti rota virus, polio, dan
campak.
3)
ASI mengandung komposisi yang tepat.
Yaitu
dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi, terdiri dari proporsi yang
seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizinya.
4)
Mengurangi kejadian karies dentis.
Insiden
karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi
dibanding bayi yang mendapat ASI karena kebiasaan menyusui dengan botol atau
dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan
susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.
5)
Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi serta adanya ikatan
emosional yang kuat antara ibu dengan bayi.
Hubungan
fisik ibu dengan bayi sangat baik untuk perkembangan bayi. Kontak kulit ibu ke
kulit bayi akan mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih
baik.
6)
Terhindar dari alergi.
Pada
bayi yang baru saja lahir, sistem IgE belum dapat bekerja secara sempurna.
Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat
menimbulkan alergi. Sedangkan ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein
asing yang ditunda sampai umur enam bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.
7)
ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi.
Lemak
pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan
sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI akan tumbuh optimal
dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan
terhindar dari kerusakan sel-sel syaraf otak.
8)
Gerakan menghisap mulut bayi pada payudara membantu perkembangan
rahang dan merangsang pertumbuhan gigi.
Telah
dibuktikan bahwa salah satu penyebab mal oklusi rahang adalah kebiasaan lidah
yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol atau dot.
b.
Bagi Ibu
1)
Aspek kontrasepsi
Hisapan
mulut bayi pada puting susu merangsang ujung syaraf sensorik sehingga post
anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke
indung telur, menekan produksi estrogen dan mengakibatkan tidak ada ovulasi.
Menjarangkan
kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama
enam bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (ekslusif)
dan belum terjadi menstruasi kembali.
2)
Aspek kesehatan ibu
Isapan
bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis.
Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya
perdarahan pasca persalinan.Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca
persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi.Kejadian karsinorma
mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak
menyusui.Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya
secara ekslusif.Penelitian membuktikan ibu yang memberikan ASI secara ekslusif
memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium25%
lebih kecil dibanding daripada yang tidak menyusui secara ekslusif.
3)
Aspek penurunan berat badan
Ibu
yang menyusui ekslusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat
badan semula seperti sebelum hamil.Pada saat hamil, badan bertambah berat,
selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan
lamak ini sebenarnya hanya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses
produksi ASI. Oleh karena itu, dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI
lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan
tenaga akan terpakai. Logikanya, jika timbunan lemak menyusut, berat badan ibu
akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil.
4)
Aspek psikologis
Keuntungan
menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan
merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
c.
Bagi Keluarga
1)
Aspek ekonomi
ASI
tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu
formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Selain itu, penghematan juga
disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi
biaya berobat.
2)
Aspek psikologi
Kebahagiaan
keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu
baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
3)
Aspek kemudahan
Menyusui
sangat praktis karena dapat diberikan di mana saja dan kapan saja. Keluarga
tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan
serta minta pertolongan orang lain.
d.
Bagi Negara
1)
Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
Adanya
faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi
yang baik, serta kesakitan dan kematian anak menurun.Beberapa penelitian
epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit
infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernapasan
akut bagian bawah.
Kejadian
diare paling tinggi terdapat pada anak di bawah dua tahun dengan penyebab rotavirus.Anak
yang tetap diberikan ASI mempunyai volume tinja lebih sedikit, frekuensi diare
lebih sedikit, serta lebih cepat sembuh dibanding anak yang tidak mendapat ASI.
Manfaat ASI, kecuali karena adanya zat antibodi, juga nutrien yang berasal dari
ASI, seperti asam amino, dipeptid, heksose menyebabkan
penyerapan natrium dan air lebih banyak, sehingga mengurangi frekuensi diare
dan volume tinja. Bayi yang diberi ASI ternyata juga terlindungi dari diare
karena kontaminasi makanan yang tercemar bakteri lebih kecil, mendapatkan
antibodi terhadap Shigela dan imunitas seluler dari ASI, memacu
pertumbuhan flora usus yang berkompetisi terhadap bakteri.Adanya antibodi
terhadap Helicobacter jejuni dalam ASI melindungi bayi dari diare oleh
mikroorganisme tersebut.Anak yang tidak mendapat ASI mempunyai risiko 2-3 kali
lebih besar menderita diare karena Helicobacter jejuni dibanding anak
yang mendapat ASI.
2)
Menghemat devisa negara
ASI
dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Semua ibu menyusui di Indonesia
diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar yang seharusnya
dipakai untuk membeli susu formula.
3)
Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi
untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan memperpendek jangka
waktuperawatan ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi
nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak
sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan
anak yang mendapatkan susu formula.
4)
Peningkatan kualitas generasi penerus
Anak
yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas
generasi penerus bangsa akan terjamin.
B.
Kepribadian Anak
1.
Pengertian Kepribadian
Kepribadian menurut
pengertian sehari-hari yang digambarkan singkat oleh masyarakat sering
dihubungkan dengan ciri-ciri tertentu yang menonjol pada diri individu,
misalnya “kepribadian pemalu” bagi orang yang pemalu, “kepribadian keras” bagi
orang yang sering bertindak keras, “kepribadian supel” bagi orang yang supel,
bahkan “tidak berkepribadian” bagi orang yang lemah, plin plan, pengecut, dan
semacamnya. Pemaknaan kepribadian seperti itu menunjuk kepada bagaimana
individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya.Pengertian
ini mudah dimengerti dan karenanya juga mudah dipergunakan.Akan tetapi
sayangnya pengertian kepribadian yang mudah dan luas dipergunakan ini lemah
serta tidak bisa menerangkan arti kepribadian yang sesungguhnya, sebab pengertian
kepribadian tersebut hanya menunjuk terbatas kepada ciri-ciri yang dapat
diamati saja dan mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-iri ini bisa berubah
tergantung kepada situasi keliling.Selain itu, pengertian kepribadian tersebut
juga lemah disebabkan oleh sifatnya yang evaluatif (menilai). Bagaimanapun,
kepribadian itu pada dasarnya tidak bisa dinilai “baik” atau “buruk”, tetapi
netral. Dan para ahli psikologi selalu berusaha menghindarkan penilaian atas
kepribadian.[13]
Sedangkan pengertian
kepribadian menurut ahli psikologi malah bisa dikatakan belum ada kesepakatan
karena jumlah arti dan definisi kepribadian adalah sebanyak ahli psikologi yang
mencoba menafsirkannya.Akan tetapi dari banyak pendapat ahli psikologi yang
mencoba menafsirkan pengertian kepribadian, dapat disimpulkan dengan menarik
garis persamaan mendasar dari sebagian definisi atau batasan yang disusun oleh
para teoris kepribadian tersebut, sebagai berikut.[14]
a. Sebagian besar batasan
melukiskan kepribadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan
tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh
kepribadian. Atau dengan perkataan lain, kepribadian dipandang sebagai
“organisasi” yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku.
b. Sebagian besar batasan menekankan
perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan idividual. Dengan istilah
“kepribadian”, keunikan dari setiap individu ternyatakan. Dan melalui studi
tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang
membedakannya dengan individu lain diharapkan menjadi jelas atau dapat
dipahami. Pendek kata, para teoris kepribadian memandang kepribadian sebagai
sesuatu yang unik atau khas pada diri setiap orang.
c. Sebagian besar batasan
menekankan pentingnya melihat kepribadian dari sudut “sejarah hidup”,
perkembangan, dan perspektif. Kepribadian, menurut para teoris kepribadian,
mempresentasikan proses keterlibatan subjek atau individu atas
pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup faktor-faktor genetik
atau biologis, pengalaman-pengalaman sosial, dan perubahan lingkungan. Dengan
kata lain, corak dan keunikan kepribadian individu itu ditentukan atau
dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan.
Kepribadian juga dapat
diartikan sebagai suatu totalitas psikhophisis yang kompleks dari individu,
sehingga nampak di dalam tingkah lakunya yang unik.[15]
Dalam kajian lain juga
disebutkan, kepribadian adalah bagian dari diri manusia yang sangat unik dimana
kita memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk merespon segala sesuatu.
Kepribadian merupakan dasar dari pembentukan karakter seorang anak.Dengan
memahami kepribadian anak berarti kita telah menyingkat waktu kita untuk
menebak-nebak, berusaha mengerti dan memahami anak kita, kita bisa jauh lebih mudah untuk memahami seorang anak dengan
memperhatikan tipologi kepribadiannya.[16]
John Lock berpendapat bahwa anak diibaratkan kertas putih tak
berwarna, orang tualah yang memberi goresan dan lukisan sehingga tergambar sesuatu
seperti yang orang tua harapkan. Walaupunpendapat John Lock itu tidak
seluruhnya benar akan tetapi setidaknya kita perlu mengantisipasi pengaruh luar
pada anak agar tidak merubah goresan yang sudah kita persiapkan itu. Pendapat
John Lock agaknya banyak dianut masyarakat dengan alasan adanya kecenderungan
anak meniru sikap orang tuanya dalam beberapa hal.Anak harus diajari, anak
harus dikendalikan, anak harus diawasi dan anak harus diarahkan.Ringkasnya,
anak tidak boleh dibiarkan. Garesan-goresan itu hendaknya sesuai dengan norma,
agama, adat yang dinilai baik bagi masyarakat. Goresan-goresan itu diarahkan
untuk membentuk watak dan kepribadian yang baik untuk anak. Adapun termasuk
didalamnya membentuk kepribadian anak itu adalah mengajarkan atau membentuk
anak agar bersifat baik dimasyarakat maupun di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.Dengan
kata lain,membentuk kepribadian anak adalah membentuk anak berakhlak yang baik.[17]
2.
Macam-Macam Kepribadian
Karena kepribadian merupakan ciri khas yang membedakan antara individu yang
satu dengan individu yang lain, maka bisa menjadi suatu yang pasti apabila
banyaknya macam-macam kepribadian manusia sejumlah banyaknya manusia itu
sendiri. Akan tetapi dari banyaknya macam kepribadian dari masing-masing
individu dapat dikelompokkan sesuai sifat-sifat yang dominan dan faktor
pembentuk, baik biologis maupun sosiologis.
a. Tipe Kepribadian
Menurut Ilmu Jiwa Modern
1) Tipe Biologis
a) Kepribadian berdasarkan
jenis cairan tubuh yang ada yang paling dominan. Tokohnya adalah Hipocrates dan
Galerus. Tipe ini dikelompokkan ke dalam 4 golongan, sebagai berikut.
(1) Koleris
Koleris mewakili tipe kepribadian yang tegas dan kemudian cenderung untuk memimpin.Manusia
dengan tipe ini adalah seorang pemimpin yang dilahirkan.Pemimpin yang
dilahirkan secara alamiah begitulah koleris. Ciri-cirinya to the point,
dia ingin segala sesuatunya cepat dan dilakukan saat itu juga, dia tidak
bertele-tele tetapi pada titik ekstrimnya adalah dia bisa menjadi terlalu
dominan dan terlalu mengatur, terlalu mengontrol, sehingga orang lain bisa
tidak tahan. Dan kemudian dia ingin segala sesuatunya dilakukan dengan sangat
cepat kemudian bisa jadi dia lupa beberapa detail-detail tentang hal penting
yang harus dilakukan.Itulah tipe kepribadian koleris yang sejati. Orang koleris
akan berpakaian dengan praktis, simple, tidak mementingkan model pakaian tetapi
lebih mementingkan fungsi dari pakaian itu. Dan orang koleris biasanya duduknya
sangat tegak sekali dan ia berjalan dengan sangat tegak dengan kepala terangkat
ke atas. Pada kenyataannya tiap kepribadian itu memiliki kadarnya masing-masing,
sangatlah kecil sekali kemungkinannya kita menemukan seseorang yang koleris
sejati.Artinya, seratus persen koleris sementara di lain-lainnya itu nol
semuanya.Seorang anak yang koleris, biasanya memiliki motivasi yang kuat dari
dalam, istilahnya “ku tahu yang ku mau”.Jika ingin mengarahkan mereka,
tunjukkan keuntungannya terlebih dahulu bagi mereka jika mereka melakukan hal
tersebut. Misal: “Jika kamu les bahasa Inggris, maka mudah bagi kamu untuk
memahami aturan dari permainan yang sering papa dan kamu lakukan, masih banyak
permainan serupa yang bisa kita mainkan”.
(2) Sanguinis
Sanguinis adalah orang yang cerah, ceria, bisa mendengar suaranya jauh
sebelum melihat orangnya, heboh sekali dan jika memakai pakaian biasanya
berwarna cerah meriah dengan banyak sekali aksesoris.Sanguinis adalah orang
yang senang menjadi pusat perhatian. Jika Anda datang ke pesta dan melihat satu
orang dikelilingi yang lain, bercerita, semua terhibur dan tertawa, maka orang
yang bercerita itulah seorang sanguinis. Jika Anda melihat orang sanguinis
berpakaian cerah warna warni dan banyak aksesoris, dia tidak akan risih dengan
itu semua bahkan dia akan suka, karena dengan begitu dia bisa menarik perhatian
orang lain. Orang sanguinis akan berjalan dengan gayanya yang ceria dan akan
menoleh ke kanan kiri dan melempar banyak senyum kepada orang-orang di
sekitarnya. Seorang anak sanguinis merupakan anak yang sangat senang sekali
bermain dan berkumpul dengan banyak teman-temannya.Senang dengan aktivitas “outdoor”
atau kebersamaan yang menyenangkan.
Tipe koleris dan tipe sanguinis adalah tipe yang ekstrovert, tipe
yang terbuka kepada orang. Orang sanguinis begitu sangat terbukanya, sehingga
bisa cerita tentang banyak hal kepada orang lain dan kemudian bisa dengan mudah
melupakannya. Orang sanguinis dengan begitu mudahnya melupakan janjinya dan
juga dengan begitu mudahnya dia akan langsung minta maaf. Orang koleris tidak
akan melakukannya, dia akan gengsi untuk minta maaf. Tapi mereka dasarnya
adalah orang-orang yang terbuka, orang-orang yang ekstrovert.
(3) Melankolis
Melankolis adalah seorang yang rapi, biasanya tulisannya rajin, rapi,
lengkap, dan detail. Karena itu, jika mereka kuliah catatan mereka biasanya
akan dipinjam oleh teman-temannya. Dan kemudian dia akan memiliki gaya dandan
yang rapi, tidak ada satu helai pun rambut yang tersisir keluar, semuanya rapi
seperti diatur pada tempatnya, dan suka warna-warna yang memiliki perpaduan
yang cocok. Jadi, tidak akan sembarangan, artinya dia tidak akan memakai
bawahan yang berwarna hijau dan kemudian atasnya berwarna kuning cerah. Dia
akan mempertimbangkan segala sesuatunya, itulah orang melankolis. Jika memendam
sesuatu bisa dipendam sangat lama, ngambeknya bisa sangat lama sekali, tetapi
orang melankolis sangat detail begitu suka dengan data-data dan fakta-fakta.Ia
begitu ahli di dalam perencanaan dan ahli di dalam analisa. Ciri-ciri anak melankolis yang sangat tampak adalah anak ini sangat teratur, suka
kerapian, dan seringkali dijumpai mereka secara akademis adalah anak yang
cerdas dan pandai.Anak melankolis sangat suka “mengontrol” semuanya sendiri.
Terkadang menentukan pakaian yang akan dipakainya, makan apa sore ini, dsb.
Mereka terkadang suka mengingatkan kita, jika keluar kamar lampu dimatikan, tv
atau laptop dimatikan.
(4) Phlegmatis
Phlegmatis adalah kepribadian yang suka melakukan segala sesuatu
berdasarkan urutan yang telah diberikan, jika memang sudah begini ya
begini tidak usah dipikirin yang lain lagi, pokoknya ikuti saja.Itulah
phlegmatis, tipe pengikut yang setia. Dia bisa tahan duduk berjam-jam melakukan
sesuatu berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan di mana itu tidak
mungkin bisa dilakukan oleh seorang yang koleris ataupun seorang sanguinis yang
tidak akan tahan duduk berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu,
berbulan-bulan melakukan satu hal yang sama berulang-ulang kali. Phlegmatis
sangat cocok melakukan itu semua, sangat setia dan bisa dipercaya untuk
memegang rahasia.Itulah orang phlegmatis, mereka sangat mudah diatur mereka
sangat toleran. Jika Anda punya anak phlegmatis, Anda bisa mengatakan “Nak
sekarang makan ya”, maka dia akan menjawab “ya”. Kalau Anda sibuk, Anda bisa
mengatakan “nak, sekarang Mama lagi sibuk, nanti saja ya makannya”, dia juga
akan menjawab “iya”. Anak phlegmatis tidak akan menuntut Anda. Itu akan sangat
berbeda dengan anak koleris yang akan menjawab “tidak! Aku maunya makan
sekarang”, itulah anak koleris. Anak phlegmatis biasanya cenderung diam
dan mengalah.Mereka sering menghindari konflik dan seringkali merelakan
peralatan tulisnya untuk dipinjam dan tak jarang terkadang merasa “tidak enak”
untuk memintanya.
Jika tipe koleris dan sanguinis bersifat ekstrovert, maka tipe
melankolis dan phlegmatis memiliki sifat introvert, yaitu tertutup.
Mereka tidak akan membocorkan sebuah rahasia, mereka tidak suka bercerita,
apalagi tentang sesuatu yang sedang mereka alami, kecuali kepada orang yang
benar-benar mereka percaya.
Di antara empat tipologi kepribadian manusia tersebut, satu hal yang perlu
kita ketahui adalah tidak ada satu pun tipologi kepribadian yang lebih baik
daripada lainnya. Artinya, kita semua mempunyai kadar dari keempat tipologi
kepribadian ini. Di dalam diri kita ada unsur melankolis, ada unsur phlegmatis,
ada unsur koleris dan ada unsur sanguinis-nya.Hanya saja di bagian mana kita
dominan dan itulah yang membentuk kita, itu yang
membedakan kita dari yang lainnya. Variable atau kadar perbedaan dari setiap
kepribadian ini membuat kita menjadi begitu unik. Tidak ada satu orang pun yang
memiliki komposisi yang sama, semuanya begitu berbeda. Dan satu hal yang paling
penting adalah tidak ada yang paling baik, tidak ada yang paling buruk dalam
hal ini.Yang ada adalah pada saat kita tidak menyadari berhadapan dengan siapa
dan kemudian kita tidak bisa menjalin suatu komunikasi, itu karena kita tidak
bisa memahami persepsinya.
b) Tipe-tipe fisik yang
dikemukakan oleh Kretsemer.
(1) Atletis, dengan
ciri-ciri fisik yang kuat dan tegap. Sifatnya tanggap, peka terhadap
penyesuaian yang diinginkan.
(2) Asthenik, dengan
ciri-ciri fisik tinggi dan kurus. Tipe ini memiliki sifat kritis terhadap orang
lain.
(3) Piknis, dengan
ciri-ciri fisik pendek dan gendut. Tipe ini memiliki sifat tidak suka
repot-repot dan populer di kalangan masyarakat.
(4) Displatis, dengan
ciri-ciri fisik abnormal, dan memiliki sifat yang khas sesuai dengan
keabnormalannya.
2) Tipe Sosiologis
Pembagian ini didasarkan pada pandangan hidup dan kualitas sosial
seseorang.Adapun tipe-tipe kepribadian yang didasarkan pada faktor sosiologis
yang dikemukakan oleh Edward Spranger di antaranya adalah.
a) Teoritis, yaitu ahli
metafisik dan ilmuwan sejati. Perhatiannya diarahkan kepada masalah teori dan
nilai-nilai.
b) Ekonomis, yaitu
usahawan yang khas. Perhatiannya tertuju kepada masalah-masalah usaha dan
ekonomi.
c) Estetis, yaitu orang
yang perhatiannya tertuju kepada masalah-masalah keindahan.
d) Sosial, yaitu orang
yang perhatiannya tertuju ke arah kepentingan masyarakat dan pergaulan.
e) Politis, yaitu orang
yang perhatiannya tertuju ke arah kepentingan kekuasaan dan organisasi.
f) Religius, yaitu orang
yang taat kepada ajaran agama, senang dengan masalah-masalah ketuhanan dan
keyakinan agama.[18]
b. Tipe Kepribadian
Menurut Perspektif Islam
Penggolongan tipe kepribadian menurut perspektif Islam tidak berdasarkan
kepada faktor biologis dan sosiologis, akan tetapi didasarkan pada faktor
transcendentaldalam diri manusia, yaitu nilai-nilai aqidah dan keimanannya.
Dalam Al Qur’an telah dikelompokkan tipe kepribadian manusia berdasarkan
aqidahnya, yang oeh Allah swt dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Kepribadian orang-orang
beriman
Kepribadian orang beriman diklasifikasikan dalam sembilan perilaku pokok,
sebagai berikut.
a) Sifat yang berkenaan
dengan aqidah, yakni beriman kepada Allah, rasul-rasul Allah, kitab-kitab
Allah, para malaikat Allah, hari akhir, qada dan qadar, serta hal-hal ghaib
yang Allah ciptakan.
b) Sifat-sifat yang
berkenaan dengan ibadah, yakni shalat, zakat, puasa, haji, jihad, bertaqwa
kepada Allah, berdzikir kepada Allah, dll.
c) Sifat-sifat yang
berkenaan dengan hubungan sosial, seperti mempergauli orang lain dengan baik,
dermawan, dan suka berbuat kebajikan, suka menghindari hal-hal yang tidak
memberikan manfaat.
d) Sifat-sifat yang
berkenaan dengan hubungan kekeluargaan, seperti berbuat baik kepada orang tua
dan kerabat, pergaulan yang baik antara suami istri serta anak-anak, dll.
e) Sifat-sifat moral,
seperti sabar, jujur, lapang dada, adil, dapat dipercaya, rendah hati, mampu
mengendalikan hawa nafsu, dll.
f) Sifat-sifatemosional
sensual, seperti cinta kepada Allah, takut akan adzab Allah, tidak putus asa
karena cobaan dari Allah, menahan amarah, tidak memusuhi dan menyakiti orang
lain, tidak sombong, dapat menginstropeksi dan memperbaiki diri setelah
melakukan kesalahan, dll.
g) Sifat-sifat intelektual
dan kognitif, seperti memikirkan keindahan dan kenikmatan alam semesta serta
ciptaan Allah, tidak henti menuntut ilmu, teliti dalam meneliti suatu realitas,
dll.
h) Sifat-sifat yang
berkenaan dengan kehidupan praktis dan profesional, seperti tulus dalam bekerja
dan menyempurnakan pekerjaan, berusaha dengan giat dalam upaya memperoleh
rizki.
i) Sifat-sifat fisik,
seperti kuat, sehat, bersih, dan suci dari najis.[19]
2) Kepribadian orang-orang
kafir
Sifat-sifat kepribadian orang kafir yang diikhtisarkan di dalam Al Qur’an,
di antaranya sebagai berikut.
a) Sifat yang berkenaan
dengan aqidah: tidak beriman dengan aqidah tauhid, para rasul, hari kemudian,
hari perhitungan.
b) Sifat-sifat yang
berkenaan dengan berbagai ibadah: menyembah dan beribadah kepada selain Allah.
c) Sifat-sifat yang
berkenaan dengan hubungan sosial: dzalim, berbuat keji dan munkar, memusuhi
orang-orang beriman, dll.
d) Sifat-sifat yang
berkenaan dengan hubungan kekeluargaan: senang memutus silaturrahmi.
e) Sifat-sifat moral:
mengingkari janji, suka menuruti hawa nafsu, sombong, takabur.
f) Sifat emosional dan
sensual: pikiran yang statis tidak mampu memahami dan berpikir, hatinya
tertutup, buta terhadap kepercayaan.
3) Kepribadian orang-orang
munafik
Orang-orang munafik adalah kelompok manusia yang memiliki kepribadian yang
lemah, peragu, dan tidak mempunyai sikap yang tegas terhadap masalah keimanan.Sifat-sifat
orang munafik yang dikemukakan di dalam Al Qur’an adalah sebagai berikut.
a) Sifat yang berkenaan
dengan aqidah: tidak mempunyai pendirian tentang tauhid. Jika mereka berada di
antara orang beriman, maka mereka menyatakan dirinya beriman. Dan apabila
mereka berda di kalangan orang musyrik, maka mereka menyatakan dirinya sebagai
orang musyrik juga.
b) Sifat yang berkenaan
dengan ibadah: mereka melaksanakan ibadah dengan bermalas-malasan, bukan atas
penerimaan penuh dan pemenuhan kewajiban.
c) Sifat yang berkenaan
dengan hubungan sosial: mereka mengajak orang lain kepada kemunkaran, berbicara
manis untuk menarik perhatian, suka memberdayakan orang dengan semaunya
sendiri, banyak bersumpah untuk mendorong orang lain percaya dan terpengaru
oleh mereka.
d) Sifat moral: tidak
percaya diri, mengingkari janji, penakut, pembohong, kikir, tindakannya
didasarkan karena pamrih, suka menuruti hawa nafsu, hedonis dan oportunis.
e) Sifat emosional dan
sensual: penakut, takut mati, takut kepada orang beriman juga kepada orang
musyrik.
f) Sifat intelektual dan
kognitif: peragu dalam mengambil keputusan dan ketetapan, tidak berpikir secara
benar, tertutup hatinya, mempertahankan diri dengan berbagai alasan atas
tindakan-tindakan yang telah mereka lakukan.
3.
Perkembangan Kepribadian Anak
a.
Perkembangan kepribadian menurut Teori Psikoanalisa yang
dikembangkan oleh Sigmund Freud[20]
1)
Fase Oral
Fase
oral merupakan fase perkembangan yang berlangsung pada tahun pertama sampai
tahun kedua dari kehidupan individu. Pada fase oral ini, daerah erogen yang
paling penting dan peka adalah mulut, yakni berkaitan dengan pemuasan kebutuhan
dasar akan makanan atau air. Stimulasi atau perangsangan atas mulut, seperti
menghisap, bagi bayi merupakan tingkah laku yang menimbulkan kesenangan atau
kepuasan.Dalam teori Freud ini, kesenangan dan seksualitas saling
berkaitan.Menurutnya, objek yang paling pertama mendatangkan kesenangan atau
kepuasan bagi bayi adalah buah dada ibu.Perkembangan pokok dari seorang bayi
selama fase oral ini adalah membentuk sikap ketergantungan dan kepercayaan
kepada orang lain.oleh karena bayi belum bisa membedakan antara badannya
sendiri dan buah dada ibunya yang menjadi sumber kepuasan, pemuasan rasa lapar
dan pengungkapan dari afeksi itu menyatu pada saat menghisap.Penyatuan ini
menandai egosentrisme bayi.Fase oral ini berakhir saat bayi disapih oleh
ibunya.Dan fase oral ini merupakan hal pokok dari teori psikoanalisa karena
setiap bayi mengalami kesulitan pada fase oral ini. Jika pemberian kepuasan
melalui hisapan kepada bayi tidak sesuai akan menimbulkan kesulitan yang lebih
besar yang dapat mengakibatkan individu kekurangan energi untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan dan konflik-konfik yang muncul pada fase-fase berikutnya.
Freud merasa yakin bahwa individu yang pada fase oralnya memperoleh rangsangan
oral atau hisapan yang sangat kekurangan atau berlebihan, maka di masa
dewasanya akanmemiliki kepribadian oral passive dengan ciri-ciri
karakter seperti penurut, pasif, kurang matang, dan dependen. Dan pada akhir
tahun pertama, akan mengalami oral aggressive atau oral sadistic
yang mengakibatkan individu memiliki karakter sarkatis, pesimis, dan sinis
terhadap segala hal di sekitarnya, juga memiliki kecenderungan mendominasi dan
mengeksplotasi orang lain sepanjang upaya memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.
2)
Fase Anal
Fase
anal dimulai dari tahun kedua sampai tahun ketiga kehidupan individu.Pada fase
ini, fokus energi libidal dialihkan dari mulut ke daerah dubur, serta
kesenangan dan kepuasan diperoleh dalam kaitannya dengan tindakan mempermainkan
atau menahan kotoran.Jadi, pada masa ini anak mulai dikenalkan kepada
aturan-aturan kebersihan oleh orang tuanya melalui toilet training.
Menurut Freud, melalui toilet training, anak akan mulai belajar
mengendalikan diri.
3)
Fase Falik
Fase
falik berlangsung pada tahun keempat atau kelima, yakni suatu fase ketika
energi libido sasarannya dialihkan dari daerah dubur ke daerah alat
kelamin.Pada masa ini anak bisa mengembangkan nilai-nilai, sika-sikap, dan
tingkah laku yang sesuai dengan jenis kelaminnya. Dan pada akhir dari fase
falik inilah dimulainya pembentukan super ego pada diri anak, lalu anak akan
memasuki periode laten atau masa tenang yang ditandai dengan aktivitas seksual
berkurangdan energi libidinal disalurkan ke dalam aktivitas-aktivitas
nonseksual seperti belajar, olah raga, atau berteman yang berlangsung sampai
masa pubertas.
4)
Fase Genital
Dengan
memasuki masa pubertas yang juga merupakan awal fase genital, individu
mengalami kebangkitan atau peningkatan dalam dorongan seksual dan mulai menaruh
perhatian terhadap lawan jenis.
Dalam
teori psikoanalisa, karakter genital mengikhtisarkan tipe ideal dari
kepribadian, yakni terdapat pada orang yang mampu mengembangkan relasi seksual
yang matang dan bertanggung jawab, serta mampu memperoleh kepuasan dari
percintaan heteroseksual.Untuk mencapai karakter genital ini individu haruslah
terbebas dari ketidakpuasan dan hambatan masa kanak-kanak awal.
b.
Teori kebutuhan bertingkat dalam Teori Kepribadian Humanistik yang
dikembangkan oleh Abraham Maslow[21]
1)
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
Kebutuhan-kebutuhan
fisiologis adalah sekumpulan kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasannya
karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup,
seperti kebutuhan akan makanan, air, oksigen, aktif, istirahat, keseimbangan
temperatur, seks, dan stimulasi sensoris. Kebutuhan fisiologis ini merupakan
pendorong dan pemberi pengaruh yang kuat atas tingkah laku manusia, dan manusia
akan selalu berusaha memuaskannya sebelum memuaskan kebutuhan-kebutuhan
lainnya.
2)
Kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan
akan rasa aman adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh
ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya.
Bagi
anak-anak, kebutuhan rasa amannya adalah ketergantungan. Menurut Maslow,
anak-anak akan memperoleh rasa aman yang cukup apabila mereka berada dalam
ikatan dengan keluarganya. Jika ikatan tersebut lemah atau bahkan tidak ada,
maka anak akan merasa kurang aman, cemas, dan kurang percaya diri yang akhirnya
akan mendorong anak untuk mencari area-area hidup di mana dia bisa memperoleh
ketentraman dan kepastian atau rasa aman.
3)
Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki
Kebutuhan
akan cinta dan rasa memiliki ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu
untuk mengadakan hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain,
baik dengan sesama jenis maupun lain jenis, di lingkungan keluarga maupun di
lingkungan masyarakat.
Maslow
menyanggah pendapat Freud bahwa cinta dan afeksi itu berasal dari naluri seksual
yang disublimasikan. Bagi Maslow, cinta dan seks adalah dua hal yang berbeda.
Menurutnya, cinta yang matang menunjuk kepada hubungan cinta yang sehat di
antara dua orang atau lebih, yang di dalamnya terdapat sikap saling percaya dan
saling menghargai.Kebutuhan akan cinta itu mencakup keinginan untuk mencintai
dan dicintai yang menurutnya dianggap sebagai prasyarat bagi adanya perasaan
yang sehat. Maslow akhirnya menyimpulkan bahwa antara kepuasan cinta dan afeksi
di masa kanak-kanak serta kesehatan mental di masa dewasa terdapat hubungan
yang signifikan.
4)
Kebutuhan akan rasa harga diri
Kebutuhan
akan rasa harga diri ini oleh Maslow dibagi menjadi dua bagian, yaitu
penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri dan penghargaan dari orang
lain. Bagian pertama merupakan hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya
diri, kekuatan pribadi, adekuasi, kemandirian, dan kebebasan. Sedangkan bagian
kedua meliputi prestasi, yakni individu membutuhkan adanya penghargaan atas apa
yang telah dilakukannya. Rasa harga diri yang sehat adalah hasil usaha individu
yang bersangkutan. Dan merupakan bahaya psikologis yang nyata apabila seseorang
lebih mengandalkan rasa harga dirinya pada opini orang lain daripada pada
kemampuan dan prestasi nyata dirinya sendiri.
5)
Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan
untuk aktualisasi atau mengungkapkan diri merupakan kebutuhan manusia yang
paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini akan muncul apabila
kebutuhan-kebutuhan dari tingkat sebelumnya telah terpenuhi dengan baik. Maslow
menandai kebutuhan akan aktualisasi diri ini sebagai hasrat individu untuk
menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya serta
untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang
dimilikinya. Maslow mencatat bahwa pengaktualisasian diri ini tidak hanya
berupa penciptaan kreasi atau karya-karya berdasarkan bakat atau kemampuan
khusus akan tetapi juga dibutuhkan kondisi ligkungan yang menunjang dan
menuntut adanya kesediaan atau keterbukaan individu terhadap gagasan-gagasan
dan pengalaman-pengalaman baru.
Bagi
anak, apabila anak diasuh dalam suasana aman, hangat, dan bersahabat, maka anak
itu akan mampu menjalani proses-proses perkembangannya dengan baik. Di bawah
kondisi yang sehat, perkembangan akan terangsang dan individu akan terdorong
untuk menjadi yang terbaik sebisa-bisanya, sehingga lebih mudah dalam
mengaktualisasikan dirinya.
c. Perkembangan
Kepribadian Menurut Kurt Lewin
Hakekat perkembangan menurut Kurt Lewin adalah perubahan tingkah laku.
Pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut.
1) Perkembangan berarti perubahan di dalam
variasi tingkah laku
Semakin bertambah umur seseorang, variasi kegiatannya semakin bertambah
pula.
2) Perkembangan berarti perubahan dalam
organisasi dan struktur tingkah laku
Semakin bertambah umur anak, tidak hanya variasi tingkah lakunya yang
bertambah, melainkan juga struktur dan organisasi tingkah lakunya bertambah.
Semakin lama semakin kompleks. Yang bertambah antara lain adalah sebagai
berikut.
a) Struktur relasi
Anak kecil yang mula-mula baru dapat mengadakan relasi dengan ibunya,
semakin lama semakin dapat berelasi dengan orang lain dan semakin lama relasi
tersebut semakin banyak.
b) Hierarki yang semakin kompleks
Anak kecil yang mula-mula hanya dapat menggunakan sesuatu alat permainan,
semakin bertambah umurnya, ia akan semakin banyak menggunakan alat permainan
itu untuk kebutuhan-kebutuhan yang semakin banyak pula.
c) Struktur tingkah laku yang menjadi lebih
kompleks
Anak kecil yang semula hanya dapat melakukan suatu perbuatan, semakin
bertambah umurnya akan semakin banyak pula untuk dapat melakukan perbuatan.
3) Perkembangan berarti bertambah luasnya arena
aktivitas
Semakin bertambah dewasa seseorang, maka arena aktivitasnya semakin
bertambah luas.
4) Perkembangan berarti perubahan dalam taraf
realita
Semakin bertambah umur seseorang, maka taraf realitasnya juga semakin
meningkat, artinya semakin dapat membedakan antara yang abstrak, khayal, dan
sebagainya dengan yang realistis, yang nyata. Hal ini bersangkutan dengan
perkembangan fantasi.
5) Perkembangan berarti semakin
terdifferensiasinya tingkah laku
Anak kecil yang semula hanya dapat memegang sesuatu dengan kedua tangannya,
semakin lama dapat memegang dengan satu tangan kemudian dengan kelima jarinya,
akhirnya cukup hanya dengan dua jarinya saja.
6) Perkembangan berarti stratifikasi
Semakin bertambah umur, seseorang akan semakin pandai menyembunyikan isi
hatinya. Jika anak kecil dapat berdusta semu, maka orang dewasa dapat berdusta
dengan sengaja. Ia dapat menyembunyikan perbuatannya, hatinya, pikirannya, dan
sebagainya.
4.
Pembentukan Kepribadian Anak
Membentuk kepribadian anak dimaksudkan agar anak memiliki
tingkah laku yang baik, baik terhadap dirinya sendiri, di masyarakat, maupun di
hadapan Tuhan. Dengan kata lain, membentuk kepribadian anak adalah membentuk
anak berakhlak yang baik. Nabi Muhammad saw juga menjadikan akhlak terpuji
sebagai kesempurnaan iman, sebagaimana sabdanya: “orang mukmin yang paling sempurna keimananya
adalah yang paling baik akhlaknya”.
Dalam pembahasan tentang pengertian dan perkembangan kepribadian
di atas telah banyak disebutkan bahwa pembentuk kepribadian anak atau individu
tidak hanya satu hal, akan tetapi meliputi banyak hal. Di antaranya adalah
faktor biologis, faktor genetis, pengalaman-pengalaman sosial, juga perubahan
lingkungan.
Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam kehidupan
anak. Kepribadian orang tua, sikap, dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur
pendidikan tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi
anak yang sedang tumbuh. Hubungan orang tua sesama mereka sangat memengaruhi
pertumbuhan jiwa anak. Hubungan yang serasi, penuh pengertian, dan kasih sayang
akan membawa pada pembinaan pribadi yang tenang, terbuka, dan mudahdididik,
karena ia mendapat kesempatan yang cukup dan baik untuk tumbuh dan berkembang.[22]Jadi,
bagi orang tua hendakya dapat membentuk kepribadian anak dengan cara
memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh tersebut dan disesuaikan dengan
tingkat perkembangan kepribadiannya.
C. Pemenuhan
ASI Membentuk Kepribadian Anak
Bayi yang baru lahir
menunjukkan serba tidak berdaya.Namun dibalik ketidakberdayaannya tersebut, pada dirinya terdapat
berbagai potensi yang siap berkembang,
terutama berhubungan dengan kepribadiannya. Bayi akan berkembang dengan baik dan berbagai potensi yang dimilikinya dapat berubah menjadi
kemampuan nyata apabila dirinya mendapatkan stimuli dari lingkungannya, terutama lingkungan
sosial.
Keluarga merupakan
lingkungan pertama dan utama bagi bayi. Dari lingkungan inilah bayi belajar
membentuk pola hubungan dengan orang lain. Faktor yang sangat diperlukan oleh
bayi dalam mengembangkan kemampuan tersebut adalah
bounding dan attachment.
Secara harfiah, bounding berarti ikatan. Danattachment berarti sentuhan.
Sedangkan istilah bounding
attachment adalah sebuah
peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan
bayi. Hal ini merupakan proses dari suatu
interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling
mencintai yang nantinya
akanmemberikan
keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Tujuan
bounding attachmentadalah untuk membantu tumbuh kembang fisik, emosi, dan intelektual
seorang anak dari awal kehidupan hingga dewasa.[23] Oleh karena itu, perkembangan kepribadian
anak juga sangat dipengaruhi oleh hal tersebut.
1.
Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya
2.
Bounding (keterikatan)
3.
Attachment, perasaan kasih sayang
yang mengikat individu dengan indivudu lain
1. Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya
pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan
mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan
diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan
salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses
lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu
dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi
selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak
dibutuhkan oleh bayi.Bayi yang merasa aman dan terlindung merupakan dasar
terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif,
ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak
dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI,
karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga
karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan apabila ayah bayi
berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
3. Kontak mata
Beberapa ibu berkata
begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya.
Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang.
Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
4. Suara
Mendengar dan merespon
suara antara orang tua dan bayinya sangat penting.Orang tua menunggu
tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin
bahwa bayinya dalam keadaan sehat.Tangis tersebut membuat mereka melakukan
tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi
akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
5. Aroma
Setiap anak memiliki
aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu
ibunya.
6. Entrainment
Bayi mengembangkan
irama akibat kebiasaan.Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur
pembicaraan orang dewasa.Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki.Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.Irama ini
berfungsi memberi umpan balik
positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang
positif.
7. Bioritme
Salah satu tugas bayi
baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu
proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan
waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
8. Inisiasi (kontak) Dini
Setelah bayi lahir,
dengan segera bayi ditempatkan diatas
badan ibu.Ia akan merangkak
dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling
dengan segera.
Ada beberapa
keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari inisiasi dini:
a.
Kadar
oksitosin dan prolaktin meningkat
b.
Reflek
menghisap dilakukan dini
c.
Pembentuk
kekebalan aktif dimulai
d.
Mempercepat
proses ikatan antara orang tua dan anak, yaitu melalui
kehangatan tubuh (body warmth), dan waktu pemberian kasih sayang (Stimulasi hormonal)
Bounding attachment tersebut memiliki dampak positif, di antaranya
adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan
sikap socialnya, bayi merasa aman, dan berani mengadakan eksplorasi. Dengan demikian, salah satu proses bounding
attachment yaitu pemberian ASI kepada bayi yang mengandung beberapa proses
tingkah laku positif, yaitu kontak mata, kontak kulit, penciuman aroma khas ASI
oleh bayi, juga bioritme akan membantu mengeratkan hubungan kasih sayang antara
ibu dan bayi dan berpengaruh positif terhadap pembentukan kepribadian bayi.
BAB III
PEMENUHAN ASI
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK (KAJIAN AYAT AL QUR’AN SURAT AL BAQARAH:
233)
A.
Teks Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233 dan Terjemahannya
1.
Redaksi Ayat
ßßßNºt$Î!ºuqø9$#urz`÷èÅÊöã£`èdy»s9÷rr&Èû÷,s!öqymÈû÷ün=ÏB%x.(ô`yJÏ9y#ur&br&¨LÉêãsptã$|ʧ9$#
2.
Terjemah
Para ibu hendaklah menyusukan
anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan.
B.
Makna Mufrodat dan Tarkib Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233
1.
Makna mufrodat dari ayat al Qur’an surat al Baqarah: 233 adalah
sebagai berikut:
a.
Nºt$Î!ºuqø9$# : para
ibu
b.
z`÷èÅÊöã : menyusui
c.
£`èdy»s9÷rr& : anak-anaknya
d.
û÷,s!öqym : dua tahun
e.
û÷ün=ÏB%x. : sempurna
f.
`yJÏ9 : bagi orang
g.
#ur& : ingin
h.
LÉêãbr& :menyempurnakan
i.
ptã$|ʧ9$# :penyusuan
2.
Tarkib ayat Al Qur’an surat Al Baqarah: 233
Tarkib berarti susunan.Dalam pembahasan ini, tarkib dimaksudkan
untuk mengetahui kedudukan masing-masing kata dalam ayat, sehingga dapat
dipahami susunannya.
a.
تُºt$Î!ºuqø9$#ur
1)
وdalam kata
tersebut merupakan و‘athaf, yaitu menghubungkan ayat ini dengan ayat sebelumnya karena
keterangannya masih berkaitan.‘Athafnya وtersebut merupakan ‘athaf nasaq, yaitu isim yang mengikuti
pada matbu’ (sesuatu yang diikuti) dalam hal i’rob dengan
perantara salah satu huruf ‘athaf. Makna atau faidah dari و tersebut adalah
kumpulannya ma’thuf(tabi’ atau yang mengikuti) dan ma’thuf ‘alaih(matbu’
atau yang diikuti) di dalam hukum secara mutlak, dalam arti hukum itu dilakukan
oleh ma’thuf dulu atau ma’thuf ‘alaih dulu atau bersamaan, yang
penting antara ma’thuf dengan ma’thuf ‘alaih sama di dalam hukum.[26]
2)
الْوَالِدَاتُ berkedudukan sebagai mubtada’,
ditandai dengan dlumah karena merupakan isim jama’ muannas salim.Mubtada’
adalah kalimat isim yang terbaca rafa’ yang sepi dari ‘amil
lafdzi, kecuali dari ‘amil lafdziyang berupa zaidah (tambahan).
‘Amil lafdzi adalah ‘amil yang bisa dilihat dan dibaca, seperti ‘amil
كَانَdan saudaranya,اِنَّ dan saudaranya,ظَنَّ dan saudaranya, kalimat fi’il
selainnya, huruf jer, dll.[27]
Isim jama’ muannas salim adalah kalimat yang dijama’kan dengan tambahan ا dan ت di akhir dan menunjukkan
arti perempuan banyak.[28]
b.
يُرْضِعْنَ
1)
Berkedudukan sebagai khabarghoiru mufrod karena terdiri dari
fi’il fa’il (jumlah fi’liyah).Fi’ilnya merupakan fi’il
mudlori’ yang berupa dhomir tersimpan (mustatir) yang kembali kepada
mubtada’.
Khabar adalah
kalimat isim yang terbaca rafa’, menjadi musnad(hukum yang
disandarkan pada mubtada’). Arti lain dari khabar yaitu bagian
penyempurna mubtada’.
Fi’il adalah
kata kerja.Sedangkan fa’il adalah pelaku.
2)
ن pada akhir kata
berharakat fatchah karena merupakan nun niswah, yaitu nun yang
menunjukkan arti perempuan.
c.
اَوْلدَهُنَّ
Lafal ini berkedudukan sebagai maf’ul bih, yaitu isim yang
terbaca nashob (dengan ditandai harokat fatchah karena bertempat sebagai
isim mufrod), yang terkena atau menjadi sasaran fi’il (pekerjaan).
Dengan kata lain, maf’ul bih merupakan objek.
d.
حَوْلَيْنِ
Kata ini berkedudukan sebagai zhorof.zhorofnya adalah zhorof
zaman (maf’ul fih). Zhorof zaman adalah isim zaman(waktu)
yang terbaca nasob dengan mengira-ngirakan atau menyimpan makna huruf في (artinya “di dalam”).[29]
e.
كَامِلَيْنِ
Kata ini berkedudukan sebagai na’at (kata sifat), na’atnya
yaitu na’at haqiqi. Na’at adalah lafal yang mengikuti pada lafal yang
diikutinya, baik dalam hal rafa’, nasob, jar, ma’rifat, maupun
nakirohnya. Na’at haqiqi adalah na’at yang menjelaskan salah
satu sifat dari beberapa sifatnya matbu’/mausuf.[30]Dalam
hal ini, kata û÷ün=ÏB%x.mengikuti kata sebelumnya, û÷,s!öqym.
f.
لِمَنْ
1)
لِ-nya merupakan huruf jar.
2)
مَنْ-nya merupakan isim
mausul.Isim mausul adalah isim yang menunjukkan arti tertentu
(jelas) dengan perantara jumlah atau sibhul jumlah setelahnya dan jumlah
tersebut dinamakan “shilahnya mausul”.
g.
أَرَادَ
Lafal ini merupakan shilah.Shilah yaitu jumlah yang jatuh
setelah isim mausul (مَنْ).Pada lafal ini, shilahnya
merupakan jumlah fi’liyah (jumlah yang terdiri dari fi’il dan fa’il/naibul
fa’il).[31]
Lafal ini merupakan fi’il madhi yang berupa dhomir tersimpan
(mustatir) yang kembali kepada isim mausul (مَنْ).
h.
أَنْ يُتِمَّ
Lafal ini berkedudukan sebagai maf’ul bih.Maf’ul bih –nya
merupakan maf’ul bih muawwal, yaitu kalimat yang ditakwili atau
dikira-kirakan dengan bentuk mashdar, misalnya kemasukan sala satu hurufأَنْ، أَنَّ، كَي، مَا، لَوْ.
Mashdar adalah
lafal yang menunjukkan pada makna hadats saja tanpa disertai dengan zaman.Hadats
adalah suatu makna yang melekat pada perkara lain, bisa berupa pekerjaan atau
yang lain.[32]
Lafal ini juga merupakan fi’il mudhori’ yang berupa dhomir
tersimpan (mustatir) yang kembali kepada isim mausul (مَنْ).
i.
الرَّضَاعَةَ
Lafal ini berkedudukan sebagai maf’ul bih dan dibaca nashob
dengan tanda fatchah karena bertempat sebagai isim mufrod.
C.
Asbabun Nuzul Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233
Menurut bahasa, “asbab al nuzul” berarti sebab turunnya
ayat-ayat Al Qur’an. Al Qur’an diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad
saw melalui malaikat Jibril tidak hanya satu kali saja, akan tetapi secara berangsur-angsur
dalam masa kurang lebih 23 tahun. Al Qur’an diturunkan untuk memperbaiki
akidah, ibadah, akhlak, dan pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari
kebenaran.
Sedangkan asbab al nuzul, sebagaimana dikutip oleh al
Shalih, berarti sesuatu yang dengan sebabnya turun suatu ayat atau beberapa
ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban terhadap sebab itu atau
menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab tersebut.[33]
Di dalam kitab Asbabun Nuzul (latar belakang historis turunnya
ayat-ayat Al Qur’an), tidak terdapat asbabun nuzul dari ayat 233 surat Al
Baqarah. Akan tetapi turunnya ayat 233 surat Al Baqarah ini masih berhubungan
dengan ayat sebelumnya yang membahas tentang wanita yang ditalak. Sedangkan
ayat sebelumnya, ayat 232 surat Al Baqarah, memiliki asbabun nuzul sebagai
berikut.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Ma’qil bin Yasar mengawinkan
saudaranya kepada seorang laki-laki Muslim. Beberapa lama kemudian dicerainya
dengan satu talak.Setelah habis masa iddahnya, mereka berdua ingin rujuk
kembali. Maka datanglah laki-laki tadi bersama sahabat Umar bin Khattab untuk
meminangnya. Ma’qil berkata “Hai orang celaka!Aku memuliakan kamu dan aku
mengawinkan kamu dengan saudaraku tapi malah kamu ceraikan dia. Demi Allah dia
tidak akan kukembalikan kepadamu.”Setelah Ma’qil berkata seperti itu, maka
turunlah ayat 232 tersebut yang melarang wali untuk menghalangi mereka rujuk
kembali.Ketika Ma’qil mendengar ayat tersebut, lalu dia berkata “Aku dengar,
dan kutaati Rabb-ku.Aku kawinkan lagi kamu dengannya dan aku muliakan kamu.”[34]
Jadi, surat 232 menjelaskan tentang diperbolehkannya rujuk kembali
bagi suami istri yang telah bercerai dengan talak satu. Sedangkan ayat 233
merupakan sebuah akibat dan syarat dari ayat sebelumnya, bahwa saat suami istri
bercerai ataupun rujuk kembali, terdapatbeberapa kewajiban yang harus mereka
lakukan, salah satunya adalah bagi ibu yang harus menyusui anaknya dan bagi
ayah yang harus menafkahi istri serta anak-anaknya.
D.
Munasabatul Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233
Secara
etimologi, munasabah berarti saling menyerupai dan saling mendekati.[35]
Selain itu, munasabah juga memiliki arti persesuaian, hubungan, atau
toleransi, yaitu hubungan persesuaian antara ayat atau surat yang satu dengan
ayat atau surat sebelum atau sesudahnya.[36]
Adapun secara terminologi, munasabah adalah keserupaan dan kedekatan di
antara berbagai ayat, surat, dan kalimat yang mengakibatkan adanya hubungan.[37]
Dalam kajian yang lain juga disebutkan bahwa munasabah adalah korelasi
antar ayat-ayat dan atau surat-surat di dalam Al Qur’an, baik korelasi itu
berupa ikatan antara yang umum dengan yang khusus, antara yang abstrak dengan
yang konkrit, antara sebab dengan akibat, antara yang rasional dengan yang
irasional, atau bahkan antara dua hal yang kontradiktif.[38]
Munasabah ayat 233
surat Al Baqarah adalah sebagai berikut.
Ayat ini masih
membicarakan tentang keluarga.Jika dalamayat sebelumnya telah membicarakan
tentang suami istri dan hukum-hukum bagi wanita yang ditalak, pada ayat ini
membicarakan tentang anak yang lahir dari hubungan suami istri tersebut.Wanita-wanita
yang ditalak yang tersebut dalam ayat sebelumnya, dalam ayat ini dimaksudkan
bahwa wanita-wanita tersebut memiliki bayi. Maka dalam ayat ini diterangkan
pula hukum-hukum Allah yang berhubungan dengan penyusuan anak dan cara yang
harus ditempuh oleh kedua ibu bapak dalam pemeliharaan bayi mereka, terutama
setelah istri ditalak.Namun tidak hanya ditujukan kepada wanita yang memiliki
anak dalam status ditalak saja, ayat ini juga memerintahkan dengan sangat kukuh
kepada para ibu (bukan hanya yang telah ditalak) agar menyusukan anak-anaknya.
Bukti bahwa ayat ini ditujukan untuk semua ibu, baik yang telah ditalak atau
tidak, yaitu bahwa ayat ini menggunakan kata
الوالداتyang berarti para ibu, bukan menggunakan kata امّهات yang berarti para ibu kandung. Jadi, baik ibu kandung maupun
bukan diperintahkan untuk menyusui dengan air susu ibu karena air susu ibu
adalah makanan terbaik untuk bayi hingga usia dua tahun, walaupun yang menyusui
itu bukan ibu kandungnya.
E.
Pendapat Para Mufasir Tentang Isi Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah:
233
1.
Tafsir Al Qur’anul Majid An Nuur oleh Prof. DR.Teungku Muhammad
Hasbi Ash Shiddieqy
Secara
lahiriah ayat ini menyatakan bahwa wajib bagi ibu, baik yang telah ditalak
ataupun yang tidak ditalak untuk menyusui bayinya sampai sempurna dua tahun.Tetapi
waktu penyusuan dua tahun itu boleh dikurangi jika ayah atau ibu memandang hal
itu lebih maslahat atau lebih baik.Itu tergantung pada pertimbangan ayah dan
ibu. Tidak ada halangan untuk mencari pengganti air susu ibu jika memang dengan
pemberian air susu ibu malah akan mendatangkan madharat. Sebab, wajib di sini
berdasarkan maslahat, bukan ibadah (ta’abud).Menyusui anak adalah hak
ibu, oleh karena itu ayah tidak boleh menghalangi ibu untuk menyusui anaknya
walaupun telah ditalak. Akan tetapi Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy
mengungkapkan bahwa ada segolongan ulama yang berpendapat bahwa menyusui
bukanlah kewajiban bagi ibu, kecuali anak tidak mau menyusu kepada orang lain
atau ayah tidak sanggup membiayai orang lain untuk menyusui anaknya atau tidak
sanggup membeli makanan lain pengganti air susu ibu atau tidak mendapatkan
orang lain yang bersedia menyusui anaknya. Para ulama berpendapat tentang hal
ini berdasarkan atas ayat 7 surat At Thalaaq, sebagai berikut.
÷÷,ÏÿYãÏ9rè7pyèy`ÏiB¾ÏmÏFyèy(`tBuruÏè%Ïmøn=tã¼çmè%øÍ÷,ÏÿYãù=sù!$£JÏBçm9s?#uäª!$#4wß#Ïk=s3ãª!$#$²¡øÿtRwÎ)!$tB$yg8s?#uä4ã@yèôfuyª!$#y÷èt/9ô£ãã#Zô£çÇÐÈ
Artinya: Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang yang
disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa
yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan.
Paham
di antara hak para ibu adalah menyusui anaknya juga dipetik dari ayat 15 dalam
surat Al Ahqaaf, sebagai berikut.
$uZø¢¹ururz`»|¡SM}$#Ïm÷yÏ9ºuqÎ/$·Z»|¡ômÎ)(çm÷Fn=uHxq¼çmBé&$\döä.çm÷Gyè|Êurur$\döä.(¼çmè=÷Hxqur¼çmè=»|ÁÏùurtbqèW»n=rO#·öky4#Ó¨Lym#sÎ)x÷n=t/¼çn£ä©r&x÷n=t/urz`Ïèt/ör&ZpuZytA$s%Éb>uûÓÍ_ôãÎ÷rr&÷br&tä3ô©r&y7tFyJ÷èÏRûÓÉL©9$#|MôJyè÷Rr&¥n?tã4n?tãur£t$Î!ºur÷br&ur@uHùår&$[sÎ=»|¹çm9|Êös?ôxÎ=ô¹r&urÍ<ÎûûÓÉLÍhè(ÎoTÎ)àMö6è?y7øs9Î)ÎoTÎ)urz`ÏBtûüÏHÍ>ó¡ßJø9$#ÇÊÎÈ
Artinya: Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga
apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri".
Kata
“yang sempurna” sesudah pernyataan ”dua tahun” berfungsi untuk
menguatkan jangka waktu penyusuan tersebut. Hikmah membatasi waktu penyusuan
selama dua tahun adalah untuk memelihara kepentingan bayi karena air susu ibu
itulah makanan yang sangat sesuai bagi anak. Selain itu, anak juga membutuhkan
perhatian yang sempurna yang tidak dapat diperoleh kecuali dari ibu dalam masa
penyusuan tersebut. Memberi air susu ibu selama dua tahun itulah yang
mengharamkan pernikahan karena sekurang-kurangnya tempo mengandung adalah enam
bulan (hal ini diriwayatkan oleh Ali Ibnu Abbas). Waktu enam bulan tersebut
diperoleh dari 30 bulan (masa mengandung dan menyapih yang telah tersebut dalam
ayat 15 surat Al Ahqaaf di atas) dikurangi masa menyusui selama dua tahun (24
bulan).[39]
2.
Tafsir Al Mishbah oleh M. Quraish Shihab
Al
Qur’an sejak dini telah menggariskan bahwa air susu ibu, baik ibu kandung
maupun bukan, adalah makanan terbaik untuk bayi hingga usia dua tahun. Namun
demikian, tentunya air susu ibu kandung lebih baik dari lainnya. Dengan menyusu
pada ibu kandung, anak akan merasa lebih tentram, sebab menurut penelitian
ilmuan, ketika itu bayi mendengar suara detak jantung ibu yang telah dikenalnya
secara khusus sejak berada di dalam kandungan. Detak jantung itu berbeda antara
seorang wanita satu dengan wanita lainnya.
Dua
tahun adalah batas maksimal dari kesempurnaan penyusuan. Penyusuan selama dua
tahun tersebut meski diperintahkan akan tetapi bukanlah suatu kewajiban. Jika
ibu bapak sepakat untuk megurangi masa penyusuan karena adanya sesuatu hal maka
tidaklah mengapa.Hal tersebut juga berdasar pada QS. Al Ahqaaf: 15 yang
menyatakan bahwa masa kehamilan dan penyusuan adalah 30 bulan. Jika janin
dikandung selama sembilan bulan, maka masa penyusuannya selama 21 bulan.Jika
janin dikandung selama enam bulan, maka masa penyusuannya selama 24 bulan (dua
tahhhun).[40]
3.
Tafsir Fi Zhilalil Qur’an oleh Sayyid Quthb
Allah
mewajibkan ibu untuk menyusui anak selama dua tahun penuh karena Allah
mengetahui bahwa masa ini merupakan waktu yang paling ideal ditinjau dari segi
kesehatan maupun jiwa anak, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.
Pembahasan-pembahasan
tentang kesehatan dan jiwa sekarang telah menetapkan bahwa masa dua tahun itu
merupakan kebutuhan yang vital bagi pertumbuhan anak, baik mengenai kesehatan fisik
maupun mentalnya.Akan tetapi nikmat Allah kepada kaum muslimin tidak menunggu
hasil penelitian para ahli.Maka, potensi insani yang tersimpan pada diri anak
itu tidak boleh dibiarkan karena si kecil masih lemah dan membutuhkan kasih
sayang serta pemeliharaan yang baik.[41]
Sementara
ibu menyusui bayinya, seorang ayah harus menafkahi istri secara patut dan baik
agar istri dapat menyusui dan memelihara anak dengan baik pula.Masing-masing
dari ayah maupun ibu harus menunaikan kewajibannya sesuai batas kemampuannya
dan tidak diperkenankan untuk saling menuntut di luar kemampuan.
4.
Tafsir Al Maragi oleh Ahmad Mustafa Al Maragi
Diwajibkan
kepada kaum ibu, baik yang masih berstatus sebagai istri maupun yang dalam
keadaan ditalak untuk menyusui anak-anak mereka selama dua tahun penuh dan
tidak lebih dari itu.Tetapi diperbolehkan kurang dari masa itu jika kedua orang
tua memandang adanya kemaslahatan. Adapun sebab kewajiban menyusui anak bagi
ibu adalah karena air susu ibu merupakan susu terbaik, sebagaimana yang telah
diakui oleh para dokter. Bayi yang masih di dalam kandungan ditumbuhkan dengan
darah ibunya. Setelah lahir, darah tersebut berubah menjadi susu yang merupakan
makanan utama bagi bayi karena ia sudah terpisah dari kandungan ibunya. Hanya
air susu ibu yang paling cocok dan paling sesuai dengan perkembangannya.
Apabila seorang bayi dalam penyusuannya diserahkan kepada wanita lain karena
ibu kandungnya berhalangan atau dalam keadaan darurat, maka perempuan yang
menggantikan tersebut harus diselidiki terlebih dahulu dalam hal kesehatan dan
akhlaknya. Hal tersebut dikarenakan air susu ibu terbuat dari darah kemudian
dihisap oleh bayi dan tumbuh dalam badan bayi menjadi daging dan tulang. Dengan
demikian, maka bayi tersebut telah mendapatkan pengaruh dari perempuan yang
menyusuinya, baik dalam hal kesehatan maupun karakternya.Terkadang pengaruh
kejiwaan dan kecerdasan akal lebih besar daripada pengaruh yang bersifat
jasmaniyah meskipun pengaruh suara juga dapat membekas dalam tubuh bayi.Jika
memang demikian, maka pengaruh kecerdasan akal, perasaan, dan watak perempuan
tersebut jelas lebih besar dan lebih kuat.Para ahli di negara maju telah
memahami kenyataan ini. Oleh karena itu, tersebutlah bahwa kaisar Rusia telah
memerintahkan istrinya untuk menyusui sendiri anak-anaknya dan melarang mereka
disusukan oleh orang lain.[42]
Sedangkan
hikmah ditetapkannya masa menyusui selama dua tahun adalah agar kepentingan bayi benar-benar
diperhatikan. Air susu ibu adalah makanan utama bayi pada umur tersebut. Dan ia
sangat memerlukan perawatan yang seksama dan lebih baik dilakukan oleh ibunya
sendiri.
F.
Pemenuhan ASI Membentuk Kepribadian
Anak Menurut Al Qur’an Surat Al Baqarah Ayat 233
Dalam pembahasan sebelumnya mengenai ayat 233 surat Al Baqarah
telah dipaparkan bahwa hanya air susu ibu yang paling cocok dan paling sesuai
dengan perkembangannya. Apabila seorang bayi dalam penyusuannya diserahkan
kepada wanita lain karena ibu kandungnya berhalangan atau dalam keadaan
darurat, maka perempuan yang menggantikan tersebut harus diselidiki terlebih
dahulu dalam hal kesehatan dan akhlaknya. Hal tersebut dikarenakan air susu ibu
terbuat dari darah kemudian dihisap oleh bayi dan tumbuh dalam badan bayi
menjadi daging dan tulang. Dengan demikian, maka bayi tersebut telah
mendapatkan pengaruh dari perempuan yang menyusuinya, baik dalam hal kesehatan
maupun karakternya.Terkadang pengaruh kejiwaan dan kecerdasan akal lebih besar
daripada pengaruh yang bersifat jasmaniyah meskipun pengaruh suara juga dapat
membekas dalam tubuh bayi.Jika memang demikian, maka pengaruh kecerdasan akal,
perasaan, dan watak perempuan tersebut jelas lebih besar dan lebih kuat.
BAB IV
ANALISIS PEMENUHAN ASI TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK
MENURUT AYAT AL QUR’AN SURAT AL BAQARAH: 233
A. Pengaruh
Pemenuhan ASI Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak
Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya,
ASI merupakan asupan yang paling utama dan sesuai, baik ditinjau dari segi
kandungannya, cara penyajiannya, maupun dari pengaruhnya untuk perkembangan
bayi. ASI mengandung kandungan gizi, seperti protein, lemak, laktosa, vitamin,
zat besi, air, garam, kalsium, fosfat dengan takaran yang pas dan tepat untuk
asupan bayi guna pertumbuhannya.Mengandung zat antibodi atau kekebalan tubuh juga
sel darah putih (leukosit) untuk melindungi dan menjaga kesehatan bayi.Mengandung
enzim khusus, yaitu lipase yang bermanfaat untuk mempermudah pencernaan lemak
sehingga bayi akan lebih sering ingin makan dibandingkan dengan jika diberi
asupan selain ASI.
Kadungan ASI memang paling baik dan sesuai
takaran bagi bayi, akan tetapi tidak semua ibu bisa memenuhinya apabila seorang
ibu tidak menjaga dirinya sendiri, baik dalam hal fisik maupun nonfisik. Terdapat beberapa hal bagi ibu yang dapat mempengaruhi produksi
ASI, dan seorang ibu harus memperhatikan hal tersebut agar bayi bisa
mendapatkan asupan dengan baik.Beberapa faktor tersebut adalah makanan,
ketengan jiwa, penggunaan alat kontrasepsi, perawatan payudara, faktor
istirahat, pemberian hisapan pada anak, serta faktor penggunaan obat-obatan.
Seorang ibu harus menjaga pola makannya, menjaga ketenangan jiwa dan pikirannya,
memperhatikan ketepatan penggunaan alat kontrasepsi, mau merawat payudara dan
merangsangnya agar ASI lebih mudah keluar, ibu harus istirahat dengan cukup,
harus memberikan hisapan secepatnya saat anak menginginkannya, dan
memperhatikan penggunaan obat-obatan terutama obat-obatan yang mengandung
hormon.
Selain beberapa faktor tersebut di atas, cara dan posisi menyusui
juga harus diperhatikan oleh ibu. Jangan sampai anak merasa tidak nyaman bahkan
merasa kesulitan saat menghisap ASI dari payudara ibu dikarenakan posisi ibu
yang tidak benar atau ibu dalam kondisi jiwa yang tidak baik.Hal ini
dikarenakan kondisi jiwa dan pikiran ibu sangat berpengaruh terhadap anak.
Manfaat menyusui bagi tumbuh kembang bayi sangat banyak. Ditinjau
dari kesehatan, bayi yang diberi ASI, terutama ASI eksklusif,akan lebih sehat
dan kekebalan tubuhnya lebih kuat daripada bayi yang diberi asupan selain ASI,
misalnya susu formula. Sedangkan secara psikologis, bayi yang disusui oleh
ibunya sejak dini sudah terlatih bahwa untuk mendapatkan sesuatu harus ada
usaha yang dilakukan, khusunya pada saat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) karena
bayi harus menemukan sendiri puting susu ibu. Semakin kuat usaha yang
dilaksanakan, maka semakin banyak yang diperoleh. Berbeda dengan bayi yang
menggunakan susu botol atau “dot empeng”, dari awal sudah membiasakan bayi
dengan menyuapi. Kebiasaan ini akan membentuk pribadi anak menjadi pemalas dan
kurang mau berusaha. Hal ini merupakan salah satu pembentukan kepribadian
terhadap anak.
Sedangkan pemenuhan pemberian ASI sampai bayi berumur dua tahun
memiliki manfaat tersendiri bagi bayi.Seperti yang dikemukakan oleh Sigmund
Freud dalam teori Psikoanalisanya, bahwa fase perkembangan kepribadian anak
yang pertama adalah fase oral, di mana kepuasan anak akan diperoleh melalui
mulutnya, yaitu dengan menyusu. Dan perangsang yang paling baik di sini adalah
puting susu ibu, bukan dot atau empeng. Fase oral ini berlangsung sampai tahun
kedua. Apabila pada fase ini pemberian rangsangan dan kepuasan terhadap anak
mengalami kekurangan, maka anak akan mendapat dampak buruk pada perkembangan
kepribadiannya. Anak akan cenderung pasif, terlalu penurut, pesimis, dan sinis
karena pada fase oralnya kurang terpuaskan.
Selain itu, menurut teori Kepribadian Humanistik yang dikemukakan
oleh Abraham Maslow, pada masa kanak-kanak, anak harus mendapatkan rasa aman,
cinta, dan kasih sayang yang cukup.Dan kebutuhan rasa aman, cinta, dan kasih
sayang itu dapat diperoleh dengan cukup pada saat anak disusui oleh ibu. Pada
saat kegiatan penyusuan tersebut berlangsung, anak akan merasa nyaman, aman,
dan hangat di pangkuan ibu. Apabila kebutuhan pada masa kanak-kanak tersebut
tidak dapat terpenuhi, maka pada usia dewasa anak cenderung akan merasa kurang
aman, cemas, dan kurang percaya diri yang akhirnya akan mendorong anak untuk
mencari area-area hidup di mana dia bisa memperoleh ketentraman dan kepastian
atau rasa aman.
Jika pada masa kanak-kanak kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki
bagi anak kurang dipenuhi dan afeksinya kurang terpuaskan, maka pada masa
dewasa anak akan kurang mendapatkan perasaan yang sehat, karena kebutuhan akan
cinta itu mencakup keinginan untuk mencintai dan dicintai yang menurut Maslow
dianggap sebagai prasyarat bagi adanya perasaan yang sehat.
Sedangkan ditinjau dari aspek ilmu kesehatan, ASI juga telah
terbukti dengan semua kandungan yang ada di dalamnya, merupakan asupan yang
paling baik serta memiliki takaran dan ukuran yang paling tepat bagi bayi
dibandingkan dengan asupan lainnya (bukan ASI). Kandungan yang terdapat di
dalamnya tidak hanya bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangannya saja,
tetapi juga bermanfaat sebagai penjaga kesehatan dan daya tahan tubuh bayi dari
serangan penyakit karena mengandung zat antibodi yang tidak dimiliki oleh susu
formula atau asupan lain. Pengaruh ASI terhadap kesehatan bayi ini tentunya
juga akan mempengaruhi kepribadian bayi, mengingat terdapat adanya tipe-tipe
kepribadian yang didasarkan pada faktor biologis dan fisik.
Dari pembahasan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pemenuhan
ASI sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak.
B.
Efektivitas Pemenuhan ASI Menurut Perspektif Islam Berdasarkan Al
Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233
Sebelumnya telah diuraikan dalam kajian
pustaka pada bab III tentang beberapa penafsiran ayat 233 surat Al Baqarah
mengenai hukum penyusuan bagi seorang ibu kepada anaknya beserta sebab dan
akibatnya.
Dari beberapa
penafsiran yang dikemukakan oleh beberapa ahli tafsir tersebut sebenarnya
memiliki persamaan pokok penafsiran.Persamaan itu di antaranya adalah sebagai
berikut.
1.
Kewajiban bagi ibu, baik ibu kandung maupun bukan ibu kandung,
untuk menyusui anaknya menggunakan Air Susu Ibu (ASI).
2.
Dua tahun adalah batas maksimal kesempurnaan penyusuan.
3.
Air susu ibu (ASI) adalah makanan yang utama dan paling sesuai bagi
bayi.
4.
Apabila terdapat suatu kemaslahatan, penyusuan boleh dialihkan
kepada ibu lain (bukan ibu kandung) atau susu dan asupan lain, tetapi harus
berdasarkan atas pertimbangan mufakat kedua belah ibu bapak.
Di samping persamaan pendapat tersebut, masing-masing mufasir
memiliki pendapat sendiri-sendiri. Akan tetapi pendapat-pendapat tersebut
memiliki pokok kajian yang sama.
Di dalam QS. Al Baqarah ayat 233, kata “yang sempurna”
sesudah pernyataan ”dua tahun” berfungsi untuk menguatkan jangka waktu
penyusuan. Hikmah membatasi waktu penyusuan selama dua tahun adalah untuk
memelihara kepentingan bayi karena air susu ibu itulah makanan yang sangat
sesuai bagi bayi. Selain itu, anak juga membutuhkan perhatian yang sempurna
yang tidak dapat diperoleh kecuali dari ibu dalam masa penyusuan tersebut.
Dengan menyusu pada ibu kandung, anak akan merasa lebih tentram, sebab menurut
penelitian ilmuan, ketika menyusu bayi mendengar suara detak jantung ibu yang
telah dikenalnya secara khusus sejak berada di dalam kandungan. Detak jantung
itu berbeda antara seorang wanita satu dengan wanita lainnya. Di samping itu,
potensi insani yang tersimpan pada diri anak tidak boleh dibiarkan karena si
kecil masih lemah dan membutuhkan kasih sayang serta pemeliharaan yang baik,
melalui proses penyusuan.
Selain keterangan di atas, telah terbukti juga bahwa hubungan ibu
dengan bayi yang disusuinya sangat kuat.Bayi yang masih di dalam kandungan
ditumbuhkan dengan darah ibunya. Setelah lahir, darah tersebut berubah menjadi
susu yang merupakan makanan utama bagi bayi karena ia sudah terpisah dari
kandungan ibunya. Hanya air susu ibu yang paling cocok dan paling sesuai dengan
perkembangannya. Apabila seorang bayi dalam penyusuannya diserahkan kepada
wanita lain karena ibu kandungnya berhalangan atau dalam keadaan darurat, maka
perempuan yang menggantikan tersebut harus diselidiki terlebih dahulu dalam hal
kesehatan dan akhlaknya. Hal tersebut dikarenakan air susu ibu terbuat dari
darah kemudian dihisap oleh bayi dan tumbuh dalam badan bayi menjadi daging dan
tulang. Dengan demikian, maka bayi tersebut telah mendapatkan pengaruh dari
perempuan yang menyusuinya, baik dalam hal kesehatan maupun
karakternya.Terkadang pengaruh kejiwaan dan kecerdasan akal lebih besar
daripada pengaruh yang bersifat jasmaniyah meskipun pengaruh suara juga dapat
membekas dalam tubuh bayi.Jika memang demikian, maka pengaruh kecerdasan akal,
perasaan, dan watak ibu yang menyusui tersebut jelas lebih besar dan lebih
kuat.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah diuraikan dalam bab
sebelumnya, akhirnya penulis menarik kesimpulan, sebagai berikut.
1.
Pemenuhan Air Susu Ibu (ASI) memiliki pengaruh yang baik, baik bagi
anak, orang tua, keluarga, bahkan negara. Khususnya bagi anak, pemenuhan asupan
ASI selama dua tahun tersebut dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian anak.
Hal ini dikarenakan, pada masa oral yang berlangsung pada satu sampai dua tahun
pertama, anak membutuhkan rangsangan dan kepuasan melalui mulutnya, yang hal
tersebut dapat dipenuhi dengan cara menyusu kepada ibunya. Jika kebutuhan
rangsangan dan kepuasan tersebut kurang atau bahkan tidak dapat terpenuhi pada
masanya, maka anak akan mengalami kecenderungan berkepribadian pasif, pesimis,
terlalu penurut, dan sinis pada masa dewasanya. Selain itu, anak yang tercukupi
pemenuhan ASInya akan mendapatkan cinta, kasih sayang, dan kenyamanan yang
cukup terutama dari ibunya, sehingga pada masa dewasa, anak akan memiliki
perasaan yang sehat yang dapat mendukung kebaikan kepribadiannya. Sedangkan
ditinjau dari kesehatan, karena telah terbukti bahwa ASI memiliki kandungan zat
yang paling baik dan sesuai bagi tumbuh kembang bayi, maka bayi akan lebih
sehat dan kebal secara jasmani dibandingkan dengan bayi yang mendapat asupan
selain ASI. Kesehatan jasmani ini juga dapat mempengaruhi kepribadiannya,
mengingat adanya tipe-tipe kepribadian yang berdasarkan faktor biologis dan fisik.
2.
Menurut perspektif Islam berdasarkan Al Qur’an surat Al Baqarah
ayat 233, pemenuhan ASI yang sempurna dianjurkan sampai bayi berusia dua tahun
karena Allah telah menciptakan ASI sebagai asupan terbaik dan paling tepat bagi
bayi dan Allah mengetahui bahwa masa dua tahun ini merupakan waktu yang paling
ideal untuk memenuhi kebutuhan vital bagi pertumbuhan anak, baik ditinjau dari
segi kesehatan fisik maupun jiwa dan mental anak. Selain itu, penetapan masa
tersebut juga bertujuan agar kepentingan bayi benar-benar diperhatikan karena
ia sangat memerlukan perawatan yang seksama dan lebih baik dilakukan oleh
ibunya sendiri. Akan tetapi, apabila ibu kandungnya mengalami maslahat sehingga
tidak dimungkinkan dapat menyusui bayinya, maka atas hasil pertimbangan mufakat
bapak ibu, penyusuan boleh dialihkan kepada ibu lain (bukan ibu kandung).
Tetapi dalam pengalihan penyusuan kepada ibu lain ini harus memperhatikan latar
belakang dan kepribadian ibu lain tersebut karena hal itu sangat berpengaruh
terhadap bayi yang disusuinya.
B.
Saran-saran
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis ingin memberikan beberapa
saran kepada beberapa pihak, sebagai berikut.
1.
Bagi para ibu, setelah mengetahui kandungan dan manfaat menyusui,
diharapkan dapat menyusui bayinya dengan cara yang baik dan sesuai kebutuhan
bayi agar kebutuhan bayi terpenuhi serta memberikan pengaruh baik pada
kepribadian di masa dewasanya.
2.
Bagi para ayah, hendaknya memperhatikan, mendukung, menafkahi, dan
melayani istrinya dengan baik sesuai kebutuhannya, terutama saat istrinya
menyusui, agar istri dapat menyusui serta merawat anaknya dengan baik.
3.
Bagi para anak, hendaknya selalu berbakti kepada orang tua,
terutama ibu yang telah merawat kita sejak kita berada di dalam kandungan
sampai dewasa, serta telah memberi kita Air Susu Ibu (ASI) sebagai asupan kita
saat kita masih bayi, sehingga kita mendapatkan kesehatan jasmani, rohani, dan
mental dalam nikmat kehidupan yang Allah berikan sampai sekarang.
4.
Bagi para penyuluh, pembina, dan petugas kesehatan, hendaknya
selalu memotivasi dan membimbing para ibu untuk dapat menyusui serta merawat
bayinya dengan tata cara yang baik dan benar agar dapat menciptakan generasi
bangsa yang sehat jasmani dan rohani, atau fisik dan mental.
C.
Kata Penutup
Puji syukur ke hadirat Allah swt, yang dengan petunjuk dan
pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
“Pemenuhan ASI Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak (Kajian Al Qur’an Surat Al
Baqarah Ayat 233)” ini.
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan yang penulis miliki
bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan sehingga menjadikan skripsi ini masih jauh darikesempurnaan.Oleh
karena itu, penulis mengharap adanya koreksi dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihakyang membaca.
Akhirnya, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat sebagai penambah khasanah keilmuan terutama dalam bidang kesehatan, agama, psikologi, dan pendidikan.Dan
semoga Allah swt selalu memberikan berkah kepada umat manusia yang selalu mau
belajar.Amiin yaa Rabbal’aalamiin.
[1]
Departemen Agama RI, Mushaf Al Qur’an Terjemah, Al Huda (Kelompok Gema Insani),
Depok, 2002, hal. 38.
[2] Eny
Retna Ambarwati, dkk., Asuhan Kebidanan “Nifas”, Mitra Cendikia Press,
Yogyakarta, 2009, hal. 6.
[4]
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Tafsirnya, Departemen Agama RI,
Jakarta, 2009, hal. 344.
[5]Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi
Pertama), Perum Balai Pustaka, Jakarta, 1988, hal. 104.
[7]
Drs. H. M. Suyuthi Ali, M.Ag.,Metodologi Penelitian Agama, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hal. 64.
[8] M.
Deden Ridwan, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam; Tinjauan Antara Disiplin
Ilmu, Nuansa, Bandung, 2001, hal. 246.
[9]Drs.
Amirul Hadi, dkk, Metodologi Penelitian Pendidikan, Pustaka Setia,
Bandung, 1998, hal. 175.
[10] Dr.
Zaidan Abdul Baqi, Sukses Keluarga Mendidik Balita, Pena Pundi Aksara,
Jakarta, 2005, hal. 141.
[11]
Weni Kristiyansari, S.Kep, ASI, Menyusui, dan Sadari, Nuha Medika,
Yogyakarta, 2009, hal. 9.
[12]Dr.
Sukwan Handali, Menolong Ibu Menyusui (oleh F Savage King), Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1991, hal. 23-24.
[13]E.
Koswara, Teori-teori Kepribadian, Eresco, Bandung, 1991, hal. 10.
[15]Drs.
Agus Sujanto, dkk, Psikologi Kepribadian, Bumi Aksara, Jakarta, 2001,
hal. 12.
[18]
Jalaludin Rahmat, Psikologi Agama, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000,
hal. 155.
[19] M.
Utsman Najadi, Al Qur’an dan Ilmu Jiwa, Pustaka, Bandung, 2000, hal.
158-159.
[22]
Drs. Bambang Syamsul Arifin, M.Si, Psikologi Agama, Pustaka Setia,
Bandung, 2008, hal. 60.
[25]http://jonri-askep.blogspot.com/2012/03/bounding-attachment.html
[26]Abu
An’im, Sang Pangeran Nahwu Al Ajurumiyyah, Mu’jizat Group, Kediri, 2009,
hal. 242-243.
[27] Abu
An’im, Ibid, hal. 181.
[28] Abu
An’im, Ibid, hal. 79.
[29] Abu
An’im, Ibid, hal. 283.
[31] Abu
An’im, Ibid, hal. 231.
[32] M.
Sholihuddin Shofwan, Pengantar Al Qowa’id Ash Shorfiyyah Juz Awwal,
Darul Hikmah, Jombang, 2000, hal. 6.
[33]
Ahmad Syadaly, Ulumul Qur’an I, Pustaka Setia, Bandung, 2000, hal. 90.
[34]
K.H.Q. Shaleh, dkk, Asbabun Nuzul Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-ayat
Al Qur’an, CV Penerbit Diponegoro, Bandung, 2000, hal. 81-82.
[35]
Ramli Abdul Wahid, Ulumul Qur’an I, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2002, hal. 91.
[36]
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an I, Dunia Ilmu, Surabaya, 2001, hal. 154.
[37]Ramli
Abdul Wahid, Op Cit, hal. 91.
[38] Dr.
Usman, M.Ag, Ulumul Qur’an, Teras, Yogyakarta, 2009, hal. 163.
[39]
Prof. DR. Teungku Muhammad Hasbi ash Shiddieqy, Tafsir Al Qur’anul Majid An
Nuur Jilid 1, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2000, hal. 402-403.
[40] M.
Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah Volume 1, Lentera Hati, Jakarta, 2007,
hal. 503-504.
[41]Sayyid
Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid 1, Gema Insani, Jakarta, 2008,
hal. 301-302.
[42]
Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al Maragi, Toha Putra, Semarang, 1992,
hal. 318-320.
No comments:
Post a Comment