CONTOH ISI PROPOSAL SKRIPSI
JUDUL: PEMENUHAN ASI TERHADAP
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK (KAJIAN AYAT AL QUR’AN SURAT AL BAQARAH: 233)
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini jarang kita jumpai para ibu yang menyusui anaknya genap
selama dua tahun. Kebanyakan dari para ibu sudah menyapih (menghentikan masa
penyusuan ASI) anaknya sebelum anaknya genap berumur dua tahun. Mereka lebih
memilih memberikan susu sapi atau susu instant lain untuk mencukupi
asupan gizi balitanya. Entah karena alasan kesibukan sang ibu atau malah karena
sudah ada susulan janin dalam rahim ibu yang membuat tidak ada kemungkinan lagi bagi ibu untuk menyusui balitanya dengan ASInya.
sudah ada susulan janin dalam rahim ibu yang membuat tidak ada kemungkinan lagi bagi ibu untuk menyusui balitanya dengan ASInya.
Dengan apa yang telah para ibu pilih untuk memberikan asupan pada
balitanya tersebut, apakah para ibu tidak memperhatikan tujuan dan manfaat
pemberian ASI terhadap balita?
Padahal anjuran untuk menyusui anak (dengan ASI) selama
sekurang-kurangnya dua tahun telah difirmankan oleh Allah swt yang tertera
dalam kitab pedoman hidup umat Islam, Al Qur’an, pada surat Al Baqarah ayat
233, sebagai berikut:
ßNºt$Î!ºuqø9$#ur z`÷èÅÊöã £`èdy»s9÷rr& Èû÷,s!öqym Èû÷ün=ÏB%x. ( ô`yJÏ9 y#ur& br& ¨LÉêã sptã$|ʧ9$# 4 .... ÇËÌÌÈ
Artinya:
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.[1]
Walaupun dalam firmanNya Allah swt tidak mewajibkan para ibu untuk
menyusui anaknya selama dua tahun penuh dan bahkan memperbolehkan menyusukan
anaknya kepada orang lain, akan tetapi dalam ayat tersebut juga disebutkan
bahwa kesempurnaan menyusui anak (dengan ASI) itu selama dua tahun penuh.
Selain anjuran dalam firman Allah swt tersebut di atas, dalam ilmu
kesehatan dan psikologi juga telah dirumuskan bahwa menyusui anak selama dua
tahun memiliki manfaat tersendiri dibandingkan dengan menyusui anak selama
kurang dari dua tahun.
Dalam ilmu kesehatan, salah satu manfaat pemberian ASI kepada anak
sampai dua tahun secara baik dan benar dapat memberikan kekebalan tubuh kepada
anak secara alami.[2]
Sedangkan dari aspek psikologi, pemberian ASI dapat membantu anak
untuk memulai kehidupan dan mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial
yang lebih baik.[3]
Dari situ kita bisa melihat bahwa ada keterkaitan antara firman
Allah swt dengan tinjauan kesehatan dan psikologi tentang anjuran menyusui
selama sekurang-kurangnya dua tahun tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, penulis terinspirasi untuk meneliti
efektivitas masa menyusui selama sekurang-kurangnya dua tahun terhadap
pembentukan jati diri anak melalui cara mengaitkan perspektif Islam dari
kandungan surat Al Baqarah ayat 233 dengan tinjauan kesehatan dan psikologis
yang akan dituangkan dalam skripsi berjudul “Pemenuhan ASI Terhadap Pembentukan
Kepribadian Anak (Kajian Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233)”
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Untuk mendapatkan jawaban yang jelas, penulis membatasi diri dalam
mengkaji judul yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah. Oleh karena
itu, diperlukan identifikasi masalah sebagai berikut.
1.
Mengapa pada zaman sekarang para ibu banyak yang tidak menyusui
anaknya sampai anaknya genap berusia dua tahun padahal Allah telah berfirman
bahwa menyusui anak sampai genap berusia dua tahun itu lebih sempurna?
2.
Apa saja kandungan yang ada di dalam ASI yang sangat bermanfaat dan
berpengaruh terhadap kesehatan tubuh bayi?
3.
Bagaimana hubungan antara pemberian ASI terhadap pembentukan
kepribadian anak?
4.
Bagaimana kandungan tersirat dari isi ayat 233 Al Qur’an surat Al
Baqarah?
C.
PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian terhadap judul di atas,
maka penulis berusaha menjelaskan beberapa istilah yang terkandung dalam judul
tersebut, sebagai berikut.
1.
Pemenuhan
Pemenuhan berarti proses, cara, dan perbuatan memenuhi.
2. ASI
ASI merupakan singkatan dari Air Susu Ibu. ASI diciptakan sebagai
asupan yang paling sempurna untuk bayi, terutama setelah melahirkan karena ASI
mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh bayi yang tidak terdapat di dalam
nutrisi lainnya. ASI juga akan memberikan kekebalan (imun) kepada bayi.[4]
3. Pembentukan
Pembentukan adalah proses, cara, perbuatan membentuk.[5]
4.
Kepribadian
Kepribadian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sifat hakiki
yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari
orang atau bangsa lain.[6]
5. Al Qur’an Surah
Al Baqarah: 233
Surat Al Baqarah ayat 233 adalah sebuah ayat dalam kitab Al Qur’an
juz 2 yang berisi tentang hukum susuan bagi orang tua untuk anaknya.
D.
PERUMUSAN MASALAH
Untuk memudahkan penulis dalam menyusun pembahasan dalam skripsi
ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana pengaruh pemenuhan ASI terhadap pembentukan kepribadian
anak?
2.
Bagaimana efektivitas pemenuhan ASI menurut perspektif Islam sesuai
Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233?
E.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemenuhan ASI terhadap
pembentukan kepribadian anak.
2.
Untuk mengetahui bagaimana efektivitas pemenuhan ASI menurut
perspektif Islam sesuai Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233.
F.
MANFAAT PENELITIAN
Sesuai
dengan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
1. Secara Teoritis
a. Diharapkan dapat dijadikan informasi
mengenai efektivitas masa menyusui selama sekurang-kurangnya dua tahun terhadap
pembentukan jati diri anak.
b. Penelitian ini bermanfaat menambah ilmu
pengetahuan, khususnya tentang adanya keterkaitan antara firman Allah swt dalam
kitab suci Al Qur’an dengan ilmu kesehatan dan psikologi.
2. Secara Praktis
a. Sebagai khasanah keilmuan dan menambah
referensi, baik bagi penulis maupun bagi pembaca, khususnya bagi para ibu,
dapat menambah wawasan pengetahuan tentang efektivitas masa menyusui selama
sekurang-kurangnya dua tahun terhadap pembentukan jati diri anak, sehingga bagi
kaum wanita nantinya dapat termotivasi untuk memilih sesuatu yang lebih baik
dan lebih bermanfaat, lebih-lebih sesuatu yang telah dianjurkan oleh Allah swt
untuk menyusui bayinya secara sempurna selama sekurang-kurangnya dua tahun.
b. Sebagai acuan pelaksanaan penelitian
sejenis pada waktu yang akan datang.
G. KAJIAN TEORI
1.
Pemberian
ASI kepada bayi
Dalam
ilmu kesehatan, pemberian ASI kepada bayi biasa disebut dengan laktasi. Akan
tetapi laktasi bukan hanya berarti proses pemberian ASI kepada bayi, laktasi
merupakan keseluruhan proses menyusui, mulai dari ASI diproduksi sampai proses
bayi menghisap dan menelan ASI. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan
pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur dua
tahun secara baik dan benar.
Menyusui
bayi adalah tindakan yang sangat baik dilakukan oleh para ibu dalam memberi
gizi sekaligus kasih sayang. Bahkan, ilmu kesehatan modern sekalipun telah
menegaskan bahwa susu yang paling aman, sehat, mudah, serta baik untuk bayi
adalah air susu ibu (ASI). Keberadaan ASI bagi bayi tidak hanya sebagai makanan
tetapi juga merupakan obat karena di dalam ASI terkandung zat alamiah untuk
kekebalan tubuh bayi, sehingga bisa membekali bayi dalam menghadapi serangan penyakit.[7]
Dalam
literatur lain juga disebutkan bahwa dengan kandungan ASI yang penuh gizi, ASI
dapat bermanfaat bagi kesehatan bayi, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. ASI dapat melindungi bayi dari infeksi
karena dapat dipastikan bahwa ASI bersih dan bebas dari bakteri; ASI mengandung
antibodi (zat kekebalan tubuh) imunoglobulin terhadap banyak
infeksi; ASI mengandung sel darah putih (leukosit) hidup yang membantu
memerangi infeksi; ASI mengandung zat faktor bifidus yang membantu
bakteri Lactobacillus bifidus tumbuh dalam usus halus bayi yang bakteri
tersebut dapat mencegah bakteri berbahaya lainnya tumbuh dan menyebabkan diare;
ASI juga mengandung laktoferin yang mengikat zat besi dan dapat mencegah
pertumbuhan beberapa bakteri berbahaya yang membutuhka zat besi.[8]
b. ASI mengandung enzim lipase yang
mecerna lemak sehingga ASI lebih cepat dan mudah dicerna, dan bayi terhindar
dari sembelit.[9]
Selain
menjadi asupan yang paling sempurna bagi bayi, dengan menyusui bayi, maka bayi
akan merasa tenang, tentram, dan terlindungi karena terdapat hubungan
mental-emosional antara bayi dengan ibunya. Apalagi saat menyusui, ibu sambil
membelai, bersenandung, ataupun berdzikir dan berdoa. Karena dengan demikian
bayi akan memperoleh security feeling dan basic trust dari
seorang ibu, yaitu kondisi yang sangat vital bagi perkembangan jiwa bayi kelak
di kemudian hari. Reaksi psikologis akan berbeda manakala seorang ibu dalam
menyusui bayinya itu dengan rasa jengkel, marah, serta tidak ikhlas, maka bayi
pun akan rewel, menangis, serta menolak untuk menyusu. Jadi, kondisi
mental-emosional ibu sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa bayi.[10]
2. Pembentukan Kepribadian Anak
Perkembangan
atau pembentukan kepribadian anak tidaklah terjadi dengan begitu saja,
melainkan merupakan perpaduan (interaksi) antara faktor-faktor konstitusi
biologi, psiko-edukatif, psiko-sosial, dan spiritual. Peran orang tua amat
penting pada faktor ini. Anak akan tumbuh kembang dengan baik dan memiliki
kepribadian yang matang apabila ia diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan
keluarga yang sehat dan bahagia.[11]
Khususnya
untuk anak usia 0-2 tahun, salah satu cara mengasuh dalam rangka pembentukan
kepribadian anak tersebut adalah dengan menyusuinya sampai anak genap berusia
dua tahun. Hal ini dikarenakan dalam proses menyusui terdapat hubungan
mental-emosional yang baik antara ibu dan anak, serta ibu dapat memberikan
ketentraman dan rasa aman terhadap anak, sehingga anak dapat merasakan hidup di
dalam keluarga yang bahagia dan memiliki tubuh sehat melalui kandungan gizi
dalam ASI.
3.
Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 233 tentang ASI
Masa menyusui yang sempurna selama dua tahun dalam perspektif Islam
di sini berdasarkan sumber dari sebuah ayat Al Qur’an yang merupakan pedoman
hidup bagi umat Islam. Ayat tersebut adalah ayat ke 233 dari surat Al Baqarah,
yang berbunyi:
ßNºt$Î!ºuqø9$#ur z`÷èÅÊöã £`èdy»s9÷rr& Èû÷,s!öqym Èû÷ün=ÏB%x. ( ô`yJÏ9 y#ur& br& ¨LÉêã sptã$|ʧ9$# 4 n?tãur Ïqä9öqpRùQ$# ¼ã&s! £`ßgè%øÍ £`åkèEuqó¡Ï.ur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ 4 .... ÇËÌÌÈ
Artinya:
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.
Diperintahkan
kepada kaum ibu, baik yang masih berfungsi sebagai istri maupun yang dalam
keadaan tertalak untuk menyusui anak-anak mereka selama dua tahun penuh jika
ingin penyusuan yang sempurna. Tetapi dalam kalimat selanjutnya dijelaskan
bahwa diperbolehkan menyusui kurang dari masa itu jika kedua orang tua
memandang adanya kemaslahatan, dan dalam hal ini, persoalannya diserahkan
kepada kebijaksanaan mereka berdua.
Adapun
sebab diwajibkannya menyusui anak bagi ibu, karena ASI merupakan susu terbaik,
sebagaimana telah diakui oleh para dokter. Bayi yang masih dalam kandungan
ditumbuhkan dengan darah ibunya, dan setelah ia lahir, darah tersebut berubah
menjadi susu yang merupakan makanan utama bagi bayi, karena ia sudah terpisah
dari kandungan ibunya. Hanya ASI yang paling cocok dan paling sesuai dengan
perkembangannya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan bahwa ia akan terserang
penyakit atau cidera disebabkan oleh ASI, tetapi sebaliknya, ASI akan membuatnya
lebih sehat dan lebih baik.
Apabila
penyusuan seorang bayi diserahkan kepada perempuan lain karena ibunya
berhalangan atau dalam keadaan darurat, maka perempuan tersebut harus
diselidiki terlebih dahulu dalam hal kesehatan dan akhlaknya. Sebab, ASI
terbuat dari darah, kemudian dihisap oleh bayi dan tumbuh di dalam tubuh bayi
menjadi daging dan tulang. Dengan demikian, maka bayi tersebut telah
mendapatkan pengaruh dari perempuan yang menyusuinya, baik dalam hal kesehatan
maupun karakternya. Bahkan terkadang pengaruh kejiwaan dan kecerdasan akal
lebih besar daripada pengaruh yang bersifat jasmaniyah, meskipun pengaruh suara
juga dapat membekas pada diri bayi.
Sedangkan
hikmah ditetapkannya masa menyusui selama dua tahun ini ialah agar kepentingan
bayi benar-benar diperhatikan karena ASI merupakan makanan utama bagi bayi dan ia
sangat memerlukan perawatan yang seksama dan tidak mungkin dilakukan oleh orang
lain kecuali ibunya sendiri.
Dari
tafsir ayat tersebut, telah dijelaskan bahwa orang tua diperbolehkan untuk
menyusukan anaknya kepada orang lain apabila sang ibu tidak kuasa menyusui
anaknya dan orang tua juga tidak berdosa dan diperbolehkan untuk menyapih
penyusuan anaknya sebelum mencapai dua tahun. Akan tetapi di awal ayat juga
telah disebutkan bahwa menyusui anak sampai anak genap berusia dua tahun akan
lebih sempurna.
Dalam
sumber yang lain juga disebutkan bahwa penyusuan memegang peranan yang amat
besar dalam mengembangkan fisik, emosi, dan kognisi anak.[12]
H. METODE
PENELITIAN
Dalam penyusunan skripsi nantinya, penulis menggunakan beberapa
metode penelitian, baik untuk memperoleh data maupun menganalisis data-data
yang telah diperoleh, antara lain:
1.
Jenis Penelitian
Dalam penyusunan skripsi nanti, penulis sepenuhnya menggunakan
metode library research atau menggunakan riset kepustakaan. Artinya,
penelitian yang mengupayakan penelusuran literatur yang ada dan menelaahnya
secara teliti untuk memperoleh sumber-sumber yang berkenaan dengan objek
kajian.
2.
Sumber Data
Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder, sebagai berikut:
a.
Sumber data primer, yaitu sumber yang memberikan data secara
langsung.[13]
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, sumber data primer yang digunakan oleh
penulis adalah kitab tafsir Al Qur’an.
b.
Sumber data sekunder, yaitu sumber yang sifatnya membantu sumber
primer yang ada,[14]
yang merupakan data penunjang yang dijadikan alat bantu dalam menganalisis
permasalahan yang ada. Dalam kaitannya dengan hal ini, sumber sekunder yang
penulis gunakan adalah berbagai buku yang relevan dengan judul, juga data dari internet.
3.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, di antaranya:
a.
Buku Kepustakaan (library research)
Pengumpulan data dari buku-buku, baik primer maupun sekunder,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dengan judul.
2)
Menganalisis data-data yang ada, yang berkaitan dengan materi.
3)
Mengomparasikan
data-data yang telah ada.
4)
Memilih
dari semua data-data yang telah dikomparasikan.
5)
Mengombinasi
data-data yang ada.
6)
Menyimpulkan
data-data yang telah terkombinasi.
b.
Penelusuran melalui data online
Penelusuran melalui data online yang dimaksud di sini adalah
penelusuran informasi yang berkaitan dengan materi, yang dilakukan melalui
dunia maya, yaitu internet. Penulis menggunakan penulusuran melalui
dunia maya sebagai salah satu metode pengumpulan data karena dunia maya (internet)
dapat membantu menemukan informasi secara up to date.
4.
Metode Analisa Data
Karena skripsi yang akan penulis susun merupakan sebuah kajian
literatur, maka penulis menggunakan analisis:
a. Kualitatif
induktif, yaitu metode yang penulis gunakan untuk mengambil suatu kesimpulan
dari analisis berbagai literatur dan sumber yang relevan dengan skripsi, dengan
cara membaca, menganalisis, dan menyimpulkan data dari yang bersifat umum
kepada kesimpulan yang bersifat khusus.
b. Analisis isi (content
analysis), merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan
dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis
perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. Metode ini
dapat dipakai untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, seperti pada surat
kabar, buku, film, kitab, peraturan perundang-undangan, dan lain sebagainya.[15]
I. RANCANGAN DAFTAR ISI SKRIPSI
HALAMAN
JUDUL
HALAMAN
NOTA PEMBIMBING
HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN
MOTTO
HALAMAN
PERSEMBAHAN
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Identifikasi Masalah
C.
Penegasan Istilah
D.
Perumusan Masalah
E.
Tujuan Penelitian
F.
Manfaat Penelitian
G.
Metode Penelitian
1.
Jenis Penelitian
2.
Sumber Data
3.
Pengumpulan Data
4.
Metode Analisis Data
H.
Sistematika Penulisan Skripsi
BAB II PEMENUHAN ASI
DAN KEPRIBADIAN ANAK
A.
Air Susu Ibu (ASI)
1.
Pengertian ASI
2.
Kandungan Zat Dalam ASI
3.
Cara Menyusui yang Baik Menurut Kesehatan dan Psikologi
4.
Manfaat Menyusui Menurut Kesehatan dan Psikologi
B.
Kepribadian Anak
1.
Pengertian Kepribadian
2.
Macam-macam Kepribadian Anak
3.
Perkembangan Kepribadian Anak
4.
Pembentukan Kepribadian Anak
BAB III PEMENUHAN ASI
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK (KAJIAN AYAT AL QUR’AN SURAT AL BAQARAH:
233)
A.
Teks Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233 dan Terjemahannya
B.
Makna Mufrodat dan Tarkib Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233
C.
Asbabun Nuzul Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233
D.
Munasabatul Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233
E.
Pendapat Para Mufasir Tentang Ayat Al Qur’an Surat Al Baqarah: 233
BAB IV ANALISIS PEMENUHAN
ASI TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK MENURUT AYAT AL QUR’AN SURAT AL
BAQARAH: 233
A.
Pengaruh Pemenuhan ASI Terhadap Pembentukan Kepribadian
Anak
B.
Efektivitas Pemenuhan ASI Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Berdasarkan Ayat Al
Qur’an Surat Al Baqarah: 233
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran-Saran
C.
Kata Penutup
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DATAR
RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR PUSTAKA
Amirul Hadi,
dkk. Metodologi
Penelitian Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 1998.
Anshori Umar
Sitanggal, dkk. Tafsir
Al Maragi (Ahmad Mustafa Al Maragi), CV. Toha Putra, Semarang, 1992.
Dadang Hawari,
Prof. Dr. dr. H. Al
Qur’an (Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan), PT Dana Bhakti Prima Yasa,
Yogyakarta, 1997.
Departemen Agama RI.
Al Qur’an dan Tafsirnya, Departemen Agama RI, Jakarta, 2009.
Departemen
Agama RI. Mushaf
Al Qur’an Terjemah, Al Huda (Kelompok Gema Insani), Depok, 2002.
Eny Retna
Ambarwati, dkk. Asuhan
Kebidanan “Nifas”, Mitra Cendikia Press, Yogyakarta, 2009.
Gempur Santoso. Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta, 2007.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (Edisi Pertama), Perum Balai Pustaka, Jakarta, 1988.
Jaudah Muhammad
Awwad Mendidik
Anak Secara Islam, Gema Insani, Jakarta, 2005.
Lexy J Moleong,
Prof. dr. M.A. Metodologi
Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008.
Moh Nadzir. Metode
Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988.
M. Suyuthi Ali,
Drs. H. M.Ag. Metodologi
Penelitian Agama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
M. Deden
Ridwan. Tradisi
Baru Penelitian Agama Islam; Tinjauan Antara Disiplin Ilmu, Nuansa,
Bandung, 2001.
Pius A
Partanto, dkk. Kamus
Ilmiah Populer (Edisi Revisi VI), Arkola, Surabaya, 2001.
Rahmat ST. Konsep
Jati Diri Dalam Islam, Wawasan Islam, dari: http://www.motivasi_islami.com/konsep-jati-diri-dalam-islam/ diambil tanggal
29 November 2012.
Saifudin Awar. Metode
Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005.
Suharsimi
Arikunto. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI), Rineka Cipta,
Jakarta, 2006.
Sukman Handali,
Dr. Menolong
Ibu Menyusui (F. Savange King), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991.
Sumadi Surya
Brata. Metodologi
Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.
Susiati
Puspitasari. Tips
Soal ASI dan Menyusui (Jane Chumbley), Erlangga, Jakarta, 2010.
Sutrisno Hadi,
M.A. Metodologi
Research (Jilid 1), Andi Offset, Yogyakarta, 2001.
S Margono. Metodologi
Penelitian Pendidikan Komponen MKDK, Rineka Cipta, Jakarta, 2007.
Weni
Kristiyansari, S.Kep. ASI,
Menyusui, & Sadari, Nuha Medika, Yogyakarta, 2009.
Wiji Hidayati,
Dra. M.Ag. Psikologi
Perkembangan, Teras, Yogyakarta, 2008.
Zaidan
Abdul Baqi, Dr. Sukses
Keluarga Mendidik Balita, Pena Pundi Aksara, Jakarta, 2005.
[1] Departemen
Agama RI, Mushaf Al Qur’an Terjemah, Al Huda (Kelompok Gema Insani), Depok,
2002, hal. 38.
[2] Eny Retna
Ambarwati, dkk., Asuhan Kebidanan “Nifas”, Mitra Cendikia Press, Yogyakarta,
2009, hal. 6.
[3] Ibid, hal.
19.
[4] Departemen
Agama RI, Al Qur’an dan Tafsirnya, Departemen Agama RI, Jakarta, 2009,
hal. 344.
[5] Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi
Pertama), Perum Balai Pustaka, Jakarta, 1988, hal. 104.
[6] Ibid, hal.
701.
[7] Dr. Zaidan
Abdul Baqi, Sukses Keluarga Mendidik Balita, Pena Pundi Aksara, Jakarta,
2005, hal. 141.
[8] Ibid,
hal. 24.
[9] Ibid,
hal. 24-25.
[10] Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Al Qur’an (Ilmu Kedokteran Jiwa
dan Kesehatan), PT Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1997, hal. 201.
[11] Ibid,
hal. 214.
[13] Drs. H. M.
Suyuthi Ali, M.Ag., Metodologi Penelitian Agama, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2002, hal. 64.
[14] M. Deden
Ridwan, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam; Tinjauan Antara Disiplin Ilmu,
Nuansa, Bandung, 2001, hal. 246.
[15] Drs. Amirul
Hadi, dkk, Metodologi Penelitian Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung,
1998, hal. 175.
Bismillahirrohmanirrohim, ya Allah lancarkanlah saudaraku ini dalam munaqosah skripsi nanti... Aamiin . arin sukses ya ^_^
ReplyDelete